Rabu, 30 Juni 2010

kehebatan otak tangah


kehebatan otak tangah


1.KEHEBATAN OTAK TEGAHbagian otak anda

bagian otak anda

bapak2 n ibu2 pernah liat ga anak-anak ini adalah berjalan dengan mata ditutup, tanpa menabrak? padahal di depannya udah dikasi macem2 halangan, ya kalo kita yang lewat mah pasti nabrak.. hahaha. anak ini dapat menghindari rintangan tersebut tanpa menyentuhnya. bahkan anak ini dapat mengenali ayahnya diantara kerumunan orang-tua lainnya, tanpa menyentuh dan mendengar suaranya.

Pada tingkatan yang lebih gile lagi seorang anak dapat ‘melihat’ benda dibalik tembok atau didalam kotak. Ia bahkan dia dapat menghitung uang yang terdapat dalam dompet seeorang di hadapannya tanpa orang tersebut mengeluarkan dompetnya. lebih edannya lagi Jika seorang anak rajin melatih fungsi otak tengahnya bahkan dia dapat membaca dokumen yang terletak dalam posisi tertutup.

Kemampuan prediksi (memperkirakan apa yang akan terjadi beberapa saat kemudian) adalah kemampuan yang lebih tinggi yang dapat di miliki oleh seorang anak. Seorang anak yang telah lebih hebat lagi dapat ‘menduga’ kartu apa yang akan muncul pada saat orang tersebut masih mengocok kartunya. Begitu selesai mengocok, dan memilih sebuah kartu, orang tersebut mengambil sebuah kartu yang ternyata tepat seperti ‘dugaan’ sang anak tersebut.

pasti bapak ibu menduha hal ini mah ada yang magis atau berbau supranatural.padahal ini semua hanya memaksimalkan kemampuan otak tengah.Aktivasi otak tengah dilakukan dengan secara ilmiah. Aktivasi otak tengah ini banyak mempergunakan gelombang otak Alpha. Gelombang otak Alpha di buktikan secara ilmiah adalah gelombang otak yang muncul dominan pada saat kita dalam keadaan relax dan paling kreatif. Gelombang otak ini biasanya dominan pada saat kita bangun tidur, atau dalam keadaan relax di toilet, atau bahkan sedang berendam air panas di bathtub. Tidak heran mengapa Archimedes menemukan hukum Achimedes pada saat dia mandi. (kalo kita mah mandi pasti nyanyi2, kalo arcimides mah nemuin hukum gravitasi, LOL)

Aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. Teori penggunaan otak tengah sebenarnya telah banyak dilakukan pada banyak negara negara di Asia terutama Jepang. Jepang telah lama melakukan praktek aktivasi otak tengah pada anak-anak.Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengah akan memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak yang otak tengahnya belum di aktivasi.

Kegiatan dengan mata tertutup adalah suatu kegiatan yang paling nyata dapat dilihat. Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengahnya (Mid Brain Activated) dapat mempunyai kemampuan luar biasa. Kemampuan ini bahkan sering kali dipertontonkan secara menakjubkan dalam program hiburan sulap. Setelah melihat kemampuan anak yang telah diaktivasi, sebagian besar acara pertandingan sulap di The Master menjadi kurang menarik. Karena hal ini dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak polos yang hanya mengikuti training aktivasi otak tengah selama 2 hari. Kemampuan dasar yang dapat dilakukan adalah ‘melihat’ kartu dengan mata ditutup (blind fold). Christofle (9 thn) misalnya, setelah mengikuti training aktivasi otak tengah, dapat mengurutkan seluruh kartu remi sesuai dengan angka, warna dan bentuk gambar kartu dengan mata tertutup. Ia dapat mempergunakan indra raba untuk melihat pola dan warna lengkap dengan angka hanya dengan penglihatan kulit (Skin Vision).

Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang otak yang mirip seperti radar. Hal ini membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang tersebut terletak di bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di bawah hidung.

Latihan yang teratur dapat membuat sang anak menjadi lebih kuat dan mampu melihat benda yang terletak lebih tinggi lagi. Bahkan ada beberapa anak yang dapat medeteksi sampai 360 derajat. Hal itu berarti mereka dapat mendeteksi benda yang terletak di belakang, atas dan semua arah.

Training aktivasi otak tengah telah mulai dilakukan di Indonesia. Saat ini belum banyak orang yang mengetahui keberadaan dari training ini. Training biasanya dilakukan selama 2 hari. Pada saat itu juga biasanya dilakukan training untuk para orang tua. Seperti juga bidang keahlian lainnya, orang tua berperan besar untuk dapat membantu anak mengembangkan potensi otak tengah mereka. Seorang anak dengan otak tengah yang kuat, diharapkan dapat mengembangkan otak kanan dan otak kiri secara lebih maksimal sehingga mereka dapat masuk kategori jenius. Bukan hanya dalam otak kiri (IQ, intelektual) , atau otak kanan (emosional, EQ) tetapi juga dalam ‘Loving Inteligence’. Mereka adalah individu yang seimbang dan mengasihi orang lain seperti sang pencipta mengasihi dia. Sayangnya training aktivasi otak tengah ini hanya dapat dilakukan untuk anak umur 5 – 15 tahun saja.

2.KEHEBATAN OTAK MANUSIAThis is a featured page

Benda Paling Hebat di Alam Semesta

Sadarkah Anda bahwa setiap hari, setiap saat Anda selalu membawa suatu benda yang paling hebat, paling canggih di Alam semesta ini? Benda tersebut terletak diantara telinga kanan dan kiri Anda. Ya, benda itulah adalah otak Anda!


Mengapa disebut paling hebat? Para ilmuwan sampai saat ini telah mempelajari fungsi dan potensi otak, dan setiap saat mereka selalu terkagum-kagum karena menemukan sesuatu yang baru yang sangat luarbiasa.

Bayangkan seekor lebah, makhluk yang secara demokratis memilih pemimpinnya dan melakukan pembagian kerja di kelompoknya. Mereka mampu mendeteksi perubahan cuaca, suara, bau, dan cahaya dalam waktu singkat. Kemampuan mendeteksi tersebut terintegrasi dengan pengaturan otot tubuh dalam melakukan sesuatu. Mereka belajar dari pengalaman dan menentukan cara bagaimana menghubungkan informasi yang dia dapat dengan teman-temannya. Otak lebah mengatur system control untuk memberikan reaksi yang tepat bagaimana terbang dengan arah dan kecepatan angin tertentu dan bagaiman mendarat pada tengah-tengah bunga yang bergoyang. Mereka terbang mencari madu jauh dari sarangnya, mendapatkan madu ia kembali ke sarangnya. Bagaimana dia mengetahui sarangnya? Lebah memiliki system pemandu arah di dalam otaknya. Mereka dapat mengingat lokasi sarangnya. Perhatikan sarang lebah, bentuk sarang yang luarbiasa sempurna. Tempat paling steril di dunia adalah di dalam sarang lebah. Lebah yang luar biasa itu hanya memiliki otak seukuran butiran garam. Hanya memiliki kira-kira 900 neuron. Subhanallah! Bagaimana dengan manusia yang memiliki ukuran otak 10.000.000 kali dari lebah. Kemampuan apakah yang ada pada manusia sesungguhnya? Menurut penelitian terakhir jumlah sel-sel syaraf pada manusia adalah sebanyak angka 1 dengan 80 nol di belakangnya. Ini lebih banyak dari perkiran jumlah bintang yang ada di alam semesta 1 dengan 30 angka nol di belakangnya.


Tidak ada satu SUPER-KOMPUTERpun di muka bumi yang mampu mengungguli kemampuan otak dalam memproses informasi.

Anda pernah mendengar bahwa Garry Kasparov dikalahkan oleh super computer BLUE DEEP dalam permainan catur. Apakah itu menunjukkan bahwa otak manusia telah terlampaui? SAMA SEKALI TIDAK. BLUE DEEP hanya mampu bekerja setelah diprogram atau dihidupkan programnya, dia tidak bisa bekerja sendiri. Coba saja Anda tumpahkan air ke perangkat lunaknya apakah dia mampu menghindar?

Kemampuan yang membedakan manusia adalah kemampuan mengembangkan bahasa, belajar dari pengalaman yang lalu dan belajar dari pengalaman orang lain, dan kemampuan beradaptasi dengan linkungan yang luarbiasa.


Manusia adalah makhluk yang memiliki kepandaian dan kesadaran (self-consciousness). Dengan dua hal ini manusia mampu berevolusi dan memiliki kemampuan untuk bertindak secara sadar. Perubahan bentuk fisik terjadi lambat dan terbatas. Namun perubahan dalam system syaraf dan mental terus terjadi dan sangat cepat untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan melakukan re-programing sendiri sepanjang waktu. .


3.keajaiban otak manusia

keajaiban otak manusia

Oleh:m.andri julianto

Dua tahun lalu saya ada membuat satu artikel yang berkaitan dengan Perihal Otak manusia,namun artikel itu hanya digunakan sebagai baham bacaan tambahan di Sekolah lama saya.Itupun atas permintaan dari Alumni sekolah saya,sebab saya sebenarnya pada ketika itu tidak berapa minat dalam penulisan Ilmiah tapi lebih menjurus kepada penulisan Novel kerana terlalu meminati Faisal Tehrani dan Dr HM Tuah.

Pada minggu lepasa saya balik ke rumah saya dan saya terjumpa kembali artikel yang saya tulis dua tahun dulu,erm…bagus juga kalau saya olah balik artikel ini dan pos ke dalam blog saya fakir saya.Erm…saya dah banyak mengarut ini,tanpa membuang masa lagi hayatilah artikel saya mengenai ‘KEAJAIBAN OTAK’.

Akal terletak pada otak,akal juga yang membezakan antara manusia dan binatang.Tapi tahukah anda semua bahawa otak manusia mempunyai 10 hingga 15 billion neuron.Jumlah ini melebihi 2 kali ganda seluruh penduduk Dunia!!!PELIK TAPI BENAR,eh!!Bunyinya macam rancangan PELIK TAPI BENAR yang sering keudara di siaran radio Ria,Singapura.Saya selalu mendengar siaran tersebut jika saya pulang ke Johor Bahru,seronok namun kadang-kadang menakutkan.La…..melalut lagi saya ni,meh kita merungkai keajaiban otak yang seterusnya.Disamping neuron,terdapat juga synaps didalam otak manusia.Synaps berfungsi sebagai penghubung antara neuron-neuron yang ada dalam otak manusia.Jumlah synaps itulah yang menentukan tahap kecerdasan otak kita.Jumlah synaps dalam otak kita biasanya berjumlah 10 trilion,tapi tak semuanya berfungsi dengan dengan baik dan tahukah anda 25000 neuron hanyalah sebesar hujung sebatang jarum..

Baiklah mari kita lihat apa yang ada dalam otak serta lihat dan akui –keajaiban-keajaibannya….Berat otak lebih kurang 1.5 KG iaitu 1/40 berat badan kita.Kalau anfa tak percayacuba timbang badan anda kemudian timabang kepala anda pula.(walaupun caranya macam kelakar,tapi itu satu cubaan yang baik bukan?).

Otak terbahagi kepada 3 bahagian iaitu otak Neocartex,Otak Mamalian dan otak reptilian.Pulsa saraf dalam badan manusia bergerak dengan kelajuan 0.5m sesaat ke 100m sesaat(rujukan:Heimler dan Lockard).Otak Neocartex terbahagi kepada 2 cerebrum iaitu otak kanan dan otak kiri.Otak kanan adalah otak artistic manakala otak kiri adalah otak logic.Selain daripada itu,dalam otak kita mempunyai neuron,apa itu neuron?Neuron mengandungi bahan selyang saling bersambung diantara satu sama lain untuk melakukan denyutan sadaf dan melakukan proses membuat maklumat diantara satu neuron dengan neurin yang lain.keajaiban otak ini juga telah dinyatakan oleh Allah dalam firmanNya yang bermaksud:

[32.9] Kemudian Ia menyempurnakan kejadiannya, serta meniupkan padanya: roh ciptaanNya. Dan Ia mengurniakan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (akal fikiran), (supaya kamu bersyukur, tetapi) amatlah sedikit kamu bersyukur.

Dr Roger Sperry dari Institusi Teknologi California pada tahun 1965 telah memberi teori bahawa otak kiri dan otak kanan yang dipercayai dan digunakan sehingga kini hanyalah baru menggunakan 10% daripada poternsi otak,lagi 90% menunggu untuk dikembangkan.Saya nak bertanya pada anda semua bagaimanakah kalau kita semua dapat menggunakan keseluruhan potensi kita??Dan adakah ia mustahil untuk direalitikan?Saya secara peribadi mengatakan tidak mustahil kita boleh mencapai tahap sedemikian,tapi persoalannya disini ialah bila dan siapa yang layak jadi sepintar itu?Anda?Jika anda mengatakan anda boleh maka dalam diri anda mempunyai potensi dan motivasi untuk menggapai kemustahilan itu.

Selain dari itu,otak juga boleh dikembangkan melalui ransangan bersepadu otak yang menyeluruh.Analoginya begini:Apabila kita melihat rakan kita makan aiskrim dengan selera sekali hingga menjilat-jilat jari pasti minda dan nafsu kita akan teransang untuk membelinya,walaupun kita tidak mencukupi wang untuk membelinya.Betul tak?

Otak juga begitu,otak perlukan ransangan untuk dikembangkan.Anda semua pasti tertanya-tanya bagaimana untuk meransangnya?Menurut Dr Tuah perkara ini boleh dilakukan dengan menceburi lebih dari satu bidang dalam hidup kita semua>Dan lebih baik jika bidang tersebut tidak kaitan langsung dan berbeza sekali antara satu sama lain.Misalnya jika anda mengambil course creative multimedia,cuba anda belajar/membaca subjek perubatan atau bidang agama yang berkaitan dengan hafalan atau yang berkiatan dengan penanalisaan.Jika proses ini berlangsung dengan berterusan InsyaAllah ia akan meransang otak kita.Dan perkara ini telah penulis lakukan dan Alhamdulilah ia membuahkan hasil.Pada permulaannaya anda akan berasa janggal dan membebankan minda anda,tapi anda akan merasa betapa nikmatnya jika anda dapat menguasai banyak perkara dan otak anda akan lebih kreatif dan kritis.

Didalam subjek management yang saya pelajari terdapat sub topic yang berkitan dengan pengkhususan kerja.Kesan dari pengkhususan kerja pada mulanya ia akan menyebabkan produktiviti kita meningkat tapi lama kelamaan ia akan menyebabkan produktiviti merosot.Kenapa ia merosot kerana kebosanan melakukan perkara yang sama dan disebabkan kebosanan itu kita akan melakukan sesuatu pekerjaan dengan sambil lewa.Begitu jugalah dengan otak kita,jika kita hanya menumpukan pada satu bidang/penulisan/subjek ia akan menyebabkan kita bodoh dalam bidang lain dan kita akan merasa bosan dengan apa yang kita lakukan seharian dalam hidup kita.Dan kemungkinan kita akan mengalami satu penyakit otak yang dinamakan dengan nama Alzheimer kerana membazirkan peranan otaknya yang lain.

Saya ambil contoh Profesor Dr Yusuf Al-Qaradhawi,umurnya sudah mencecah 82 tahun namun mindanya tetap berfungsi dengan baik dan semakin hebat.Mindanya seakan barang antic yang kita sedia maklum semakin lama semakin mahal harganya.Hairan bukan,bagaimana beliau boleh jadi begitu.Antara sebab paling nyata ialah beliau bukan sahaja mahir dalam bidang Agama malahan beliau juga mahir dalam bidang ekonomi(lihat Kitab Feqh Zakat),bidang perubatan(lihat fatwa beliau dalam bidang perubatan),dan beliau bukan sahaja tahu berbahasa arab tapi juga bahasa English dan sekarang pun masih tidak jemu2 menulis dalam pelbagai lapangan bidang.Boleh saya katakana bahawa beliau menggunakan seomptimum mungkin potensi minda nya dan beliau tidak berhenti untuk sentiasa berfikir.Dan kalau kita lihat didalam Quran Allah sentiasa mengingatkan kita perihal berfikir.Dan inilah yang perlu kita lakukan dalam seharian hidup kita iaitu sentiasa berfkir dan terus berfikir.

Dan akhir sekali ingin menyatakan bahawa otak adalah satu anugerah yang tidak ternilai yang dianugerahkan oleh Allah kepada hambaNYA.Dan disini juga saya menyediakan beberapa fakta sains dan kata-kata hikmah yang boleh dijadikan panduan kita semua.

  • glukosa membangkitkan 20/25 watt elektrik yang membolehkan otak kita berfungsi.Otak menggunakan 2/3 daripada keseluruhan glukosa dalam badan-[Dr Roger B Yepsen dalam bukunya “how to boots your brain power”
  • Tenaga untuk belajar terpancar melalui ketenangan,sebelum belajar letakkan minda dalam wadah bersedia dan mood yang baik dan positif.(kata-kata hkmah)
  • Otak memerlukan 20% pada jumlah oksigen yang diperlukan oleh setiap badan.Setiap 5 minit lebih kurang 1 pain darah mengalir kedalam otak.
  • The only educated man is the one who has learned how to learn.( kata-kata hkmah)

Orang yang gagal ialah orang yang tidak laksanakan sesuatu tugas dengan mengikutirancangan yang telah dirancangkannya.

*Alzheimer = penyakit nyanyuk

*sumber rujukan:
membina imaginasi cemerlang
“how to boots your brain power”
tafsir quran

KEAJAIBAN OTAK MANUSIA

Kita semua mempunyai 10 hingga 15 billion neuron di dalam otak? Jumlah yg sebegini banyak melebihi dua kali ganda seluruh penduduk dunia. Jika dikumpulkan semua otak, ciptaan yg pernah diciptakan oleh manusia sejak dulu lagi hingga kini tidaklah mencapai nisbah yg sepatutnya. Memanglah, kerana jumlah neuron tidak melambangkan kecerdikan seseorang tetapi rangkaian yg menghubungkan antara neuron dengan neuron atau dipanggil sinaps(synapses) itulah yg menentukan tahap kecerdasan tersebut. Namun, meskipun jumlah sinaps yg biasa dalam otak manusia berjumlah sekitar 10 trilion(10,000,000,000,000), tidak semuanya terguna dengan baik kerana kurangnya pengetahuan tentang peranan imaginasi merealitikan impian-impian. Dan tahukah anda, 25,000 neuron hanyalah sebesar hujung sebatang jarum.

Mewujudkan imaginasi adalah salah satu daripada peranan otak dalam aktiviti berfikir. Imaginasi yg telah wujud akan melalui beberapa lagi proses internal yg akan menggerakkan anggota-anggota manusia yg lain untuk merealitikan impian-impian yg telah digambarkan itu.

Berat otak lebih kurang 1.5kg iaitu 1/40 drpd berat badan. Ia terbahagi kepada 3 bahagian iaitu otak neocortex, otak mammalian dan otak reptilian.

Pulsa saraf di dalam badan manusia bergerak dengan kelajuan 0.5m sesaat ke 100m sesaat(Heimler & Lockard). Ia kemudian bersambung dengan cabang saraf yg disebut axon dan dendrite. Cabang saraf axon ini akan memancarkan denyutan atau pulsa elektrik untuk memberi isyarat kepada dendrite supaya otak dapat berfungsi.

Otak neocortex terbahagi kepada 2 cerebrum iaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri dikenali sebagai otak logic manakala otak kanan otak artistic.

Neuron mengandungi bahan sel yg saling bersambung di antara satu sama lain untuk melakukan denyutan saraf dan melakukan proses membuat maklumat di antara satu neuron dengan neuron yg lain.

Dr. Roger Sperry dari Institut Teknologi California pada tahun 1965 telah memberi teori otak kiri dan otak kanan yg dipercayai dan digunakan hingga kini. Dr. Roger Sperry dan Dr. Paul Maclean mendapati manusia hanya menggunakan 10% drpd potensi otak, 90% lg sentiasa menanti untuk dikembangkan.

Otak Kanan-Kreatif (Creative)

- Sintesis
- Analogi(membentuk kefahaman sesuatu konsep secara mengaitkan dengan cirri yg serupa)
- Ruang
- Intuitif(kebolehan mengetahui sesuatu dengan tidak melalui proses berfikir yg biasa/mengikut gerak hati)
- Holistik(kebolehan memahami idea secara keseluruhan)
- Bentuk / Corak / Pola / Lukisan / Rentak / Muzik / Imej / Visual / Gambar
- Imaginasi
- Kreativiti (kebolehan menyusun idea-idea dengan cara baru dan imaginative)
- Global
- Interaktif
- Gerakan / tarian
- Melihat perhubungan dan keseluruhan
- Amalan
- Serentak (kebolehan memproses lebih drpd satu jenis aktiviti minda dalam satu masa)
- Visi
- Perkongsian / Kerohanian
- Bunyi semula jadi
- Emosi(perasaan)
- Konkrit

Otak Kiri-Logik(Logic/Numerical)

- Bahasa / Lisan
- Terancang dan berstruktur
- Bukan gerakan
- Pengiraan
- Penulisan
- Melihat Bahagian-bahagian
- Teori
- Mengawal perasaan
- Analisis
- Simbolik
- Abstrak
- Sekuens (turutan)
- Rasional
- Digital
- Logik
- Fakta
- Terperinci
- Perancangan
- Prosedur
- Ulangan
- Pengelolaan
- Lelurus (linear)”

10 Fakta Kehebatan OtakJan20

Bagian mana dari tubuh Anda yang hanya 1% hingga 3% dari massa tubuh Anda, namun menggunakan 20% dari seluruh oksigen yang anda hirup? jawabannya adalah otak Anda! Berikut adalah sepuluh fakta otak.

- Otak Anda memerlukan pasokan oksigen yang terus-menerus. Setiap 10 menit hilangnya oksigen biasanya akan menyebabkan kerusakan saraf yang signifikan. Dingin dapat memperpanjang waktu ini, itulah sebabnya mengapa air dingin telah menenggelamkan korban sebagaimana nuch dihidupkan kembali setelah 40 menit – tanpa kerusakan otak.

- Otak Anda menggunakan seperlima dari seluruh darah Anda. Yang dibutuhkan untuk mengikuti tuntutan metabolik berat dari neuron. Diperlukan tidak hanya glukosa , tetapi tentu saja, oksigen.

- Otak Anda tidak merasakan sakit. Tidak ada rasa sakit saraf yang berada di dalam otak itu sendiri. Karena ini, dokter bedah saraf otak dapat memperkirakan apa yang ia rasakan ketika pasien sadar (apa yang menyenangkan!). Dengan melakukan ini, mereka dapat menggunakan umpan balik dari pasien untuk mengidentifikasi daerah-daerah penting, seperti yang digunakan untuk berbicara, atau visualisasi.

- Otak kecil dengan berat sekitar 150 gram (sedikit lebih dari lima ons). Ditemukan di sisi punggung bawah otak Anda, Anda memerlukan otak kecil untuk mempertahankan sikap, berjalan, dan untuk melakukan gerakan terkoordinasi apapun. Mungkin juga memainkan peran dalam indra penciuman Anda.

- Otak manusia beratnya rata-rata sedikit lebih dari tiga pound, atau 1,4 kilogram. Otak Albert Einstein’s mungkin lebih kecil dari otak Anda, karena ia lebih kecil dari pada rata-rata. Ada korelasi umum antara ukuran tubuh dan ukuran otak kita.

- Sebuah otak gajah besar – sekitar enam kali lebih besar dari pada otak manusia. Namun, dalam kaitannya dengan ukuran tubuh, manusia memiliki otak terbesar dari semua binatang, rata-rata sekitar 2% dari berat badan. Otak seekor kucing beratnya sekitar satu ons, sedikit lebih dari 1% dari berat badan.

- Ada sekitar 100.000 mil pembuluh darah di otak. Jika mereka mengulurkan (ada pikiran yang menyenangkan!) Mereka akan melingkari bumi lebih dari empat kali.

- Jika Anda memiliki otak dengan ukuran rata-rata, Anda memiliki sekitar 100 miliar neuron di atas sana. Anda akan bahagia tentang hal itu setelah membaca item berikutnya.

- Sekitar 85.000 neuron neokorteks hilang setiap hari di otak Anda. Untungnya, ia pergi tanpa disadari karena built-in redundancies dan fakta bahwa bahkan setelah tiga tahun ini menambah kerugian hingga kurang dari 1% dari total. Oh, dan lihat di item berikutnya.

- Penelitian terbaru membuktikan bahwa otak Anda terus memproduksi neuron baru sepanjang hidup Anda. Ini juga membuktikan bahwa ia melakukannya sebagai respons terhadap rangsangan (melakukan latihan kemampuan otak mereka). Para ilmuwan menyebutnya sebagai plastisitas otak atau saraf-plastisitas. Anda mungkin menemukan satu ini yang paling mendorong otak ini fakta. www.century21.co


BAGIAN-BAGIAN OTAK MANUSIA

Otak Depan

Bagian yang paling menonjol dari otak depan adalah otak depan, yang terdapat di bagian otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap-tiap belahan otak besar yang disebutkan di atas dibagi menjadi empat lobus yaitufrontal,pariental,okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipishkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.

Otak depan tersusun atas dua lapisan yaitu, lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.

1. Lapisan luar

Lapisan luar merupakan lapisan tipis bewarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan sel saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaanya menjadi lebih luas. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf.

2. Lapisan dalam

Lapisan dalam merupakan lapisan yang bewarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neurit

Otak depan merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir. Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak mpada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.

Area di otak depan yang juga penting adalah Hipotalamus dan Talamus. Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar otak depan dan memiliki berat beberapa miligram. Hipotalamus berperan sebagai pusat pengatur Homeostasis tubuh, misalnya berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, rasa haus, rasa lapar dan kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon dari kelenjar pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku reproduktif. Talamus terletak di sebelah atas hipotalamus, berperan sebagai stasiun relay untuk informasi sensori yang dikirim ke otak besar. Jadi, talamus akan menyeleksi dan menyalurkan implus-implus sensori yang penting menuju ke otak besar n]] pencernaan, pernafasan dan lain-lain.

  1. Lapisan mesoderm
    Disebut juga sebagai lapisan tengah. Lapisan ini akan berubah menjadi strukturkerangka dan otot.
  2. Lapisan ectoderm
    Disebut juga sebagai lapisan luar. Lapisan ini berubah menjadi permukaankulit,rambut, sistem saraf, termasuk organ persepsi atau indera.

Setelah ini berkembanglah sistem saraf pada otak dengan cara neurulation yaitu saat ectoderm melipat tubuhnya untuk membentuk tabung saraf (neural tube). Tabung saraf kemudian berdiferensiasi kembali menjadi subdivisi otak depan, otak tengah dan sumsum tulang belakang (korda spinal).

Terdapat perubahan ukuran dan kerumitan dari kebanyakan pohon-dendrit sel saraf. Perkembangan struktur otak setelah kelahiran (postnatal) dap

Otak Tengah

Otak tengah (diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak menyolok, terletak di depan otak kecil dan jembatan Varol (Pons Varolii). Bagian terbesar dari otak tengah pada sebagian besar Vertebrata adalah lobus optikus yang ukrannya berbeda-beda. Pada mamalia (termasuk manusia) terdapat korpora kuadrigemina (sebgai lobus optikus pada Vertebrata tingkatan rendah) yang berfungsi membantu koordinasi gerak mata, ukuran Pupil mata (melebar/menyempit), dan refleks pendengaran tertentu. Selain itu, otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan bagian otak depan, juga antara otak depan dan mata. Otak tengah merupakan baguan atas batang otak. Semua berkas serabut saraf yang membawa informasi sensori sebelum memasuki talamus akan melewati otak tengah

Otak belakang

Otak belakang meliputi jembatan Varol (pons Varolii), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan otak kecil (serebelum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak.

1. Jembatan varol (Pons Varolii)

Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan konteks otak besar.

2. Sum sum lanjutan (Medula Oblongata)

Sumsum lanjutan atau medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang (Medula Spinalis). Sumsum lanjutan berperan sebagai pusat pengatur pernapasan dengan cara meneruskan implus saraf yang merangsang otot antara tulang rusuk dan diafragma. Selain itu juga berperan sebgai pusat pengatur refleks fisiologi, seperti detak jantung, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip

Di antara sumsum lanjutan terdapat talamus yang terdiri atas dua tonjolan. Peranan talamus ini sebagai tempat meneruskan implus ke daerah sensori pada korteks otak besar untuk disatukan. Selain itu, talamus memiliki hubungan ke berbagai bagian otak sehiingga merupakan tempat lalu lintas implus di antara bagian-bagian otak dan srebrum.

Di sebelah anterior talamus terdapat hipotalamus yang berperan mengatur fungsi organ dalam (visceral). Hipotalamus mengatur bermacam-macam fungsi, seperti suhu tubuh, tidur, minum (rasa haus), emosi (marah, senang, gusar), serta perilaku reproduktif. Selain itu, hipotalamus juga merupakan tempat Neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada Hipofisis.

Otak Kecil

Otak kecil (Cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Perkembangan Otak Manusia

Tahapan perkembangan otak manusia mirip dengan vertebrata lainnya. Dimulai sesaat setelah konsepsi terjadi blastosis yaitu pembagian sel yang sangat cepat. Dalam hitungan hari blastosis terbagi menjadi tiga struktur lapisan yang disebut sebagai keping embrionik (the embryonic disk). Setiap lapisan kemudian akan berubah menjadi sistem organik utama yaitu :

  1. Lapisan endoderm
    Disebut juga sebagai lapisan dalam. Lapisan ini akan berubah menjadi serangkaian organ dalam seperti [[orgaat dibagi menjadi dua proses yaitu
  2. Protomap dimana perbedaan area kortikal terjadi pada awal pembentukankorteks dan disebabkan oleh faktor intrinsik, dimana aktivitasneuron tidak diperlukan.
  3. Protocortex dimana perbedaan area korteks terjadi kemudian pada perkemangan korteks dan tergantung pada faktor ekstrinsik seperti input atau masukan dari bagian lain otak maupun sistem penginderaan, oleh karenanya aktivitas neuron diperlukan. Pada orang dewasa pembagian area korteks dipengaruhi oleh informasi dari talamus dan interaksi dengan area lain di otak melalui hubungan inter-regional

Otak Manusia Yang Spektakuler

Pernahkah anda merenungkan betapa canggihnya otak anda? ada berbagai macam pendapat para ahli tentang kecanggihan otak manusia. Ada yg mengatakan bahwa Otak manusia terdiri dari kumpulan massa protoplasma yang sangat kompleks dan sel-sel otak manusia yang disebut dgn neuron dapat berkembang begitu pesat karena memiliki gen 'human accelerated region'yang sangat unik. Mengapa ada ahli yang mengatakan bhw manusia tidak memakai lebih dari 10% kemampuan otaknya, itu krn umur manusia singkat, sehingga sel-sel otak tersebut tidak lagi berkembang sesuai kapasitasnya krn mulai menurun secara bertahap menjelang usia semakin tua (degenerative cell), dan akhirnya proses regenerasi sel otak tersebut terhenti pada saat seseorang mati. Pernahkah anda merenung mengapa manusia umurnya singkat? binatang saja ada yg umurnya mencapai 400 thn spt kura-kura besar, bahkan umur gajah bisa lebih tua daripada manusia. Sayang sekali umur manusia yg notabene adalah mahluk cerdas sangat singkat, mengapa Tuhan menciptakan manusia hanya utk hidup sebentar kemudia mati? Perkembangan sel otak itu pada dasarnya dapat bersifat unlimited / tak terbatas apabila manusia hidup kekal, andaikata manusia tidak mati diumur 70 tahun (rata-rata umur hidup manusia) melainkan sanggup hidup kekal maka seluruh kemampuan otaknya akan dipakai secara maksimal dan optimal. Coba bayangkan jika manusia hidup sampai umurnya 1000 tahun saja, maka dapat dipastikan kemampuan otak manusia akan berkembang selama itu juga.

Sangat menarik, catatan kitab suci mengatakan bahwa nenek moyang manusia (Adam) sebelum dia mati, Adam mencapai umur 930 tahun. Silahkan baca - kitab Kejadian 5:5 "Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati."Analogi simple saja, seorang yg ingin meraih gelar sarjana membutuhkan waktu utk kuliah sekitar 5 tahun, melanjutkan S2 membutuhkan wkt sekitar 2 tahun lagi, dan utk meraih gelar doktor sekitar 3 tahun lagi, maka total waktu yg dibutuhkan adalah sktr 10 thn. Itu hanya utk satu bidang disiplin ilmu. Coba bayangkan kalau umur seseorang bisa mencapai 1000 tahun, maka dia bisa meraih gelar doktor untuk kira-kira 80 bidang ilmu yg berbeda. Maka bisa dibayangkan otak orang yang berumur 1000 tahun pasti akan menggunakan kemampuan otaknya lebih dari 10%. Majalah Scientific American, edisi November 2005, memuat satu artikel tentang hasil penelitian terkini mengenai kapasitas otak dalam menyimpan informasi. Artikel itu mengatakan Untuk bisa mengisi penuh "hard disk" otak maka kita harus belajar satu hal baru setiap detik selama sekitar 30 juta tahun. Bayangkan, dibutuhkan waktu sekitar 30 juta tahun untuk mengisi full memory otak manusia.

Sebagai tambahan lagi ada tiga bagian dasar Otak manusia yang seluruhnya dikenal sebagai triune brain. 1.Batang otak, 2.Sistem limbik dan 3.Neokorteks. Batang otak berfungsi sbg motorik sensorik dan mampu mengembangkan pengetahuan fisik yang berasal dari panca indra. Sistem limbik Fungsinya bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan belajar. Selain itu sistem ini mengatur pola tidur, lapar, haus, tekanan darah, jantung, gairah seksual, temperatur, kimia tubuh, metabolisme dan sistem kekebalan. Neokorteks mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran dan sensasi tubuh manusia dll.

Kesimpulan inti buat saya pribadi, tubuh manusia yg dalam topic ini membahas organ otak, benar-benar menunjukkan betapa sang pencipta manusia (Tuhan) itu maha cerdas. Tuhan telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sangat spektakuler dan luar biasa menakjubkan. Sebenarnya otak manusia tidak bisa disamakan dengan produk ciptaan orang di bumi ini seperti komputer atau apapun. Ada seorang ahli yg mengatakan bhw bahkan struktur otak seekor lalat jauh lebih rumit daripada struktur multi processor komputer yang tercanggih buatan para pakar komputer, apalagi jika dibandingkan dengan otak manusia yang berisi milyaran sel neuron, sangat jauh sekali jurang perbedaannya. Kitab Psalm / Mazmur 139:14 "Aku bersyukur kepada Tuhan oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib...." ; Ibrani 3:4 -"Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Tuhan Allah."

Budaya orang Indonesia kebanyakan tidak suka membaca dan meneliti hal-hal baru, itulah sebabnya sel-sel otak orang sedemikian tidak akan berkembang secara significant, karena sel otak sama seperti sel otot, semakin sering digunakan untuk berpikir akan semakin berkembang, dan jika jarang digunakan maka orang akan semakin lemah dan cenderung bodoh.

Itulah sebabnya betapa pentingnya membaca dan meneliti segala hal. Disamping membaca, merenungkan apa yang dibaca juga penting, karena proses merenung akan menstimulasi otak untuk berpikir tajam dengan daya pengamatan sehingga otak mampu menganalisa segala hal mengaitkannya dengan pengetahuan baru untuk mendapat suatu konsep tertentu yang akan membentuk pola berpikir seseorang.

Banyak orang yang terkurung dengan pola berpikir pragmatis, sehingga hanya mau berpikir hal-hal yang praktis saja, yang dapat langsung kelihatan hasil dari pikirannya sekarang juga dan cepat diterapkan. Sangat jarang orang yang mau membuka pikiran terhadap hal-hal baru, dan jarang juga orang yg mau berpikir hal-hal yg jauh ke depan, hal-hal yang berupa renungan, hayalan, angan-angan, atau yang tidak langsung terlihat hasilnya. Sejarah mencatat bahwa banyak penemuan-penemuan teknologi di Eropa dan Amerika berawal dari suatu hayalan belaka, namun secara berkesinambungan hayalan tersebut diteliti dan dikembangkan ke arah penerapan teknologi yg nyata.

Salah satu contoh bagaimana para ilmuwan yang berupaya menciptakan tiruan dari fungsi sel syaraf otak, yaitu pada sekitar tahun 50'an ilmuwan Hodgkin dan Huxley mengembangkan model pertama dgn mencatat sinyal-sinyal listrik otak manusia yang dipancarkan oleh sel-sel otak. Karya ini menjadi dasar bagi suatu gagasan bahwa fungsi-fungsi otak semestinya dapat disimulasikan oleh fungsi-fungsi elektronik dari suatu program komputer. Teknologi komputer yang berkembang pesat semakin membuka jalan bagi simulasi sistem pengolahan informasi otak manusia.

Begitu banyak ilmuwan yang mengkhususkan diri meneliti carakerja otak berminat membuat model cara kerja otak manusia. Minat ini didukung oleh kecanggihan komputasi komputer. Model cara kerja otak manusia ini terutama ditekankan kepada bagaimana sesungguhnya proses belajar yang dilakukan oleh otak. Berbagai model JST (Jaringan Syaraf Tiruan) berhasil dikembangkan dan pada prinsipnya teknologi itu ingin meniru kemampuan otak manusia.

Dibandingkan dengan teknologi lainnya, JST untuk beberapa bidang aplikasi jauh lebih baik. Kekuatan JST ini bisa digunakan untuk aplikasi seperti: 1) optimasi, 2) kontrol, 3) pengolahan gambar (image processing) ,4) sintesa dan pengenalan suara, 5) pengolahan bahasa alami dan 6) memodelkan kemampuan kognisi manusia. Biasanya JST dipilih bila menghadapi situasi dimana teknologi lain tidak bisa diterapkan karena data yang tidak lengkap, toleransi kesalahan yang rendah, serta rancu dan tidak beraturannya situasi. Jadi untuk situasi-situasi yang membutuhkan proses belajar, penilaian atau intelegensi dalam menghadapi keadaan yang rancu serta dinamis merupakan hal yang sangat cocok bagi penerapan teknologi JST.

Sebagai gambaran teknologi JST sudah diterapkan adalah sbb: Pengenalan huruf secara optis untuk membaca tulisan tangan, sementara untuk membaca huruf Kanji diterapkan oleh Sharp dan Mitsubishi, untuk kontrol sebuah proses misalkan banyak digunakan di pabrik baja yaitu untuk kontrol EAF. Perusahaan mobil Ford menggunakan JST untuk sistem anti lock brakes , Citibank dan American Express memakainya untuk mendeteksi pemalsuan kartu kredit VISA, Perusahan penerbangan Amerika Serikat dan Kanada menggunakannya untuk memprediksi respon pelanggan, dan masih banyak lagi bidang yang dirambah oleh JST termasuk dalam dunia forensik, astronomi, musik dan persenjataan perang.

Timbul pertanyaan renungan dari saya, seberapa banyakkah anda telah menggunakan kemampuan otak anda untuk meneliti hal-hal yang bersifat rohani dan agama, yang menyangkut kehidupan di masa depan, tentang nasib bumi ini, tentang maksud tujuan Tuhan menciptakan alam semesta ini, dan lain sebagainya. Saya melihat bhw kebanyakan orang bersifat pragmatis, lebih cenderung menggunakan otaknya untuk hal-hal yang bersifat sekuler, karena hal itu lebih nyata sehari-hari demi menunjang kehidupan dalam mencari nafkah dan demi “perut” saja.

DNA - mungkinkah terjadi secara kebetulan?

Beberapa waktu yang lalu saya mampir ke toko buku Gunung Agung di Mall Cibubur Junction untuk mencari beberapa buku finance dan computer, namun ditengah-tengah pencarian thd buku tersebut saya "nyangkut" di salah satu rak buku yg membuat saya berhenti utk membaca-baca sejenak krn menarik perhatian saya.

Salah satu buku yg sangat menarik adalah berjudul "The Divine Message of the DNA" karangan Kazuo Murakami, PhD seorang professor ahli Genetika terkemuka di dunia yg berasal dari Jepang. Professor ini adalah pemenang Max Planck Research Award (1990) dan Japan Academy Price (1996). Saya langsung membeli buku tersebut, dan baru selesai membaca seluruh isinya malam ini. Singkatnya inti dari isi buku tersebut adalah menguak misteri kerumitan dan kecanggihan DNA / kode genetika / blue print yg sangat luar biasa yg terdapat dalam sel setiap manusia dan bagaimana kita dapat mengolah gen tsb serta menyetel gen positif agar lebih dominan "on" ketimbang gen negatif, dst..dst..dst (silahkan beli sendiri bukunya utk lebih jelasnya).

Salah satu hal yg menarik adalah komentar beliau mengenai misteri kerumitan kode genetika manusia (genom) di halaman : 22, paragraf : 2, 3, 4, 5, 6 - berikut petikannya tulisan sang professor itu :

"Namun ada sebuah potongan teka-teki yg menggelitik para ilmuwan seperti diri saya. Siapakah yg pada awalnya menuliskan kode genetik yg luar biasa ini? umat manusia tentunya tidak dapat menciptakan kode genetik ini, namun apakah ini berarti bhw kode genetik terjadi secara spontan begitu saja? toh bahan-bahan baku yg diperlukan utk membentuk kehidupan banyak terdapat dalam dunia alami.

Menurut pendapat saya, kehidupan tidak mungkin merupakan hasil dari kebetulan saja. Jika hal ini benar, maka sebuah mobil seharusnya dapat merakit dirinya sendiri secara spontan asalkan seluruh onderdil yg diperlukan telah terkumpul di satu tempat. Kita tahu bahwa hal itu tidak pernah terjadi. Suatu kuasa yg lebih besar tentunya ada di belakang semua ini, sebuah kekuatan yg berada di luar pemahaman manusia.

Selama lebih dari sepuluh tahun, saya telah menyebutnya sebagai "sesuatu yg agung". saya tidak tahu pasti hal apakah sesungguhnya itu, namun tanpanya, kehidupan yg berjalan dgn mulus berdasarkan sebuah cetak biru yg luar biasa luas yg dipadatkan ke dalam sebuah sel mungil ini tidak akan dapat tercipta."

Biasanya adalah hal yg pantang bagi seorang ilmuwan kaliber dunia utk menyebut istilah "Tuhan" dalam buku-buku karya ilmiahnya, sebab para ilmuwan seolah-olah secara defacto sudah sepakat bhw segala hal yg berbau supranatural ataupun spiritual tidak bisa dicampur adukkan dalam tulisan karya ilmiah maupun penelitian science tertentu, namun Komentar Prof.Dr.Kazuo Murakami di atas tersebut bukanlah hal baru dan bukan satu-satunya komentar yg dari ilmuwan tentang adanya proses penciptaan dibalik eksistensi begitu banyaknya sistem kehidupan yg sangat luar biasa di bumi ini - Salah satunya seperti apa yg pernah dikomentari oleh Prof. Dr. Michael J. Behe, seorang proffesor biokimia dan ahli biologi molekuler.

http://en.wikipedia.org/wiki/Darwin's_Black_Box

http://en.wikipedia.org/wiki/Michael_Behe

Saya sangat heran jika ada orang yg begitu percaya ("ber-iman") terhadap teori Evolusi ataupun teori Big-Bang yg pada dasarnya berisi konsep bhw segala bentuk eksistensi yang begitu rumit dan sistematis dari mahluk hidup dan alam semesta ini terjadi hanya karena hasil kebetulan belaka. Dan beberapa ilmuwan (yg berani jujur) telah mengakui bhw sangatlah mustahil kehidupan di bumi ini dapat muncul secara kebetulan tanpa ada proses perancangan dan penciptaan. Demikian juga sangat mustahil jika alam semesta yg sangat sitematis dengan berbagai hukum alam yg seolah-olah disetel akurat dari awal dapat muncul hanya krn kecelakaan kosmik (big-bang) tanpa adanya proses perancangan yg cermat dan cerdas. Oleh karena itu dibutuhkan "iman" yg sangat kuat utk mempercayai teori-teori science tersebut, dan "iman" itu bisa melebihi iman untuk menjadi seorang ber-agama fanatik sekalipun, dengan kata lain Science dalam kadar tertentu sebenarnya bisa dikatakan sbg suatu bentuk "Agama" atau ideologi bagi penganut paham atheis.

http://rotogu.blogspot.com/2007/10/ateis-agama-suatu-perspektif.html

Uniknya Species Mahluk Hidup

Apakah spesies dari mahluk yang berbeda dapat kawin? kemudian pertanyaan berikutnya, andaikatapun bisa apakah perkawinan silang antar spesies yg berbeda tersebut dapat menghasilkan keturunan yg normal dan fertil apabila dikawinkan? bagaimana jawaban anda? YA atau TIDAK?

- Definisi point 1. para biolog menjelaskan bhw : secara definitif kategori binatang yg bisa dikatakan SATU SPESIES adalah apabila : Jantan dan betinanya bisa kawin (secara natural) atau bisa dikawinkan (perkawinan silang yg dilakukan oleh ilmuwan) dan dapat menghasilkan keturunan yang fertil atau dapat beregenerasi kembali".

- Definisii point 2. Dengan kata lain, jantan dan betina YANG BEDA SPESIES idealnya tidak bisa dikawinkan berdasarkan definisi No.1 tadi , andaikatapun bisa dipaksakan atau direkayasa oleh para ilmuwan (inseminasi paksa) maka keturunan yg dihasilkannya semestinya tidak akan normal sebagai contohnya tidak fertil. Jika ternyata spesies mahluk yg berbeda dapat menghasilkan keturunan normal dan fertil, maka Definisi point 1. menjadi SALAH atau bertentangan, tidakkah demikian?

Pertanyaan berikutnya adalah: jika ternyata perkawinan silang antar spesies bisa dilakukan katakanlah misalnya melalui suatu rekayasa biologi, apakah perkawinan silang tersebut bisa menghasilkan spesies baru yang unik dan spesifik (dalam arti berbeda jauh dengan induknya?)

Dalam hal ini para ilmuwan telah terpecah menjadi dua kubu ketika memperdebatkannya, kubu pertama adalah ilmuwan pro-evolusi dan kubu lainnya adalah ilmuwan kontra-evolusi. Ilmuwan evolusionist berteori bahwa semua spesies mahluk hidup yang ada di bumi ini berasal dari satu nenek moyang sama yang setelah melalui proses evolusi jutaan tahun telah sukses menghasilkan beragam spesies mahluk. Bagaimana hal itu telah disangkal atau dipertanyakan oleh para ilmuwan lainnya? Saya akan kutip referensi tulisan dari pendapat para ilmuwan yg kontra evolusi.

Journal ilmu pengetahuan yg berjudul On Call, terbitan 3 Juli 1972, Hal.8,9 mengatakan: para ilmuwan yang melakukan berbagai macam percobaan pembiakan silang terhadap hewan yg berbeda spesies (tapi masih dalam satu genus) pada akhirnya mendapati fakta bahwa setelah beberapa generasi, suatu titik puncak tercapai dimana tidak mungkin lagi terjadi pembentukan spesies baru yg unik dan berbeda daripada induknya.


Buku yg berjudul Molecules To Living Cells - Simple Inorganic Molecules to Complex Free Living Cells", Scientific American, Bagian 1, oleh Philip C. Hanawalt - meyatakan: Sel-sel dari liver berbagai jenis tikus tetap mempertahankan ciri-ciri jaringan organisme masing-masing spesiesnya meskipun setelah proses siklus reproduksi yang tak terhitung banyaknya.

Buku Scientific American, "The Genetic Control of the Shape of a Virus" - juga mengomentari tentang hal itu : Mahluk hidup sangat-berbeda-beda bentuknya dan unik, tetapi bentuk tersebut benar-benar tidak pernah menyimpang dalam setiap garis keturunannya (pada masing-masing spesies) : babi tetap babi, pohon ek tetap pohon ek dari generasi ke generasi, tidak pernah berubah.

The world book encyclopedia 1982 jilid 6, hal.332, mengatakan: jenis tanaman yg hidup di daerah kering memiliki gen yg bermutasi sehingga menyebabkan akar-akarnya tumbuh lebih besar dan lebih kuat dibandingkan dgn tanaman dalam spesies yg sama namun tumbuh di daerah yg banyak airnya (mutasi genetika dapat terjadi namun tetap dalam satu spesies).

Prof. DR. John N. Moore, dalam bukunya: On Crhomosomes, Mutations, and Phylofency, Hal.5 : mengatakan: Bedasarkan berbagai penelitian dan analisa yg ketat dari para ahli, setiap pernyataan "dogmatis" yang mengatakan bhw mutasi-mutasi genetis merupakan bahan mentah untuk proses evolusi yg menyangkut seleksi alam adalah cerita dongeng.

C. H. Waddington, British Embryologist dari universitas Cambridge (seorang ahli genetika), mengatakan: Teori yg menyatakan bhw mutasi genetika dapat menghasilkan proses evolusi dari satu spesies menjadi spesies yang berbeda, sama saja dgn perumpamaan seseorang yang mulai dengan empat belas baris puisi logis dalam bahasa Inggris lalu mengubah satu huruf pada setiap irama, dan kemudian hanya dgn mempertahankan hal-hal yg masih punya makna pada akhirnya akan diperoleh salah satu soneta dari Shakespeare, sungguh pemikiran yg gila, ...dia melanjutkan, saya kira kita tidak akan sebodoh itu.

Masih banyak lagi sebenarnya kutipan referensi dari para ilmuwan yg tidak setuju dgn teori evolusi, namun terlalu panjang jika saya tulis di sini. Jadi kesimpulannya, semua teori-teori "ilmiah" dari para evolutionist masih dalam ajang perdebatan hingga saat ini. Tahukah anda bahwa Para ilmuwan sedang terpecah menjadi dua kubu - ilmuwan pro-evolusi dan ilmuwan kontra-evolusi. Saya pribadi terus berupaya utk berpikiran netral sambil mengamati kedua kubu itu saling mengeluarkan teorinya, utk mempelajari mana yg sebenarnya mendekati fakta kebenaran (sejauh ini saya melihat bhw konsep evolusi tidak bisa dibuktikan, tidak faktual, tidak logis, dan tidak mendekati fakta kebenaran), sedangkan teori penciptaan yg menyatakan bhw segala mahluk hidup di bumi ini ada karena diciptakan masih jauh lebih masuk akal.
Analisis terhadap teori Evolusi dari perspektif science (segi sejarah perkembangan iptek). Penelitian lebih jauh dan analisa yang comprehensive terhadap Teori Evolusi akan bermuara pada pertanyaan yang sangat mendasar - apakah benar-benar science murni ataukah hanya suatu Hoax belaka, yang bernuansa propaganda filsafat materialism?

Sejarah singkat dan pemahaman teori evolusi
Sebenarnya Charles Darwin bukanlah orang pertama yang mempunyai gagasan tentang evolusi. Jauh sebelumnya tokoh seperti Buffon (1707-1788), Lamark (1744-1804) dan Schopenhauer (1788-1860) sering menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan adanya kemajuan dalam diri manusia. Namun demikian, nama Darwin mulai terkenal dengan teori evolusinya karena karyanya yang berjudul On the Origin of Species. Timbul pertanyaan yang sangat mendasar....apakah teori yg sudah cukup "kuno" tersebut masih uptodate hingga zaman ini? apakah teori kuno tersebut dapat bertahan menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dapat menguak lebih jauh dan lebih dalam lagi berkenaan dgn eksistensi kerumitan mahluk hidup dan asal-usulnya? apakah teori evolusi tersebut telah menjawab secara memuaskan dari segi science tentang seluruh eksistensi milyaran spesies mahluk hidup di bumi ini? Dalam buku tersebut ia berusaha memaparkan dan memberikan argumentasi bahwa makhluk hidup yang ada sekarang ini sebenarnya berasal dari satu induk yang sangat sederhana, yang berangsur-angsur mengalami perubahan menuju ke arah yang kompleks dalam proses waktu yang panjang. Setelah seratus tahun terbitnya buku Darwin , yaitu pada tahun 1959, Para ilmuwan berkumpul di Chicago, Amerika Serikat, untuk merayakan Darwin centensial (seabad Darwin ). Dalam pertemuan tersebut, lima puluh tokoh yang hadir sepakat merumuskan evolusi sebagai berikut : Evolusi adalah istilah umum yang dapat didefinisikan sebagai proses satu arah dalam waktu yang tidak dapat dibalikkan, yang selama jalannya itu menghasilkan sesuatu yang baru, keaneka-ragaman dan taraf organisasi yang lebih tinggi. Proses ini bekerja di segala sektor jagad raya yang dapat dilihat, tetapi paling dianalisis dengan sepenuhnya dalam sektor biologi. Pokok-pokok yang dipercayai sebagai bukti teori evolusi dan analisis ilmiah terhadapnya.

1. Perbandingan Anatomi
Dalam menyusun teorinya para penganut paham evolusi sering memakai perbandingan struktur organ makhluk hidup. Mereka sering memakai berbagai organ tubuh dari berbagai vertebrata misalnya anggota tubuh bagian depan manusia yang dipakai untuk memegang dibandingkan dengan organ tubuh bagian depan pada burung yang dipakai untuk terbang. Menurut mereka kedua organ tersebut asalnya sama, tetapi karena terjadi evolusi maka kedua organ tersebut menjadi berbeda dan akibatnya terjadilah perubahan adaptif yang berbeda pula sehingga fungsinya menjadi berbeda. Organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal yang sama dan kemudian mengalami perubahan struktur sehingga fungsinya berbeda disebut homolog. Homolog lain yang sering dipakai oleh para penganut paham evolusi untuk mempertahankan teori mereka adalah perbandingan struktur organ bagian depan pada anjing dan ikan. Tetapi, sekalipun terdapat persamaan struktur di antara mereka, masing-masing memiliki DNA dari spesies yang berbeda. Di dalam hukum genetika, DNA dari spesies yang berbeda tidak dapat dimutasikan untuk menghasilkan organisme baru. Menurut hukum Mendel, mutasi hanya dapat terjadi pada organisme dalam satu spesies saja, dan hasilnyapun bukan organisme baru, tetapi variasi yang masih dalam satu spesies. Dalam hal ini Mendel memakai tanaman ercis sebagai bahan percobaannya. Walaupun percobaannya menghasilkan hal-hal baru dari kacang ercis, seperti ukuran, warna dan sifat-sifat baru lainnya, hasil percobaannya tidak pernah menghasilkan jenis tanaman baru diluar spesies ercis. Rekayasa genetika dari DNA organ bagian depan pada anjing tidak akan dapat dan tidak akan mungkin menghasilkan organ tubuh bagian depan manusia, demikian juga dengan ikan dan burung. Jadi, kemiripan struktur organ bagian depan dari manusia, anjing, burung dan ikan tidak dapat dijadikan praduga bahwa tangan manusia merupakan hasil evolusi dari kaki anjing bagian depan. Dengan demikian adalah tidak sah untuk mengatakan adanya evolusi dengan memakai perbandingan kemiripan anatomi tubuh makhluk hidup.

2. Perbandingan Embriologi
Melalui pengamatan didapati adanya persamaan pada tahap-tahap perkembangan makhluk hidup dari fase zigot, morula, blastula, grastula, hingga fase tertentu, tetapi kemudian mengalami perbedaan setelah mencapai fase embrio.Perkembangan individu mulai dari sel telur dibuahi sampai individu tersebut mati disebut ontogeni. Dengan adanya persamaan perkembangan pada semua golongan hewan vertebrata tersebut sampai tahap tertentu (dalam hal ini manusia digolongkan ke dalamnya), para penganut paham evolusi meyakini adanya hubungan kekerabatan. Jika hal tersebut dibandingkan dengan filogeni, yaitu sejarah perkembangan organisme dari filum yang paling sederhana hingga yang paling sempurna, maka kita akan mendapati adanya suatu kesesuaian, dimana ontogeni merupakan filogeni yang dipersingkat. Hubungan kekerabatan dan kesesuaian inilah yang diyakini oleh para penganut paham evolusi sebagai adanya proses evolusi. Tetapi, adalah tidak sah apabila kita menyusun teori evolusi hanya dengan mengambil ide dari persamaan pada tahap-tahap perkembangan makhluk hidup sampai pada fase tertentu saja dan perkembangan dari yang sederhana menuju yang kompleks dari embrio makhluk hidup yang dilihat. Hal ini lebih tepat dikatakan sebagai prasangka evolusi.
3. Organ yang dianggap tidak bermanfaat
Paham evolusi mengemukakan bahwa organ pada tubuh manusia yang dianggap tidak bermanfaat, yang jumlahnya kurang lebih 180 macam, diantaranya usus buntu, kelenjar gondok dan amandel merupakan sisa-sisa dari terjadinya proses evolusi yang sangat panjang dari materi amuba sampai pada akhirnya terbentuk manusia yang sangat kompleks susunannya. Tetapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa 178 dari 180 organ tubuh manusia yang dianggap sebagai sisa-sisa hasil evolusi yang sangat panjang itu ternyata mempunyai fungsi yang penting dalam pertumbuhan manusia, seperti untuk mengatur keseimbangan kalsium, dan yang lainnya. Jadi tidak benar apabila organ tubuh tersebut dijadikan petunjuk adanya evolusi.

4. Variasi antar individu dalam satu keturunan
Dalam satu spesies kita sering melihat adanya perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan dan cara hidup. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan dan lain-lain.Variasi dalam spesies ini dalam perkembangan berikutnya akan menurunkan keturunan yang berbeda, tetapi masih dalam satu spesies.
Hal ini sering disebut evolusi mikro. Dalam hal ini Kekristenan tidak menolaknya. Yang tidak disetujui oleh Kekristenan ialah apabila kenyataan evolusi mikro ini dijadikan petunjuk adanya evolusi makro.

5. Mutasi (Mutasi Genetika)
Para penganut paham evolusi modern yang disebut Neo-Darwinisme masih menerima konsep-konsep Darwin tentang seleksi alam dan menambahkan sesuatu yang baru di dalamnya, yaitu mutasi. Mereka percaya bahwa sifat-sifat baru berasal/muncul dari pertukaran acak secara kebetulan (new traits come about by chance - by random cange) didalam gen dan disebut mutasi. Mereka menganggap munculnya sifat-sifat baru melalui mutasi ini sebagai bukti terjadinya evolusi makro. Pada dasarnya, terjadinya sifat-sifat baru pada makhluk hidup dalam satu spesies melalui mutasi adalah benar,tetapi hal ini tidak dapat menciptakan spesies baru. Apabila kita menganggap mutasi sebagai bukti terjadinya evolusi makro, kita akan menemukan dua rintangan, yaitu:
(a). Rintangan matematis Pada dasarnya mutasi jarang terjadi. Secara perhitungan matematis tidak mungkin terjadi serangkaian mutasi berkesinambungan/terus menerus seperti yang seharusnya terjadi dalam teori evolusi.
(b). Kenyataan 'down ward'Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa dengan memblok fungsi normal gen-gen tertentu, mutasi telah menghasilkan sejumlah gen abnormal dalam populasi makhluk hidup yang dapat membawa kepada kemerosotan dalam banyak hal, seperti hemopholia (penyakit bleeder). Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa mutasi acak tidak menyebabkan peningkatan organisme ke arah yang lebih sempurna/kompleks tetapi justru sebaliknya, ke arah penurunan.
6. Fosil (Bukti Arkeologi)
Para tokoh evolusi mempercayai penemuan fosil-fosil sebagai bukti terjadinya evolusi. Apabila paham evolusi mengandung kebenaran, maka penemuan fosil-fosil dalam lapisan-lapisan tanah seharusnya menunjukkan adanya kesinambungan dari bentuk yang paling sederhana kepada bentuk yang sangat kompleks, dan dari hasil fosil yang tertua sampai yang termuda sekarang ini. Kenyataannya adalah sebaliknya, banyak mata rantai yang hilang dan adanya penemuan fosil-fosil yang berusia tua berada pada lapisan tanah yang muda dan fosil yang berusia muda berada pada lapisan yang tua, bahkan ada yang bercampur. Teori evolusi tidak mampu menjawab kenyataan adanya bermacam-macam fosil bintang laut yang tidak bertulang belakang yang bersifat multiseluler dalam batu-batuan zaman Cambrium yang lebih rendah serta ketidak hadirannya dalam batu-batuan dari pembagian zaman yang besar. Selain itu, penjelasan antara mata rantai yang satu dengan mata rantai yang lain akan mengalami rintangan, yaitu lompatan yang sangat jauh yang tak terbayangkan.

7. Manusia kera (manusia purba)
Para penganut paham evolusi mengklaim penemuan-penemuan fosil kera mereka sebagai mata rantai yang hilang yang selama ini dicari dan dianggap sebagai nenek moyang manusia (missing link).
(a). Pithecanthropos erectus'pithecus' berarti kera dan 'anthropos' berarti manusia. Jadi Pitechanthropos erectus berarti manusia kera. Fosil ini ditemukan oleh seorang dokter berkebangsaan Belanda yang bernama Eugene Dubois di tahun 1891-1892 di desa Trinil di tepi sungai Bengawan Solo. Tetapi, sebelum meninggal dunia ia menyatakan bahwa fosil yang ditemukannya tersebut sebenarnya adalah tulang-belulang seekor kera gibbon raksasa.
(b). Manusia PekingFosilnya ditemukan di gua-gua dekat kota Peking pada tahun 1929. Penemuan dan pembuktian selanjutnya menunjukkan bahwa manusia Peking ini tidak jauh berbeda dengan manusia modern.
(c). Manusia PiltdownFosilnya ditemukan oleh Charles Dawson pada tahun 1912. Pembuktian lebih lanjut di tahun 1953 menunjukkan bahwa tengkorak dan tulang-tulang pada fosil tersebut dipalsukan oleh penemunya sebagai usaha untuk mempertahankan teori evolusi yang dipercayainya. Tulang rahangnya diambil dari tulang rahang seekor kera yang giginya dikikir rata dan tulang belakangnya sengaja diberi warna palsu.
(d). Manusia Nebraska Hanya dengan menemukan sebuah gigi di tahun 1922 dan bagian-bagian tulang tertentu yang jumlahnya sangat sedikit di tahun berikutnya, para penganut paham evolusi berani menyatakan penemuannya sebagai nenek moyang manusia yang berasal dari kera. Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa itu semua adalah tulang-belulang seekor babi saja.
(e). Manusia Colorado Hanya dengan menemukan sebuah gigi, para penganut paham evolusi berani menyatakannya sebagai gigi manusia Colorado yang merupakan nenek moyang manusia. Tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gigi tersebut adalah gigi seekor binatang yang tergolong dalam keluarga kuda. Disini kita melihat besarnya permainan spekulasi dari para penganut paham evolusi.
(f). RamapithecusPenelitian lebih lanjut dari segi morfologis, ekologis dan tingkah lakunya membuktikan bahwa itu bukanlah tergolong manusia atau kera setengah manusia, melainkan jenis kera yang sudah punah.
(g). AustralopithecusFosil ini memiliki otak kera, tampang dan cara berjalannya (tingkah laku) seperti kera, tetapi gigi mirip dengan manusia. Dengan bergigi seperti manusia para penganut paham evolusi mempercayainya sebagai manusia setengah kera. Tetapi, Baboon di Ethiopia yang sekarang masih hidup juga mempunyai tulang rahang dan gigi yang mirip dengan manusia.

8. Hukum fisika termodinamika
Selain adanya permasalahan-permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh para penganut paham evolusi, paham evolusi juga bertentangan dengan penemuan-penemuan baru dalam science, seperti hukum termodinamika yang telah diterima secara umum. Termodinamika adalah bidang ilmu fisika yang mempelajari hubungan yang menyebabkan panas berubah ke dalam bentuk energi lainnya, terutama meyangkut tenaga mesin. Hukum ini terdiri dari dua hukum pokok, yaitu:
(a). Hukum kekelan energi yang berbunyi: "Tidak ada apapun yang dapat diciptakan dan dimusnahkan, sehingga massa dan energi secara kuantitatif bersifat konstan. "Penemuan ini telah menggulingkan paham evolusi yang selalu berusaha menjelaskan asal-usul segala sesuatu di bumi ini dalam proses penciptaan yang masih tetap saja berlangsung.
(b). "Semua sistem yang dibiarkan pada perkembangannya sendiri selalu cenderung untuk bergerak dari keteraturan ke keadaan yang tidak teratur, sedangkan tenaganya cenderung untuk beralih bentuk ke arah taraf yang lebih rendah kemampuannya, dan akhirnya akan mencapai keadaan yang serba merosot sampai akhirnya kemampuannya lenyap sama sekali dan tidak mempunyai daya kerja." Dengan perkataan lain, hukum ini menyatakan bahwa proses alamiah itu bergerak ke arah taraf yang menurun menuju pada kemerosotan, kehancuran dan kebinasaan. Jadi, ada awal dari segala sesuatu dan ada pula akhir dari segala sesuatu.
Hal ini bertentangan dengan prinsip Evolusi. Selain itu, secara logika pernyataan yang terkandung dalam teori evolusi seperti "awal kehidupan di bumi sekarang ini berasal dari suatu organisme yang sederhana" dan "manusia berasal dari kera" tidak bisa dikatakan sebagai pernyataan scientific, tetapi metafisik, sebab tidak bisa diverifikasi (dinyatakan benar atau tidak dengan pembuktian kebenaran) atau difalsivikasikan (dengan pembuktian salah). Lagi pula bukti-bukti yang dikemukakan para penganut teori evolusi untuk mendukung teorinya tidak lengkap dan mengandung banyak pertentangan yang sampai sekarang tidak dapat dijawab.
Melihat lemahnya toeri evolusi dan ketidakmampuannya menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul di dalamnya, serta besarnya unsur spekulasi di dalam membangun teorinya, apakah kita akan percaya pada teori ini?

Dilematis skala mayoritas dan minoritas

Salah satu kecenderungan manusia yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita adalah mengikuti suara terbanyak, opini publik, trend terkini, suara dari kelompok mayoritas, dan skala jumlah pengikut. Apabila seseorang dihadapkan kepada suatu situasi tertentu yang mengharuskannya untuk memilih atau memutuskan suatu hal maka konsep mengikuti "suara orang kebanyakan" adalah suatu paradigma yang seolah-olah wajib sifatnya. Skala kuantitatif dari suatu pendapat atau opini lebih disukai dan dipercaya sebagai indikator kebenaran. Anda mungkin pernah menonton acara kuisWho Wants to Be a Millionaire di RCTI asuhan Tantowi Yahya. Dalam acara kuis tersebut ada tiga bantuan bagi peserta jika pertanyaan yang diajukan sulit dijawabnya, salah satu bantuan yang cukup menjebak menurut saya adalah "Ask the audience". Para hadirin dipersilahkan memberikan jawaban, dan peserta dipersilahkan apakah mau mengikuti jawaban terbanyak dari hadirin ataukah tetap ingin menjawab sendiri. Saya pernah menonton beberapa kali ada peserta yang begitu yakin mengandalkan "Ask the audience" namun faktanya ternyata jawaban terbanyak dari hadirin tersebut justru salah, malahan jawaban audience yang cuma sedikit itu yang benar.

Contoh lain misalnya ada banyak sekali orang yang pakai produk Handphone merk tertentu yang populer, karena orang ramai-ramai beli HP merk tertentu maka semua ikut-ikutan atau istilah lainnya latah, sampai-sampai dulu pernah ada istilah “handphone sejuta umat”, hanya sedikit orang yang berani tampil beda masih bertahan dengan merk kurang populer lainnya. Contoh lainnya lagi saya pernah iseng-iseng masuk ke sebuah restoran pinggir jalan di daerah tertentu yang pengunjungnya sangat banyak, bahkan cenderung antri, tapi ironisnya ketika saya coba ternyata makanannya biasa saja tidak seenak yang dibayangkan, bahkan ada satu restoran yang pengunjungnya sedikit menurut saya jauh lebih enak masakannya. Tapi apa mau dikata memang faktanya “keramaian” sering kali menjadi indikator bagi kebanyakan orang dari pada kualitas. Di sisi lain apabila suatu produk tertentu dihindari banyak orang maka orang akan ikut-ikutan menghindari product tersebut, sebut saja misalnya mobil merk tertentu yang dulu sempat dijadikan Taxi, opini public langsung mendiskreditkan mobil tersebut sebagai mobil kelas bawah yang kurang layak dibeli oleh "orang berduit" padahal perusahaan Taxi tersebut memakai mobil merk tersebut sebagai armada Taxinya pasti atas dasar bahan pertimbangan segi kualitas mobil, misalnya karena mesinnya handal, onderdilnya kuat dan tahan lama, bahan bakarnya irit dan lain sebagainya. Hanya orang-orang idealis saja yang walaupun "berduit" atau kaya masih bertahan memakai mobil merk tersebut karena standard kualitas walaupun opini public telah mencap merk tersebut sebagai "mobil Taxi" yang tidak pantas dipakai orang-orang "berduit" waktu itu.

Saya melihat kecenderungan manusia memang demikian, mengandalkan suara terbanyak, skala mayoritas, opini public, karena orang cenderung merasa aman kalo ramai-ramai. Alasannya mungkin karena kebanyakan orang tidak mau repot-repot exploring mencari tahu sendiri kualitas suatu produk tertentu, dan lebih mengandalkan suara terbanyak ketimbang harus repot cari tahu sendiri. Atau ada juga alasan lain yang menyebabkan demikian, ada beberapa orang yang memang tidak mau ambil resiko “tampil beda”, bayangkan saja ilustrasinya kalau misalnya dalam suatu komunitas dari 1000 orang yang suka sama buah durian cuma kita sendiri saja yang tidak suka bahkan muntah kalo makan durian. Biasanya orang yang “berbeda” dari kebanyakan akan dicap aneh, unik dan segala cap negatif lainnya. Itulah sebabnya para marketing yang membuat iklan di TV menggunakan trend tersebut. Apakah anda pernah simak salah satu iklan dari Simpati di TV dengan motto “ada 15 juta orang memilih simpati mengapa anda harus berbeda?" dalam adegan iklan tersebut diperlihatkan ada salah satu suporter bola yg salah tempat duduk. Kenapa iklan tersebut tidak mengatakan misalnya “ada 15 juta orang memilih simpati karena kualitas dan bukan tanpa alasan". Karena memang tidak peduli alasan apapun yang menyebabkan 15 juta orang memilih simpati, yang penting adalah jumlah quantitas pemakai simpati tersebut, itu saja sudah cukup menjadi indikator bahwa produk tersebut sukses di pasaran. Dengan kata lain kebanyakan orang mengukur mutu suatu produk hanya melalui skala quantitas pemakai produk tersebut. Padahal pada kenyataannya ukuran tersebut tidaklah cukup untuk menilai kualitas produk tertentu, dibutuhkan ujicoba dan penelitian yang seksama, oleh karena itulah khusus untuk produk makanan dan obat-obatan yang notabene dikonsumsi oleh manusia, pemerintah membentuk suatu Badan independent yang dinamakan Dirjen POM (Pengawasan Obat dan Makanan) agar semua produk tersebut benar-benar teruji dan standar pengujian tersebut tidak pandang bulu, produk yang telah sukses beredar di pasaran dan diminati banyak orang juga tak lolos dari ujian.

Sekarang coba kita kaji sehubungan dengan eksistensi Agama? tidakkah anda juga melihat hal yang sama terjadi dalam hal agama? Kualitas agama lebih di-indikatorkan atas dasar jumlah pengikut ketimbang daripada kebenaran ajarannya. Itulah sebabnya kelompok agama baik agama induk maupun sekte-sekte berlomba-lomba mengumpulkan sebanyak mungkin pengikut, anggota atau penganut. Parameter benar tidaknya suatu agama diukur dari banyak jumlah pengikutnya di seluruh dunia, apabila suatu kelompok agama jumlah pengikutnya sedikit atau sekelompok golongan minoritas maka bisa dipastikan kelompok tersebut akan dikucilkan, tidak diperhitungkan atau bahkan bisa dicap agama sesat. Maka tidakkah seharusnya agama juga diselidiki kebenarannya dan diawasi ajarannya agar tidak menyimpang dari kitab suci dari agama itu sendiri? hal ini tidak kalah penting dengan produksi makanan yang perlu diawasi oleh dirjen POM, sebab kepercayaan dan iman terhadap agama tertentu juga menyangkut soal keselamatan. Apakah skala pengikut mayoritas dapat menjadi indikator benar salahnya suatu hal? coba renungkan ilustrasi berikut: apakah jika korupsi sudah merupakan suatu kebiasaan atau tradisi dan banyak orang yang melakukannya maka hal itu menjadi benar? atau apakah hubungan seks pranikah yang notabene telah menjadi suatu kondisi yang lumrah dilakukan oleh kebanyakan remaja dengan demikian menjadi perbuatan yang benar? Tentu tidak bukan. Tetap saja ada standar moralitas yang baku yang semestinya dipakai sebagai bahan acuan.

Kalau kita lihat sejarah agama-agama besar di dunia ini dulunya juga adalah kelompok minoritas yang pengikutnya juga tidak diperhitungkan, catatan dalam kitab suci mencatat bagaimana Nuh (beberapa agama menyebut Nabi Nuh) dan keluarganya saja yang selamat dari penghukuman Tuhan berupa banjir besar atau air bah, hanya yang masuk ke dalam bahtera Nuh saja yang selamat. Demikian juga bagaimana hanya Lot dan kedua putrinya saja yang selamat dari pembinasaan Tuhan terhadap kota Sodom dan Gomorah. Dan bagaimana pada awalnya hanya 12 orang saja yang menjadi murid Yesus (nabi Isa) di tengah-tengah banyak orang Yahudi panganut agama Judaisme dan para ahli taurat orang Farisi yang menentang mereka. Kalau kita simak sejarahnya para tokoh perintis agama tersebut berani tampil beda di tengah-tengah suatu golongan mayoritas dan di tengah-tengah tatanan yang sudah mapan.

Bagaimana dengan kita, apakah kita juga mengukur benar-tidaknya suatu agama hanya dari skala kuantitas jumlah pengikut semata? sebenarnya kalau kita kaji lebih jauh hanya situasi dan kondisi tertentu dalam sejarah saja yang menjadikan suatu wilayah terbagi dalam kelompok mayoritas dan minoritas, jika kita tinggal di kota Roma mayoritas penduduknya beragama Katolik, kebetulan kita tinggal di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, jika kita tinggal di India maka mayoritas penduduknya beragama Hindu, jika kita tinggal di negara China maka mayoritas penduduknya beragama Budha, demikian seterusnya. Maka skala mayoritas hanyalah faktor wilayah saja bukan indikator benar tidaknya suatu agama. Maka apakah kita lebih cenderung ikut-ikutan dengan suara terbanyak atau golongan mayoritas belaka? atau apakah kita lebih senang memutuskan bagi diri kita sendiri mana yang benar dan salah setelah melalui banyak penyelidikan, pencarian dan riset pribadi walaupun resikonya kita bisa tampil berbeda dari kebanyakan orang? Kalau saya pribadi memilih yang terakhir yaitu mencari tahu dan menggali sendiri kebenaran ketimbang menggantungkan kebenaran dipundak para pendeta/pastur/uztad/biksu dan para pemimpin agama dari golongan mayoritas, seolah-olah dengan pasrah membiarkan mereka yang memutuskan benar-salahnya segala hal terhadap diri saya.

Misteri di balik "benar" dan "baik"

Kemarin sore ketika saya pulang dari kantor menuju rumah, sebelum masuk jalan Tol di daerah pulomas saya melihat dari kejauhan mobil Honda CRV berhenti dipinggir trotoar dikerubungi oleh kuli-kuli bangunan dan para buruh penggali tanah. Mereka ramai-ramai berlarian menuju mobil tersebut......saya langsung memperlambat laju mobil saya dan berhenti tidak jauh dari "pertunjukan" itu untuk mengamati, saya curiga dan berpikir jangan-jangan mobil tersebut sedang dirampok atau supirnya sedang dikeroyok ramai-ramai karena nabrak salah satu teman mereka, saya berpikir sejenak kalau pengendara mobil itu sedang dirampok saya akan siap-siap untuk menolong dengan segala cara, paling tidak menelpon Polisi dari HP saya.

Eh ternyata tak lama kemudian dari jendela mobil CRV tersebut saya melihat tangan "putih bersih" keluar sedang membagi-bagikan makanan bungkusan kepada kuli-kuli bangunan dan para buruh penggali tanah yang berkerumun di sekitar mobil CRV itu. Rupanya seorang dermawan kaya yang baik hati sedang mempertunjukkan kasih kepada sesama manusia dan bagi-bagi rejeki kepada orang-orang miskin. Saya melanjutkan perjalanan pulang sambil merenung sejenak...sayang tidak bisa lama-lama merenungnya sebab ada teman-teman saya juga di dalam mobil saya yang menyaksikan dan berkomentar tentang kejadian itu. Dalam renungan singkat saya terbersit pertanyan-pertanyaan, kenapa yah orang-orang yang berjihad dengan cara membunuh orang-orang lain dalam aksi-aksi bom bunuh diri yang belakangan ini sedang marak beritanya, tidak mencontoh dermawan yang pengasih di dalam mobil Honda CRV tadi yah...?, coba bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh para terorist untuk merakit bom-bom mobil dan bom-bom bunuh diri jenis lainnya yang dapat merobek-robek daging manusia hingga seperti serpihan daging cincang, nemisahkan kepala manusia dengan badannya dan segala bentuk kengerian lainnya. Dan aneh bin ajaib mereka yang melaukannya yakin sekali bahwa mereka akan masuk ke surga karena mereka menganggap perbuatan mereka adalah perbuatan baik. Jika kita adalah manusia yang waras dan memiliki kasih sayang alami sebagai manusia, bukan seperti binatang, tidakkah akal sehat kita akan bertanya dengan kritis kenapa yah biaya untuk itu semua nggak dibuat untuk kemanusiaan, untuk beli makanan dan dibagikan ke orang-orang miskin dan orang susah seperti yang dilakukan dermawan tadi, tidakkah tindakan dermawan penyayang seperti ini juga akan memungkinkan seseorang masuk ke surga? lalu kenapa juga tindakan keji dengan membunuh sesama manusia dijadikan pilihan untuk masuk ke surga?. Tidakkah Tuhan itu maha penyayang dan pengasih? bukankah kitab suci mengajarkan bahwa Tuhan sangat menyayangi manusia ciptaanNya? Tidakkah akan timbul pertanyaan lanjutan apakah mungkin yah Tuhan yang pengasih dan penyayang seperti itu mau menerima orang-orang pembunuh dan pembantai keji masuk ke surga tempat kediaman suciNya yang damai dan penuh kasih? Inilah yang saya sebut dalam judul tulisan saya sebagai misteri "kebaikan" dan "kebenaran", orang baik belum tentu benar, orang benar semestinya baik. Contoh....Kebenaran sejati tidaklah sekedar kebaikan, orang yang tidak beragama-pun bisa berbuat baik melebihi orang yang beragama, sebagai ilustrasi : orang ateis yang tidak percaya Tuhan pun banyak yang berbuat baik, orang Rusia atau RRC dulu yang kebanyakan penganut ateisme apakah mereka otomatis orang jahat?...tentu tidak ....mereka juga orang baik, yang banyak mengabdi kepada masalah sosial masyarakat dan membangun untuk negara dan kemanusiaan. Penjahat yang keluar-masuk penjara-pun berbuat baik paling tidak untuk keluarganya – anak dan istrinya. Namun esensinya bukan sekedar masalah berbuat baik .....tetapi melakukan kebenaran sejati, lalu apa sih kebenaran sejati itu? untuk mengetahui itu sangat diperlukan pengetahuan yang seksama dan comprehensive (agar tidak salah bertindak seperti para terorist tadi). Ada yang mengatakan bahwa semua agama mengajarkan kebenaran, kalau menurut saya yang tepat adalah semua agama mengajarkan kebaikan bukan kebenaran sejati. Jadi kebenaran posisinya berada di atas kebaikan. Contoh : Robin Hood ......apakah dia orang baik? ya bagi orang miskin yang mendapat hasil jarahan dia, Robin Hood adalah orang baik bagi orang miskin, namun bagi orang kaya yang dirampok oleh Robin Hood dia adalah orang yang jahat dan kejam. Nah inikan ada dua sudut pandang, lalu bagaimana menyelesaikannya - yaitu menggunakan kebenaran fundamental yaitu bahwa "mencuri itu adalah tindakan yang salah". Contoh kasus lainnya, membunuh adalah perbuatan salah, nah apakah tindakan membunuh dapat dibenarkan apabila alasannya adalah karena orang lain berbeda kelompok agama, ideologi, pola berpikir dll? tidakkah membunuh adalah tindakan keji dan tidak berprikemanusiaan apapun alasannya? jadi agama yang sejati dan benar seharusnya mengajarkan kasih dan perdamaian diantara umat manusia dan mengharamkan pembunuhan serta pembantaian jenis apapun. Singkatnya kebenaran absolute atau mutlak hanya satu saja, tetapi kebaikan itu sifatnya relative karena semua orang bisa meng-klaim tindakannya adalah baik walaupun faktanya merugikan orang lain.

Itulah sebabnya muncul anekdot atau joke seperti “Dosa apa yang dibenci Tuhan sekaligus dibenci Setan juga” jawabannya adalah : memperkosa istri Setan……..kalau kita lihat esensi dari humor tersebut bahwa kebenaran tetap kebenaran – bahwa “memperkosa” adalah tindakan yang salah menurut hukum Tuhan, tidak perduli alasan apapun. Sejarah juga mencatat begitu banyaknya pembantaian keji yang mengatasnamakan agama, seolah-olah mereka telah medapat sertifikat untuk membunuh atau "license to kill" dari Tuhan dengan legitimasi agama. Sejarah mencatat bahwa bahkan agama-agama “besar” seperti Kristen dan Islam yang memilik umat yang sangat banyak di dunia ini pernah juga menghalalkan pembantaian berdarah seperti yang dilakukan oleh kelompok agama animisme di jaman purba, sebagai contoh Perang Salib antara umat Kristen dengan Islam, masing-masing kelompok berperang atas nama agama, masing-masing prajurit baik dari Kristen maupun Islam diberkati oleh para pemimpin agamanya terlebih dahulu sebelum pergi ke medan perang untuk saling membantai satu sama lain. Orang Kristen membantai orang-orang Islam tidak perduli itu wanita hamil, anak-anak, orang tua dll, demikian juga sebaliknya orang-orang Islam membantai orang-orang Kristen dan mereka masing-masing beranggapan bahwa mereka sedang menjalankan kebaikan atas nama agama, kejadian ini pernah terjadi juga di negara kita Indonesia ini, tepatnya di Ambon dimana terjadi pertunjukkan sadis yang sangat menyedihkan sehingga menjadikan kota tersebut sebagai ladang pembantaian atau killing fields, kalau kita renungkan lagi ada apa sebenarnya yang terjadi dengan "power" agama ? sepertinya agama telah kehilangan kekuatan moral dan kasih dalam mengontrol umatnya untuk saling menyayangi dan mengasihi sesama manusia???.......... apakah ini suatu misteri ??? ...... selamat merenung dan berpikir.

23 NOVEMBER 2005

Tradisi & pola pikir

Teman saya pernah cerita tentang suatu tayangan di televisi dalam suatu acara “Reality Show” yang menampilkan seorang “bule” dari Amerika sana sedang di test keberaniannya “nangkring” di tempat tertentu yang diyakini banyak hantunya di situ, kemudian seraya kamera televisi dibidik ke arah sang bule itu, terlihat betapa wajah orang bule tersebut sama sekali tidak menyiratkan rasa takut sedikitpun, padahal tayangan-tayangan sebelumnya yang menampilkan orang Indonesia asli kebanyakan mereka takut apabila nangkring di situ. Kalau diperhatikan sebenarnya kondisi tersebut tidak mendatangkan situasi mistik tertentu yang berarti, so apa yang jadi aneh di sini ? apakah sang hantu takut sama orang bule itu sehingga dia tidak muncul ?, atau apakah sang bule yang nggak yakin sama sekali dengan keberadaan sang hantu ? Mengapa banyak sekali orang-orang dari barat sana yang sepertinya tidak percaya terhadap hal-hal yang bersifat tahayul apalagi kepada hantu-hantu ? sementara orang-orang di daerah Asia seperti terbelenggu dengan suatu konsep berpikir yang bersifat spiritisme ?. Coba saja anda amati film-film Barat dan film-film Indonesia khususnya yang ditayangkan di layar televisi, akhir-akhir ini acara sinetron televisi di Indonesia banyak sekali menampilkan adegan-adegan spiritisme, hantu-hantu, setan gentayangan. Ada acara “pemburu hantu”, ada acara “percaya gak percaya” dan adegan reality show lainnya, sementara acara-acara televisi dari Barat lebih banyak bernuansa science, imajinasi, action dan walaupun ada beberapa yang berbau mistik namun sangat jarang. Apabila anda pernah mengamati sekilas budaya barat dan membandingkannya dengan budaya timur, salah satu perbedaan terbesar antara masyarakat di belahan dunia bagian Barat dengan masyarakat di belahan dunia bagian Timur adalah dalam hal tradisi dan adat istiadat. Kehidupan masyarakat Timur sangat banyak dipenuhi dengan berbagai jenis tradisi upacara adat. Mulai dari ketika seseorang masih di dalam kandungan sang ibu, setelah seseorang dilahirkan ke dunia ini, pada masa penyapihan, setelah dewasa dan masuk ke jenjang perkawinan, pada waktu seseorang menderita penyakit, tertimpa musibah atau malapetaka, dan terakhir pada waktu seseorang mengalami kematian - situasi atau keadaan tersebut selalu diwarnai dengan suatu upacara adat atau tradisi tertentu. Upacara-upacara di sepanjang lingkaran hidup manusia itu di dalam antropologi dikenal dengan istilah rites de passages atau life cycle rites. Uniknya di wilayah Asia khususnya kita sangat mudah mengamati bahwa upacara-upacara adat tersebut masih tetap dijalankan sampai sekarang, seolah-olah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di jaman modern ini sama sekali tidak sanggup mendobrak paradigma masyarakat tertentu di Asia khususnya sehubungan dengan kebiasaan menjalankan upacara adat yang telah ber-abad-abad dilakoni oleh nenek-moyang mereka. Sementara itu di belahan bagian barat bumi ini upacara-upacara adat seperti itu sangat jarang diketemukan apalagi khususnya di jaman modern ini.

Pengaruh tradisi adat istiadat terhadap paradigma berpikir
Kemungkinan besar budaya yang berbeda inilah yang mempengaruhi pola berpikir masyarakat bagian Barat dan masyarakat bagian Timur. Teman saya pernah bertanya kepada saya, kenapa sih orang-orang di Mesir (Egypt) & Irak (Babilonia) yang notabene menurut sejarah merupakan bangsa dengan beradaban tertua di dunia seolah-olah ketinggalan dari segi science dan teknologi jika dibandingkan dengan orang-orang di bagian Barat ? waktu itu saya merenung lama juga mendengar pertanyaan tersebut. Dan memang benar penemuan-penemuan Arkeologi di Mesir seperti Piramida misalnya telah membuktikan bahwa peradaban Mesir telah ada jauh sebelum negara-negara di bagian barat exist, Irak juga menurut sejarah adalah pusat kebudayaan dunia yang mana beberapa sumber publikasi sejarah dan agama membuktikan bahwa peradaban manusia dimulai di wilayah Mesopotamia (daerah di antara sungai Tigris dan Eufrat) tepatnya di Irak sekarang. Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa bangsa-bangsa di bagian Barat telah membuktikan bahwa mereka “menyusul” negara-negara lain dalam hal science dan teknologi. Ada banyak contoh yang membuktikan bahwa orang-orang Barat mempunyai pola berpikir yang berbeda dibandingkan dengan orang-orang di bagian Timur, contoh kecil saja orang barat sangat tidak percaya dengan yang namanya tahayul hal-hal yang berbau spritualisme, animisme dan dinamisme sementara di Asia banyak orang yang masih percaya akan hal-hal yang berbau spiritisme, animisme dan dinamisme bahkan di jaman sekarang ini. Saya ambil contoh di India misalnya, sampai sekarang masih banyak masyarakat yang sebenarnya cukup berpendidikan namun tetap menganggap sungai Gangga yang lumayan kotor sebagai "sungai suci", di Jepang beberapa masyarakat yang terpelajar masih menyembah Matahari, dan kalau kita mengamati di negara kita sendiri Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan beragam etnis/suku, kita akan mendapati begitu banyaknya corak-corak tradisi dan upacara adat istiadat yang dianut oleh tiap-tiap suku, dan sampai saat ini adat-istiadat tersebut tetap dijalankan turun-temurun tanpa mengenal status pendidikan seseorang. Di Indonesia misalnya beberapa budaya masyarakat melarang anaknya bermain-main dengan gunting atau jarum pada sore hari di halaman rumah karna dianggap “pamali” , tabu dsb karena akan mengakibatkan malapetaka tertentu nantinya apabila dilakoni. Seorang wanita hamil misalnya tidak diperkenankan memakan telur ayam yang biji kuningnya ada dua dalam satu telur, kalau tidak salah dapat mengakibatkan anaknya lahir kembar siam, atau kalau sedang berada di hutan atau kebun dilarang kencing di sembarang pohon karena konon katanya “penunggunya” bisa marah dan bikin orang kesambet.

Tradisi adat istiadat versus Ilmu pengetahuan
Abad ke 21 ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Datangnya pemikiran baru maupun teknologi baru ke dalam suatu wilayah tertentu diyakini akan memberi nilai tambah terhadap suatu kebudayaan. Tidak dapat dielak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa saja membawa suatu disorientasi dan diskontinuitas kebudayaan bagi generasi yang sudah tidak lagi kuat memegang tradisi kebudayaan turun-temurun. Di beberapa daerah generasi muda telah mulai secara berkesinambungan “sadar” akan perlunya suatu reformasi tertentu terhadap tata cara adat istiadat yang dianggap tidak logis, tidak efisien dan berbau mistik dan tahayul. Memang jika dikaji secara mendalam tatacara tradisi yang dianut oleh kebanyakan etnis di wilayah Asia, khususnya di Indonesia sepertinya sudah tidak “praktis” lagi dengan perkembangan zaman, dimana zaman telah berubah, segala sesuatu telah mengarah kepada efisiensi dan efektifitas. Satu contoh kecil saja, misalnya upacara pernihkahan dalam adat istiadat tertentu yang memakan waktu begitu lama dan biaya yang begitu besar dengan segala bentuk tatacara upacaranya, sementara ada pilihan lainnya yang lebih simple yaitu resepsi pernikahan sederhana yang hanya memakan waktu sekitar dua jam, tidakkah orang yang berpikiran praktis, ekonomis, efisien dan efektif akan memilih dengan bijak.

Tradisi adat istiadat versus Agama
Beberapa sejarawan mengatakan bahwa di jaman dahulu kala tradisi adat istiadat adalah merupakan ”Agama” dari suatu suku tertentu yang dikenal dengan agama “Animisme dan Dinamisme” Animisme = kepercayaan terhadap kekuatan sipiritisme atau supranatural atau alam roh, sedangkan Dinamisme = kepercayaan terhadap kekuatan yang terdapat dalam benda-benda tertentu seperti pohon, batu, keris, patung dan lain-lain. Sebelum agama-agama dunia seperti Islam & Kristen masuk ke dalam suatu suku tertentu mereka telah memiliki “agama” warisan dari leluhur yaitu tradisi adat istiadat. Agama dunia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yang pertama agama “monoteisme” dan yang kedua “polyteisme”. Monoteisme adalah agama yang mengenal satu Tuhan (seperti agama Islam, Kristen, Judaisme) sedangkan Polyteisme adalah agama yang mengenal banyak Tuhan (seperti Hindu, Budha, Konghucu, Shinto dll). Pada dasarnya semua agama yang menganut paham monoteis percaya bahwa memang ada dua kekuatan supratural di alam surgawi sana, ada kekuatan baik yang di sebut Tuhan atau Allah dan ada kekuatan jahat yang disebut sebagai Setan atau Iblis atau Hantu atau Jin, demikian tertulis di dalam kitab suci agama-agama monoteis. Ketika para missionaris Kristen dan para musafir Islam datang menjelajah ke Asia khususnya ke Indonesia dan membawa ajaran baru agama mereka. Sejak saat itulah terjadi apa yang dinamakan dengan “sinkretisme” peleburan Agama dengan Tradisi budaya. Bagi agama-agama polyteisme sinkretisme tersebut adalah suatu hal yang mudah diterima karena konsep mengenal banyak allah & dewa-dewi hampir sama dengan konsep kepercayaan adat istiadat yang bersifat animisme dimana kepercayaan terhadap dewa-dewi juga ada, namun bagi agama-agama monoteisme hal ini tidaklah mudah sebab konsep keberadaan Tuhan adalah Esa, Tunggal dan Exclusive, sementara apabila ada konsep ke-illahian yang lain selain Tuhan yang esa tersebut maka bisa dipastikan berasal dari kekuatan supranatural yang jahat yaitu Setan si Iblis. Namun demikian seraya sejarah waktu berjalan peleburan konsep sinkretisme belakangan diterima juga oleh paham agama monoteisme tersebut. Pada akhirnya terbentuklah “agama paduan” yang merupakan perkawinan antara tradisi budaya dengan agama. Itulah sebabnya kita dapat menemukan beberapa kemiripan dogma atau doktrin yang ada di dalam Agama tertentu dengan kepercayaan di dalam tradisi adat istiadat pada etnis tertentu. Oleh karena itulah beberapa kritikus agama mengkritik dogma-dogma tertentu yang dianggap mereka telah di-intervensi oleh beberapa tradisi atau upacara adat tertentu yang bersifat paganism atau animisme. Memang ada banyak norma-norma moral serta filosophy yang dihembuskan oleh adat istiadat tertentu dari etnis tertentu yang bermanfaat dalam hubungan horizontal sesama manusia, akan tetapi yang dikritisi oleh para pemikir fundamental Agama adalah upacara-upacara adat yang bersifat animisme dan spiritisme yang sudah menjadi tradisi atau kebiasaan padahal sebenarnya bertentangan dengan kitab suci suatu agama. Jadi kalau kita kaji ulang kemungkinan besar itu pula yang menyebabkan beberapa orang "pemikir fundamental" di Eropa dan Amerika yang tidak hanya menolak konsep tahayul tetapi juga telah kehilangan kepercayaan terhadap agama itu sendiri karena dianggap sudah tidak murni dan tidak lagi rasional sebab telah mencampuradukkan tradisi dengan agama yang seharusnya murni. Nah timbul pertanyaan .....lalu apakah yang sebenarnya menyebabkan terjadinya degradasi pola pemikiran seperti ini dikalangan masyarakat di negara tertentu ? dan kebenaran seperti apakah yang seharusnya dicari oleh orang-orang kritis dan rasional tersebut ? ......nantikan artikel saya selanjutnya.

20 NOVEMBER 2005


10 NOVEMBER 2005

Mengenal Yoghurt, sejarahnya dan khasiatnya

YOGHURT pada awal mula sebenarnya merupakan minuman tradisional dari daerah Balkan dan Timur Tengah, tetapi saat ini minuman yoghurt sudah dikenal oleh banyak bangsa dan berkembang ke seluruh dunia. Di Indonesia pun belakangan ini yoghurt menjadi semakin populer —apalagi dengan ditambahkannya campuran berbagai cita rasa—. Ditinjau dari segi sejarahnya yoghurt merupakan salah satu produk hasil fermentasi susu yang cukup tua dan cukup populer di seluruh dunia. Bentuknya mirip bubur atau es krim tetapi dengan rasa agak asam. Kata ”yoghurt” berasal dari bahasa Turki, yaitu ”jugurt” yang berarti susu asam. Itulah sebabnya sampai saat ini yoghurt sering juga disebut sebagai ”susu asam”. Sejak zaman dahulu yoghurt telah dikenal luas di seluruh dunia, terbukti dari adanya berbagai nama yang digunakan untuk menyebut produk ini. Beberapa di antara nama-nama tersebut adalah sostej (Hongaria), kiselaleka (Balkan), zabady (Mesir dan Sudan), mast (Iran), roba (Irak), mazun (Armenia), tiaourti (Yunani), cieddu (Italia), mezzoradu (Sisilia), tarho (Hongaria), fiili (Finlandia), oxygala (Rumania), dan labneh (Libanon). Di negara-negara tersebut yoghurt dibuat dari susu sapi, susu kambing, susu kerbau, dan susu kuda. Yoghurt sejak dulu digemari di Eropa dan Amerika. Masyarakat Belanda merupakan konsumen yoghurt tertinggi di dunia, kemudian disusul oleh Swiss, Prancis, Jepang dan negara-negara lainnya. Sebagian konsumen menyukai yoghurt dengan kandungan bakteri yang masih hidup, dan sebagian lagi menyukai yoghurt yang sudah dipasteurisasi (bakterinya telah dimatikan). Masyarakat Eropa, Timur Tengah, dan Jepang lebih menyukai yoghurt dengan kandungan mikroba hidup. Mereka percaya, mikroba pada yoghurt dapat membantu proses pencernaan di dalam tubuh. Selain dibuat dari susu segar, yoghurt juga dapat dibuat dari susu skim (susu tanpa lemak) yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu bergantung pada kekentalan produk yang diinginkan. Selain dari susu hewani, belakangan ini yoghurt juga dapat dibuat dari campuran susu skim dengan susu nabati (susu kacang-kacangan). Sebagai contoh, yoghurt dapat dibuat dari kacang kedelai yang sangat populer dengan sebutan ”soyghurt”. Yoghurt juga dapat dibuat dari santan kelapa, yaitu yang disebut dengan ”miyoghurt”. Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan bakteri lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan cita rasa yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total asam laktat sekira 0,85-0,95%. Sementara itu, derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah sekira 4,5.

Macam-macam yoghurt
Saat ini di pasaran dijumpai berbagai jenis yoghurt, antara lain, (1) Yoghurt pasteurisasi, yaitu yoghurt yang setelah masa inkubasi selesai dipasteurisasi untuk mematikan bakteri dan memperpanjang umur simpannya. (2) Yoghurt beku, yaitu yoghurt yang disimpan pada suhu beku. (3) Dietetic yoghurt, yaitu yoghurt rendah kalori, rendah laktosa, atau yang ditambah vitamin dan protein. (4) Yoghurt konsentrat, yaitu yoghurt dengan total padatan sekira 24%. Berdasarkan kadar lemaknya, yoghurt dapat dibedakan atas yoghurt berlemak penuh (kadar lemak lebih dari 3%), yoghurt setengah berlemak (kadar lemak 0,5-3,0%), dan yoghurt berlemak rendah (lemak kurang dari 0,5%). Perbedaan kadar lemak tersebut berdasarkan jenis susu dan campuran bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Sejumlah ahli menganggap yoghurt sebagai ”pabrik” bakteri yang dapat memproduksi aneka vitamin yang sangat diperlukan tubuh, yaitu asam folat, asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, dan vitamin B12. Kandungan mineral pada yoghurt, khususnya kalsium, fosfor, dan kalium, juga meningkat. Sebaliknya, kandungan lemak yoghurt menjadi lebih rendah dibandingkan susu segarnya sehingga cocok diminum oleh mereka yang sedang berdiet rendah kalori.

Khasiat yoghurt
Pada awal abad ke-20, Metchnikoff mengungkapkan, konsumsi yoghurt yang teratur dapat memperpanjang usia. Pernyataan tersebut mengakibatkan peningkatan produksi yoghurt secara komersial di beberapa negara. Menurut Iwasaki (1994) yoghurt dapat diketagorikan sebagai salah satu makanan multifungsional (multifunctional food), yaitu makanan yang berfungsi untuk mengatasi berbagai penyakit sehingga dapat mendongkrak kesehatan dan kebugaran tubuh. Beberapa peneliti telah menunjukkan, mengonsumsi yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Yoghurt mengandung suatu faktor yang dapat menghambat sintesis kolesterol sehingga kolesterol menurun dan mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah aterosklerosis penyebab penyakit jantung koroner. Menurut Yaguchi, Goto, dan Okonogi (1992), manfaat minum yoghurt dan susu terfermentasi lainnya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pertumbuhan. Hasil penelitian dengan tikus percobaan menunjukkan bakteri yang hidup pada yoghurt terutama Streptococcus thermophilus, memiliki kemampuan untuk meningkatkan pertambahan berat badan tikus, yaitu dengan cara meningkatkan daya cerna dan absorpsi pada saluran pencernaannya.

2. Mengatur saluran pencernaan. Asam laktat dari yoghurt dapat merangsang gerakan peristaltik hampir pada semua bagian dalam saluran pencernaan. Rangsangan gerakan peristaltik tersebut dapat memelihara kesehatan tubuh melalui peningkatan proses pencernaan, penyerapan, pembuangan feses, dan pembuangan bakteri patogen dari saluran pencernaan.

3. Memperbaiki gerakan perut. Suatu penelitian yang dilakukan pada sejumlah lansia menunjukkan, pemberian kultur streptococcus thermophilus dapat meningkatkan gerakan perut dari 4,8 kali dalam 10 hari menjadi 5,7 kali. Gerakan perut ini diperlukan untuk memperlancar proses pengeluaran feses. Pada saat yoghurt melalui saluran pencernaan terjadi peningkatan jumlah bakteri bifidobacterium yang ikut berperan dalam menormalkan gerakan perut.

4. Antikanker. Penelitian pada tikus menunjukkan, penggandaan sel-sel kanker pada tikus yang diberi makan yoghurt lebih terhambat daripada tikus percobaan tanpa yoghurt. Bakteri-bakteri yang berperan dalam fermentasi susu dapat mengubah zat-zat prekarsinogenik yang ada dalam saluran pencernaan sehingga dapat menghambat terjadinya kanker.

5. Menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Asam laktat dapat mengurangi atau membunuh bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit) dan menekan produksi senyawa-senyawa berbahaya, seperti amin, fenol, skatol, dan H2S yang diproduksi oleh bakteri patogen. Bakteri penghasil asam laktat juga memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Oleh karena itu, yoghurt mempunyai nilai pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka.

6. Membantu penderita lactose intolerance. Minum susu terfermentasi seperti yoghurt sangat dianjurkan bagi orang mengalami defisiensi enzim. Bakteri asam laktat dapat memfermentasi laktosa yang ada di dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa, serta merangsang sekresi enzim laktase di dalam saluran pencernaan.

7. Antidiare. Yoghurt dapat mencegah aktivitas dan pertumbuhan berbagai bakteri patogen penyebab gastrointeritis pemicu penyakit diare. Lactobacillus bulgaricus (salah satu bakteri yang berperan dalam pembentukan yoghurt) dapat memproduksi bulgarican, yaitu antimikroba yang efektif untuk menghambat organisme patogen. (disadur dari berbagai sumber artikel) ***

Kredibilitas Agama, apakah ada?

Mosi tidak percaya terhadap agama dalam sejarah
Sejarah mencatat tentang seorang tokoh filsuf bernama Karl Marx di jaman dulu yang pernah mengungkapkan suatu kalimat sehubungan dengan eksistensi agama, dia mengatakan “Religion is the opium of the people” - Karl Marx (1818 - 1883) yang artinya bahwa “agama adalah candu masyarakat”, kalau kita benar-benar menyelidiki sejarah umat manusia sehubungan dengan tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, agama serta pola berpikir masyarakat, sepertinya ungkapan ini sepertinya memiliki dasar yang masuk akal. Mengapa demikian, sebab sepanjang sejarah sampai sekarang ini kecenderungan umat manusia dalam memeluk agamanya atau kepercayaannya lebih banyak bermotifasikan kepentingan diri sendiri ketimbang bermotifasikan pengabdian tulus tanpa pamrih kepada Tuhan sang maha pencipta, sehingga agama memang seolah-olah seperti candu atau opium yang dapat meninabobokan seseorang ditengah-tengah segala macam penderitaan hidup. Coba saja kita perhatikan beberapa agama yang mengajarkan bahwa apabila seseorang melakukan kebaikan maka dia nantinya akan masuk surga dimana terdapat banyak bidadari yang cantik-cantik, kemudian dapat menikmati segala jenis kenikmatan hidup di sana, sedangkan kalau seseorang melakukan kejahatan maka mereka akan menerima siksaan kekal di dalam api neraka, mereka akan disiksa hidup-hidup, dibakar, diseterika, disayat-sayat…dan segala bentuk penyiksaan yang sangat mengerikan (walaupun notabene sebenarnya konsep ini jelas bertentangan dengan sifat Tuhan yang maha pengasih dan penyayang yang tidak pernah ingin menyiksa orang walaupun orang itu jahat, Tuhan lebih menginginkan orang jahat tersebut bertobat dari kejahatannya dan mendapat kesempatan untuk diselamatkan ketimbang untuk disiksa). Coba kita kaji lebih dalam, jika tidak ada konsep surga dan neraka apakah orang-orang masih akan tetap mau tulus beribadat kepada Tuhan?.

Fakta di jaman sekarang ini.
Kita dapat menyaksikan fakta di sekeliling kita bahwa ada banyak sekali orang yang berpindah-pindah agama hanya karena ingin menemukan “pelarian” dari sebuah penderitaan, atau ingin mendapatkan suatu “pengakuan” jati diri semata ditengah-tengah suatu kemelut hidup. Saya ambil contoh sebut saja seorang yang sedang menderita penyakit akut yang tadinya beragama A, kemudian singkat cerita orang ini mendapat kesembuhan penyakit secara 'mukjizat' dari seorang ulama beragama B, dapat ditebak orang yang mendapat kesembuhan tersebut akan dengan mudah berpindah agama dari agama A menjadi agama B karena dia telah mendapatkan kesembuhan dari penyakitnya (walaupun notabene dukun-dukun pun sanggup melakukan penyembuhan-Red.). Contoh kasus lain ada seorang yang beragama A sedang jatuh cinta dengan seorang wanita yang beragama B, cinta mereka sedemikian kuat sehingga hal ini akan membuat salah satu dari kedua pihak meningalkan agamanya demi mendapatkan cintanya, dengan kata lain agama hanyalah semacam “pengakuan” jati diri semata demi mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Ada kondisi lain yang dapat kita temui di dalam masyarakat sehubungan dengan konsep berpikir mereka terhadap agama, saat ini agama seolah-olah menjadi semacam tembok yang mengelompokkan pengikutnya ke dalam satu kesatuan exclusive, sama halnya seperti kesatuan etnis atau suku, nasionalisme atau kebangsaan. Coba saya simulasikan hal ini agar anda dapat lebih memahami korelasinya, apa yang terjadi jika ada orang lain yang mendiskreditkan suku anda atau kebangsaan anda? Apa kira-kira reaksi anda? kebanyakan orang akan marah dan tersinggung jika suku atau etnisnya dicela atau dikritik walaupun kritikan yang diberikan beralasan. Tidakkah demikain halnya dengan agama? apa yang terjadi jika ada orang lain yang mendiskreditkan agama atau kepercayaan anda? Apa kira-kira reaksi anda? kebanyakan orang akan marah dan tersinggung jika agamanya dicela atau dikritik walaupun kritikan yang diberikan beralasan.

Keragaman agama salah satu penyebab konflik horisontal
Sepanjang sejarah peperangan umat manusia di bumi ini, hampir semua di dasari atas friksi dan pertentangan kepentingan antar suku, antar bangsa/nasionalisme/politis, atau antar agama. Begitu banyak perang-perang antar suku, perang-perang besar antar bangsa atau agama yang didasari atas kebanggaan yang tidak rasional terhadap komunitas kesukuan dan kebangsaan, nasionalisme atau bahkan kebanggan agama. Ketika Nazi Jerman dibawah kepimpinan Adolf Hitler membantai ratusan ribu etnis Yahudi dalam genosida besar-besaran di kamp-kamp konsentrasi, Hitler tidak hanya beranggapan bahwa ras Aria Jerman adalah etnis yang sangat unggul, dan ras Yahudi adalah bangsa yang patut dimusnahkan karena telah memonopoli perekonomian rakyat Jerman, melainkan juga karena ras Yahudi telah bertanggung jawab atas kematian sang mesias Yesus Kristus yang dibunuh oleh kakek moyang orang Yahudi. Memang bukti menunjukkan bahwa ada banyak sekali pertikaian dan peperangan atas nama agama disebabkan oleh karena kebanggaan dan exclusivistis terhadap kepercayaannya atau dendam kesumat turun-temurun antar kelompok agama (seperti sejarah perang salib dan masih banyak lagi yg lain, jika ditulis semuanya di sini terlalu panjang). Begitu banyak perang-perang antar agama atau mengatasnamakan Tuhan yang didasari atas kebanggaan yang tidak rasional terhadap kelompok agamanya. Umat beragama seolah-olah seperti suporter dari group sepak bola tertentu, sehingga sebagus apapun pemain sepak bola dari kelompok lain tidak akan dianggap, dan seringkali suporter sepakbola akan emosi dan marah besar jika pemain kelompok lawan dapat membuktikan bahwa pemain kelompoknya tidak becus bermain sepak bola. Ketimbang introspeksi diri suporter yang fanatik tidak akan bersedia menerima kekalahannya. Demikianlah juga halnya dengan umat beragama, katakanlah misalnya ada umat agama lain yang dapat membuktikan bahwa doktrin dari agamanya salah, seorang yang fanatik tidak akan mau menerima hal ini, dan cenderung akan emosi dan marah ketimbang introspeksi diri. Nah hal-hal ini semua yang menyebabkan Karl Marx menulis bahwa “agama adalah candu masyarakat”. Orang-orang tidak lagi menjadikan agama itu sebagai “jalan hidup” atau “way of life” melainkan hanya sebagai attribute kelompok atau tanda pengenal saja atau cenderung sebagai pelarian belaka terhadap suatu kelompok eksklusif sbg jatidiri seseorang. Itulah sebabnya seringkali muncul kebanggaan-kebanggaan yang bersifat competitive atau bersaing dalam arti memvonis agama lain sesat dan menganggap bahwa agamanyalah yang benar. Ketimbang dengan rendah hati mau membuka diri dengan semangat kasih serta kebersamaan untuk mencari dan menggali kebenaran yang sejati, umat beragama lebih senang saling bersaing dengan menyatakan agamanya sajalah yang benar dan agama orang lainlah yang sesat. Kelompok-kelompok agama tidak mau dengan lapang dada membuka front diskusi secara bijaksana untuk saling tukar-pikiran satu sama lain guna mencari kebenaran. Oleh karena itu pula pemerintah republik Indonesia dulu pernah membuat suatu istilah SARA (Suku Agama Ras dan Antargolongan) yang dapat menimbulkan perpecahan antara masyarakat. Dan memang demikianlah faktanya bahwa Suku, Agama, Ras dan Golongan dapat disejajarkan sebagai suatu penyebab utama perpecahan dan bahkan pertikaian umat manusia di bumi ini.

Kecenderungan orang.
Bukti essay tadi di atas telah mengakibatkan banyak orang menjadi agak alergi dengan yang namanya agama, andaikatapun orang mengaku beragama sebagai identitas diri, pada hakekatnya mereka tidak menganggap agama itu sebagai suatu hal yang penting, mereka memungkiri 'power' dari agama itu sendiri. Di sisi lain ada informasi yang mengatakan bhw gereja-gereja di beberapa negara di Eropa sudah mulai sepi pengunjungnya, dan bahkan ada gereja yang dijual dan dijadikan gedung bioskop krn sudah tidak ada pengunjung. Oleh sebab itulah juga dewasa ini jika orang bicara soal agama akan dianggap orang aneh dan jika diskusi tetang kebenaran sejati akan dianggap tidak populer. Coba perhatikan blog-blog yang ada di media internet, jarang sekali yang terkait dengan topik agama, kebanyakan tentang ilmu pengetahuan sekuler (teknologi, marketing, ekonomi, kedokteran, dll) karena hal itu lebih populer dan lebih disenangi oleh kebanyakan orang daripada topik yang berkaitan dengan agama.Bagaimana dengan anda? apa pandangan anda tentang hal itu?

Problematik Perspektif

Paling tidak enak jika bertemu dengan orang yang selalu memaksakan sudut pandangnya kepada orang lain, seolah-olah hanya dia saja yang paling tahu, paling benar, paling hebat dan segala jenis paling lainnya. Padahal belum tentu pendapat orang tersebut benar dan belum tentu juga pendapat orang lain itu salah, mengapa? Karena tiap-tiap orang memiliki perspektif masing-masing sehubungan segala hal sehingga jika terjadi suatu perbedaan pendapat berkenaan dengan suatu hal tertentu biasanya lebih banyak disebabkan oleh karena perbedaan sudut pandang, dan dalam hal ini tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, karena benar atau salah sifatnya relatif tergantung dari sudut pandang mana sebuah problem dilihat oleh tiap-tiap individu orang. Ada ungkapan lama yang mungkin pernah anda dengar “lain ladang lain pula lalangnya, lain danau lain pula ikannya” yang mengartikan bahwa tidak ada manusia yang memiliki kesamaan persis, tiap-tiap orang berbeda-beda pola berpikirnya dan sudut pandangnya. Perbedaan orang dapat ditentukan oleh berbagai latar belakang, bisa latar belakang sosial, budaya, etnis, pendidikan, pengalaman, karakter, selera, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya Tuhan menciptakan manusia dengan memiliki ciri khas fisik tertentu seperti sidik jari, bahkan konon ceritanya anak kembar sekalipun dapat berbeda selera dan sifat. Maka janganlah heran kalau anda akan sulit sekali menemukan orang lain yang persis sama dengan sifat atau karakter anda. Saya menganjurkan anda janganlah berharap untuk mendapatkan teman yang memiliki sudut pandang yang sama atau selera yang sama dengan anda.

Berbicara mengenai perspektif atau sudut pandang saya jadi teringat dengan ungkapan tentang dua orang yang melihat gajah dari sisi yang berbeda, orang yang pertama melihat gajah tersebut dari depan sehingga dia akan mengatakan bahwa gajah belalainya panjang dan kupingnya lebar, namun orang yang kedua melihat gajah tersebut dari belakang sehingga dia hanya melihat ekor dan dua kaki belakng yang besar dari sang gajah, ke dua orang tersebut bisa berselisih paham tentang apa yang paling menonjol dari sang gajah tersebut padahal keduanya melihat binatang yang sama, namun masalahnya adalah dari sisi mana mereka melihat. Itulah yang saya sebut sebagai problematik dari perspektif.

Sebut saja contoh kecil, rata-rata orang eropa tidak suka mencium bau buah duren, tapi coba jika anda sebagai orang Indonesia ditawari duren, apalagi duren montong, wah pasti anda akan berbutan untuk menyantapnya, karena disamping buahnya harum rasanya juga enak, itu menurut perspektif anda sebagai orang Indonesia, tidak demikian halnya bagi orang barat. Nah hal inilah yang kadang-kadang dapat menjadi problem horizontal di antara makhluk sosial yaitu sesama manusia. Tak jarang masalah perbedaan perspektif dapat menimbulkan pertikaian yang serius di antara kita manusia, karena perbedaan perspektif akan mengarah kepada perbedaan pendapat dan prinsip tiap-tiap orang. Masalahnya adalah jarang sekali orang yang mau mengalah terhadap pendapat orang lain, kecenderungan manusia adalah berargumen untuk membenarkan pendapatnya sebisa-bisanya. Hanya orang yang memiliki sifat rendah hati dan suka damai sajalah yang bersedia mengalah selama problematik perspektif tersebut hanyalah masalah yang tidak terlalu bersifat prinsipil.

Memang ada beberapa perbedaan perspektif yang harus diselesaikan dengan suatu standard baku seperti perbedaan yang terkait dengan masalah benar atau salah, baik atau buruk, hal ini biasanya akan mengacu kepada hukum, undang-undang, prosedur dll. Misalnya perbuatan membunuh tidak bisa hanya dilihat dari segi perpektif, tapi juga harus dari segi hukum. Halnya juga berkenaan dengan kebenaran prinsipil seperti misalnya tentang dogma atau doktrin agama. Perbedaan perspektif berkenaan dengan dogma agama atau kepercayaan memang harus bermuara pada konsep dasar fundamental yaitu kitab suci dari masing-masing agama yang bersangkutan. Tetapi jika perbedaan perpektif hanyalah hal-hal yang menyangkut selera lebih baik menggunakan dasar kasih, rendah hati, suka damai, dan mengalah ketimbang ngotot untuk selalu memenangkan dan membenarkan pendapat pribadi, padahal pendapat orang belum tentu salah.

26 DECEMBER 2005

Menghitung umur

Salah satu kebiasaan di tempat saya bekerja adalah memberikan informasi jika ada sanak saudara dari karyawan yang meninggal dunia. Selama bekerja saya sering mendapatkan berita-berita dukacita tentang kematian dari ayah, ibu atau sanak family para karyawan perusahaan. Anda bisa bayangkan jumlah karyawan PT.Kalbe Farma tbk. tempat saya bekerja seluruhnya hampir 3000 orang (saya bekerja di IT dept.) dari jumlah tersebut bisa dimaklumi kalau berita kematian dari sanak saudara para karyawan akan diinformasikan paling tidak hampir setiap minggunya di e-mail. Saya perhatikan rata-rata yang meninggal antara usia 50 sampai 60 tahun, walaupun ada beberapa peristiwa tragis yg merenggut rekan karyawan yang masih usia muda karena kecelakaan atau penyakit. Intinya kematian sepertinya menjadi suatu berita yang "biasa" dan "akrab" di lingkungan kita. Malah saya mengamati usia orang yang mati semakin muda dari tahun-ke tahun. Pernahkah anda merenung sambil menghitung umur anda? jika rata-rata orang meninggal pada usia 60 atau 70 tahun, dan usia anda saat ini katakanlah sudah 50 tahun maka sisa umur anda untuk hidup adalah tinggal 10 atau 20 tahun lagi bukan?, coba bayangkan jika usia anda saat ini sudah mencapai 69 tahun berarti usia hidup anda hanya tinggal 1 tahun lagi dengan asumsi rata-rata umur manusia saat ini. Itupun jika anda tidak mengalami kecelakaan atau penyakit........Maka timbul pertanyaan, apakah kematian adalah akhir dari segala-galanya? jika memang demikian, apa yang akan anda lakukan pada sisa hidup anda yang amat singkat itu?..... kemudian apa yang dapat anda bayangkan setelah anda mati? ..... apakah kematian bukanlah akhir dari segalanya? .... apakah ada kehidupan lain setelah kematian, dan jika ada apa yang akan anda alami dan lakukan di kehidupan lain tersebut?...dan mungkin bisa seribu satu pertanyaan lainnya akan muncul dalam benak kita kalau kita memang concern untuk mencari tahu apa arti sesungguhnya dari "mati". Orang-orang Yunani kuno yang menganut paham Epikuros pernah melontarkan suatu konsep "Nikmatilah hidup ini sepuas-puasnya sebab besok kita akan mati", mereka punya konsep bahwa tidak ada harapan lain setelah kematian, dan kematian adalah akhir dari segala-galanya. Apakah anda juga berpikiran demikian? Jika demikian maka jangka waktu anda untuk dapat menikmati hidup sangat-sangatlah singkat sekali bukan khususnya di dalam sisa hidup anda sekarang. Dan pertanyaan berikutnya jika paham Epikuros ini benar, maka sangatlah tidak sesuai diterapkan di negara Indonesia ini khususnya, karena keadaan ekonomi saat ini yang sangat parah tidak akan bisa mendukung seseorang untuk menikmati kehidupan. Dari sejak kita kecil sampai dewasa, berkeluarga memilik anak dst..dst..dst kita terus hidup dengan perjuangan untuk mencari nafkah dan kebutuhan ekonomi yang tiada hentinya sampai akhirnya kita wafat. Untunglah di sisi lain ada paham agama yang mengajarkan bahwa sebenarnya ada "harapan" bagi seseorang yang telah mati sehingga paling tidak konsep ini dapat menjadi alternatif pilihan bagi orang-orang yang sedang frustasi dalam hidup ini, beberapa konsep agama mengajarkan tentang "dunia dan akhirat", "sorga dan neraka", beberapa agama yang mengajarkan dogma reinkarnasi, ada juga agama mengajarkan kebangkitan orang mati, bahwa orang yang telah mati akan dibangkitkan kembali dan akan hidup di suatu "dunia baru" atau firdaus di bumi ini. Apapun konsep yang diajaran oleh agama-agama tersebut pada intinya adalah bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, sebenarnya ada "harapan" bagi orang mati pada saatnya nanti, hanya saja akan timbul pertanyaan selanjutnya yaitu doktrin manakah yang benar dari semua ajaran agama tentang harapan bagi orang mati? nah hal ini tentu membutuhkan riset dan minat untuk meneliti. Namun disamping itu ada syarat-syarat yang dijabarkan oleh paham agama agar orang-orang mati tersebut dapat menikmati "harapan" nantinya, sebagai contoh orang baik masuk sorga sedangkan orang jahat masuk neraka. Dan beberapa ajaran agama mengatakan perbuatlah sebanyak-banyaknya amal dan kebaikan selama kita hidup agar nantinya ada harapan bagi kita di akhirat setelah kita mati. Konsep agama ini jelas bertentangan dengan konsep filsafat Epikuros tadi, kalau konsep Epikuros dipakai maka tidak ada gunanya berbuat baik selama kita hidup di dunia ini karena toh kematian adalah akhir dari segala-galanya, tidak ada harapan atau suatu "penilaian" baik dan jahat pada orang mati nantinya. Jadi sekarang konsep mana kira-kira yang mendekati pola berpikir anda sehubungan dengan kematian? hal ini akan sangat berpengaruh terhadap cara pandang kita dalam menyikapi proses kematian yang sedang "mengintai" kita masing-masing. Maka saya mengundang para pembaca blog ini, mari sambil menghitung-hitung umur kita masing-masing, kita sama-sama mencari tahu ada apa sebenarnya dengan mati.

25 DECEMBER 2005

Salah Kaprah

Ada orang yang bertanya, bisa nggak sih pohon natal itu diganti dari pohon cemara jadi pohon pisang, atau sinterklas diganti jadi badut atau ondel-ondel? ..... saya berpikir sejenak .....why not? karena toh ornamen-ornamen Natal itu semuanya hanyalah legenda yang tidak ada dasar kristianinya atau tidak ada dasar alkitabnya, coba saya tanya anda apa hubungannya pohon cemara dan lampu-lampu kerlap-kerlip dengan Yesus?, dan apa hubungannya Sinterklas dengan Yesus?. Perayaan natal sudah berurat berakar dan menjadi tradisi turun-temurun sejak dulu sampai sekarang walaupun sejarah asal-usul natal tidaklah bersifat kristen, dan Alkitab tidak menulis bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 desember - lihat tulisan saya sebelumnya tentang asal-usul Natal. Ketika saya bertanya pada orang yang telah terindoktrinasi tentang perayaan Natal mengapa mereka masih tetap merayakannya, mereka mengatakan bahwa walaupun latar belakang sejarah 25 desember itu sebenarnya adalah hari raya dewa saturnalia, namun hal itu tidak menjadi masalah selama motivasi dari orang-orang adalah untuk meng-agungkan Yesus kristus dan bersyukur atas kelahirannya, demikian menurut mereka. Namun saya ingin bertanya, apakah makna natal saat ini memang benar-benar untuk meng-agungkan kelahiran Yesus, tidakkah ada unsur-unsur kepentingan pribadi dan semangat materialisme yang diusung oleh perayaan ini? kembali ke pertanyaan di atas tadi apakah tokoh sinterklas bisa digantikan dengan badut? why not selama badut tersebut bisa juga memberikan hadiah-hadiah natal yang banyak bagi anak-anak...bukan? atau bisakah pohon cemara digantikan dengan pohon pisang? why not selama pohon pisang juga dapat dihiasi lampu-lampu kerlap-kerlip lengkap dengan ornamen lonceng dan bintangnya selama tujuannya untuk bergembira ria dan bersenang-senang ....bukan?. Jadi sejujurnya apakah makna dari Natal jika dilihat dari fakta tadi? apakah benar-benar untuk memuji Tuhan ataukah ada motivasi lain yang lebih kepada semangat mementingkan diri? Mal-mal, plaza-plaza, supermarket, toko-toko mainan dan semua area bisnis telah mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan materi melalui acara Natal ini dengan segala jenis dagangannya, sementara itu orang-orang dari mulai anak-anak sampai dewasa telah menggunakan kesempatan ini untuk menghambur-hamburkan uang demi kesenangan pribadi, ada yang ke diskotik ajojing sambil minum-minum alkohol, bagi anak-anak mereka sibuk memikirkan hadiah-hadiah natal...sehingga motivasinya bukan lagi untuk mengenang Yesus. Di sisi lain ada orang-orang yang tidak mampu secara materi tidak bisa menikmati kesenangan perayaan Natal tersebut dan akhirnya kecewa, kecewanya bukan karena tidak bisa mengenang dan memuji Tuhan atas kelahiran sang juru selamat melainkan kecewa karena tidak bisa turut bergembira ria seperti orang-orang berduit yang kaya.
Timbul pertanyaan dalam benak saya, tidakkah sebenarnya makna yang paling dalam dari kehadiran Yesus ke dunia ini adalah "kematiannya" bukan kelahirannya? sebab hanya karena kematian Yesuslah umat manusia di bumi ini dapat ditebus dosa-dosanya, hanya karena darah dan tubuh Yesus yang dikorbankannyalah semua manusia dapat ditebus dari dosa dan kematian. Jadi esesnsi yang terpenting adalah kematian bukan kelahiran. Ada pepatah lama mengatakan "gajah mati meninggalkan gadingnya, orang mati meninggalkan amalnya". Makna kematian lebih dalam daripada kelahiran. Ketika seorang anak lahir orang-orang bergembira-ria menyambut kelahirannya tetapi coba bayangkan setelah si anak tersebut dewasa dan menjadi penjahat kriminal sampai matinya, tidakkah anak tersebut pada akhirnya meninggalkan "nama" yang buruk setelah dia mati? Nah Yesus Kristus telah setia sampai mati dan telah meninggalkan nama yang baik serta teladan yang sempurna kepada umatnya yaitu teladan kasih. Dan yang paling utama Yesus telah mati untuk menebus dosa umat manusia sehingga orang-orang berdosa memiliki kesempatan untuk bertobat dan "diperdamaikan" dengan Tuhan, maka tidakkah hari kematian Yesus yang seharusnya kita rayakan untuk mengenang jasanya, teladannya dan namanya?.... karena seorang bayi yang lahir tidak dapat memberikan teladan apa-apa, hanya orang yang telah dewasa dan bertahan menjadi orang yang baik dan benar seumur hidupnya sampai dia mati yang dapat meninggalkan teladan untuk dikenang dan ditiru orang lain. Jadi menurut anda manakah frase yang lebih menyentuh dan lebih dalam maknanya bagi kita "Yesus telah lahir bagi kita"? ataukah "Yesus telah mati bagi kita untuk menebus dosa-dosa kita" silahkan anda merenungkannya.

14 DECEMBER 2005

Pilih jadi "orang besar" atau jadi "orang kecil" ?

Pernahkah anda mendengar ungkapan atau pidato seorang tukang becak, seorang buruh atau kuli yang di-publish dalam sebuah tayangan informasi di suatu media massa tertentu?. Dari mulai informasi iklan komersial, kata-kata mutiara, frase pepatah, sampai dengan ungkapan-ungkapan yang bersifat rohani atau religius, semua itu kebanyakan bersumber dari mulut tokoh-tokoh terkemuka seperti presiden, pejabat, professor, doktor, artis, aktor, uskup, pastor, pendeta, uztad, da'i, biksu dan tokoh-tokoh besar lainnya baik tokoh sekuler maupun tokoh agama. Padahal bisa saja tukang sapu jalanan mengungkapkan kalimat yang indah dan menarik serta bermanfaat untuk kebaikan, namun persoalannya adalah media massa mana yang mau mem-publishnya ? Kebanyakan orang berlomba-lomba untuk menjadi "orang besar", orang terpandang, orang terhormat, orang hebat menurut ukuran sekuler dan semangat ini menyusup sampai ke dalam diri para tokoh agama yang seharusnya berpikiran rohani. Sangat jarang sekali yang berlomba-lomba untuk menjadi orang yang bersahaja dan rendah hati karena menurut ukuran sekuler orang bersahaja dan rendah hati adalah "orang kecil". Mengapa demikian ? salah satunya disebabkan karena 'dunia' ini sedang mempropagandakan semangat ambisius, egoisme, prestise, kehormatan pribadi, prestasi dan popularitas sehingga indikator kesuksesan seseorang diukur atas dasar itu semua. Ketika seorang "tokoh besar" memberi komentar ttg suatu hal seperti misalnya "mengabdilah kepada bangsamu" atau "janganlah engkau malas bekerja", walaupun kata-kata tersebut adalah suatu kalimat yang biasa dan bisa saja diungkapkan oleh semua orang baik dari level tukang becak sampai seorang presiden, namun persoalannya adalah kebanyakan orang menilai bukanlah isi dari kalimat tersebut melainkan siapa yang mengungkapkan kalimat tersebut. Presiden Amerika Serikat John F Kennedy pernah mengungkapkan suatu kalimat "don't ask what your country can do for you. ask what you can do for your country" dan kata-kata ini terdengung sampai sekarang, coba andaikata yang menyampaikan ungkapan tersebut hanyalah seorang tukang pos pengantar surat apakah kata-katanya akan diabadikan di media massa sampai sekarang?. Jadi kecenderungan orang di dunia ini lebih menilai siapa orang yang mengatakan sesuatu ketimbang apa yang dikatakannya. Inilah yang disebut dengan "kultus individu".

Coba perhatikan buku-buku yang pernah ditulis di bumi ini, kebanyakan buku dibagian depan atau belakang sampulnya tertera data riwayat hidup sang penulis, dari mulai gelar-gelarnya, latar belakang pendidikannya, jabatannya, kedudukan sosialnya dll, tujuannya adalah supaya setiap pembaca pertama-tama kagum terhadap siapa yang menulis buku itu, bukan terhadap apa isi dari buku tersebut. Coba anda bayangkan apabila ada seorang buruh atau kuli yang menulis artikel yang bagus dalam sebuah buku, dan dia mencantumkan data pribadinya di sampul depan atau belakang bukunya bisa diduga orang-orang akan malas membeli bukunya. Saya pernah mendengar suatu ungkapan yang menarik dan menggelitik dari seorang tukang ojek ketika saya sedang naik ojek dan ngobrol-ngobrol dengan pengendaranya. Dia mengatakan kepada saya bahwa semua kepemilikan dalam hidup ini hanyalah titipan Tuhan, ketika kita lahir telanjang bulat dan tidak membawa apa-apa dari rahim sang ibu, dan ketika kita mati kita juga tidak bisa membawa apa-apa ke kuburan, jadi baik kita miskin ataupun kaya buat dia tidak ada bedanya. Ungkapan yang keluar dari mulut tukang ojek ini buat saya sungguh menarik dan selayaknya diabadikan dalam sampul sebuah majalah bisnis, agar para businessman tidak terlalu materialistis, maruk dan gila harta kekayaan.
Jadi seharusnya siapapun orang walaupun orang kecil sekalipun mesti dihargai "suaranya" layaknya orang besar apabila dia memperlihatkan kapabilitas sebagai orang baik dan benar. Bahkan ironisnya dikalangan cendikiawan agama ukuran-ukuran sekuler pun menjadi suatu indikator terhadap umatnya. Sebagai contoh seorang Pendeta Kristen atau Pastor Katolik atau Da'i Islam akan menjadi seorang tokoh yang populer dan didengar ceramahnya apabila dia memiliki gelar-gelar akademis tertentu atau mungkin jabatan duniawi tertentu, jika tokoh religius tersebut latarbelakangnya hanyalah orang "biasa" maka umatnya akan sulit untuk respek dan hormat kepadanya, inilah fakta yang pahit yang saya amati dan perhatikan. Saya senang mengutip suatu nats atau ayat dari kitab suci tentang pengalaman seorang tokoh besar, seorang juru selamat, yang diakui baik oleh agama Islam maupun agama Kristen yaitu Yesus Kristus atau Nabi Isa. Salah satu penyebab utama mengapa orang-orang Yahudi / Israel menolak Yesus atau nabi Isa (bagi orang Islam) adalah karena latar belakang status sosialnya yang kurang terhormat dari ukuran duniawi, Yesus dilahirkan di kota kecil yang tidak terkenal Betlehem, dari keluarga miskin, ayahnya bukan pejabat tetapi hanyalah seorang tukang kayu, bahkan dia lahir di kandang sapi. Coba anda baca di Kitab Suci, Matius 13:54-55, isi dari ayat itu demikian : Setibanya di tempat asal-nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah ia ini anak tukang kayu? ..dst...dst. Orang-orang Yahudi tidak mau mendengarkan apa yang Yesus katakan hanya karena latar belakang status sosialnya, walaupun mereka tidak bisa menyangkal pengajarannya yang luar biasa bagus. Saya merenungkan dalam-dalam tentang eksistensi Yesus di bumi ini, Tuhan sengaja mengutus Yesus ke dunia ini salah satunya adalah untuk memberi pelajaran bagi "orang-orang besar" yang angkuh dan sombong di dunia ini, bahwa mereka sebenarnya di mata Tuhan adalah mayat-mayat hidup tidak berarti yang sebentar lagi akan kembali ke kuburan dan tidak membawa apa-apa ke dunia orang mati maupun ke akhirat nantinya, tepat seperti yang dikatakan sang tukang ojek tadi kepada saya, jadi silahkan anda pilih mau jadi orang besar atau jadi orang kecil ?.

Motivation VS Limitation

Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan orang - orang yang merepresentasikan diri mereka sebagai konsultan "power of motivation". Mereka menawarkan suatu paradigma sehubungan dengan konsep positif thinking, optimisme dan motivasi, saya pernah beberapa kali mengikuti seminar-seminar yang diadakan oleh beberapa konsultan tersebut (sepertinya kurang etis untuk menyebutkan namanya). Disamping itu saya pernah membaca beberapa artikel yang terkait dengan konsep positif thinking, dan setiap berangkat ke kantor atau pulang dari kantor kadang-kadang saya menyetel radio Smart FM 95.9 Mhz dan beberapa radio lain di dalam mobil saya, topicnya berisi pembahasan talk show berkisar konsep “power of motivation”, isi pembahasannya seputar optimisme, motivasi, berpikiran positif. Dulu saya juga pernah mengikuti beberapa seminar MLM (Multilevel Marketing) seperti CNI dan Amway. Jujur saja saya kagum dengan para pakar yang menawarkan konsep-konsep tadi dan jika ditinjau dari segi positif memang sasaran dari konsep yang ditawarkan oleh para pakar motivasi tersebut sangat bermanfaat untuk membentuk pola berpikir positif dari setiap orang, sehingga mendidik orang agar tidak lagi cepat menyerah dalam menjalani segala hambatan dan problematik kehidupan ini. Akan tetapi dari beberapa konsep yang ditawarkan tersebut ada yang saya rasakan kurang "membumi" seolah-olah segala hal bisa dilakukan dengan kekuatan diri kita tanpa memandang bahwa sebenarnya ada suatu batasan manusiawi atau yang kita kenal dengan istilah kodrat. Ada banyak sekali kondisi-kondisi tertentu yang berada diluar kendali dan kekuatan kita, sebagai contoh, penyakit, usia tua, kecelakaan, kematian, bencana alam, hukum alam dan terakhir hukum Tuhan. Semua kondisi tersebut dapat menjadi penghalang yang tak terelakkan, tak terduga dan tak terbendung pada saat kita sedang menjalani perjuangan hidup ini dengan konsep positif thinking tadi. Ada lagi pemikiran lain yang ditawarkan oleh para konsultan motivasi tadi yaitu tentang konsep untuk meraih status menjadi orang yang lebih unggul daripada orang lain. Ada seorang konsultan berkata kepada saya, jangan mau menjadi orang biasa atau “ordinary people” bertekadlah untuk menjadi orang yang luar biasa. Saya melihat adanya unsur semangat persaingan dari konsep tersebut, saya jadi teringat dengan orang-orang di jaman dahulu yang mengajarkan anak-anaknya dengan mengatakan “capailah cita-citamu sampai setinggi langit”. Banyak anak-anak yang dipaksa oleh orang tuanya untuk bersekolah setinggi-tingginya sesuai dengan trend dunia walaupun mungkin jurusan pendidikan yang dipilih orang tuanya tidak sesuai dengan minat sang anak. Orang tua dalam hal ini beranggapan bahwa mereka berpikiran positif hanya ingin agar anaknya tidak kalah bersaing dan menjadi orang yang sukses serta lebih unggul daripada anak-anak lainnya kelak, dengan kata lain orang tua tersebut hanya ingin meningkatkan power of motivation sang anak. Ironisnya begitu banyak anak-anak yang dipaksakan sejak kecilnya bersekolah tinggi akhirnya setelah dewasa harus menelan pil pahit kehidupan karena tetap saja sulit mendapatkan lapangan pekerjaan sebab kondisi persaingan yang sangat kompetitif. Itulah yang saya namakan dengan kondisi tertentu diluar kemampuan kita, hal-hal kecil dapat kita lihat sehari-hari dalam hidup kita, misalnya katakanlah kita adalah seorang yang disiplin dan tepat waktu, kita punya kedudukan di sebuah perusahaan dan sedang menuju ke kantor untuk meeting komisaris, semua orang telah mengenal kita sebagai orang yang tepat waktu, ternyata di perjalanan tanpa di duga kemacetan lalu lintas luar biasa sehingga kita terlambat sampai kantor sektiar 2 jam, minggu depannya ada meeting lagi dengan direksi namun kali ini kita terlambat karena mobil kita menabrak gerobak bakso yang sedang menyeberang jalan, tiga hari kemudian ada meeting lagi dan kali ini juga terlambat karena di tengah jalan istri kita menelpon bahwa anak kita mendadak sakit keras. Apakah orang mau concern dengan problem-problem kita yang menyebabkan kita terlambat? belum tentu, bisa jadi orang menganggap kita hanya mencari dalih untuk membenarkan diri. Tapi intinya yang saya mau katakan bahwa kita dibatasi oleh ketidakmampuan tertentu di dalam hidup ini.

Saya terkadang merenung andaikata semua manusia di bumi ini hanya mau menjadi orang yang besar dan lebih unggul daripada orang lain, bagaimana jadinya apabila di bumi ini tidak ada lagi orang yang mau mengerjakan hal-hal kecil yang kadang dianggap tidak berarti. Coba bayangkan bagaimana jadinya apabila tidak ada orang yang mau menjadi tukang sampah atau pembantu di lingkungan rumah anda? Coba bayangkan bagaimana jadinya apabila tidak ada yang mau jadi office boy atau satpam di kantor anda? Coba bayangkan bagaimana jadinya apabila tidak ada yang mau jadi supir bus atau masinis kereta api? Coba bayangkan bagaimana jadinya apabila tidak ada yang mau menjaga pintu tol atau pintu gerbang lintasan kereta api?. Saya teringat dengan mesin mobil yang menggunakan system karburator, apabila karburator itu dicopot dan dipreteli komponennya satu persatu maka akan terdapat beberapa onderdil yang berukuran kecil, tapi mekanik atau montir pernah mengatakan kepada saya bahwa satu onderdil kecilpun copot maka mobil tersebut tidak akan bisa distarter hidup. Hal ini meng-ilustrasikan bahwa sekecil apapun eksistensi atau kontribusi kita di dalam dunia ini kita bisa berada pada posisi yang sangat berharga, atau sebaliknya sehebat apapun posisi anda saat ini suatu saat tertentu anda akan berhadapan pada kondisi yang anda sendiri tidak dapat kendalikan. Saya teringat dengan sebuah joke atau anekdot yang saya dengar di radio tentang seorang pendeta dan seorang supir yang setelah mati keduanya naik ke surga, namun sang pendeta berada pada tingkat lebih rendah daripada sang supir di surga sana. Sang pendeta protes terhadap malaikat mengapa dia berada pada posisi dibawah sang supir di surga, sang malaikat mengatakan kepadanya bahwa ketika sang pendeta berkhotbah di mimbar para umat jemaat tertidur, tetapi ketika sang supir mengendarai bus para penumpang berdoa.

Jadi saya berkesimpulan ketimbang kita terlena dengan konsep yang tidak realistis sehubungan dengan menjalani hidup ini, lebih baik kita tetap “membumi” dan realistis. Saya tidak mengatakan bahwa kita harus menerima nasib dan berpangku tangan atau berpasrah diri seolah-olah kita tidak perlu berbuat apa-apa untuk merubah nasib atau bermalas-malasan, bukan itu maksud saya. Kita masih tetap bisa memiliki motivasi dan optimisme dalam hidup ini namun jangan pernah lupa diri atau melanggar kodrat kita sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan, dan jangan lupa juga terhadap Tuhan sang pencipta yang maha kuasa yang sanggup membantu dan membimbing kita dalam menghadapi segala macam problem ketimbang selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri. Dan satu hal lagi konsep untuk selalu lebih unggul daripada orang lain adalah konsep yang akan menjebak kita ke dalam semangat persaingan yang tidak realistik. Just be your self, jadilah diri anda sendiri jangan banding-bandingkan diri anda dengan orang lain, jangan berusaha menjadi sesuatu atau seseorang yang anda tidak sanggup raih. Apapun eksistensi anda saat ini, apapun pekerjaan anda saat ini baik itu besar ataupun kecil dari segi ukuran dunia ini, walaupun dunia menganggap anda orang yang tak berharga menurut saya anda tetap manusia yang berharga paling tidak di mata Tuhan sang pencipta yang maha kuasa.

03 JANUARY 2006

Bom waktu dunia

Ketika saya menulis blog ini, kita sedang memasuki hari ke tiga dari tahun 2006. Tidak beda dengan situasi di tahun baru sebelum-sebelumnya orang-orang di mana-mana merayakan pergantian tahun di malam tahun baru dengan pesta-pesta meriah. Acara-acara televisi pun benuansa kemeriahan pesta tahun baru, tidak ada acara televisi yang bertema keprihatinan “mengenang kepedihan tahun 2005 dan waspada terhadap bencana yang mungkin meningkat di tahun 2006”. Sepertinya sudah suatu tradisi bahwa tahun baru adalah selalu menjadi tahun penuh harapan walaupun kenyataannya sepanjang sejarah setiap tahun segala jenis bencana dan segala macam keprihatinan skalanya cenderung meningkat ketimbang menurun, rata-rata problem global dunia tidak terpecahkan tahun demi tahun.

Kebanyakan orang seolah-olah lebih senang menutup mata terhadap kenyataan bahwa setiap tahun keadaan dunia ini bukan semakin membaik melainkan semakin memburuk. Lihat saja problem ekonomi di berbagai negara, kemiskinan, bala kelaparan, problem penyakit dengan munculnya jenis-jenis penyakit baru seperti flu burung dan munculnya virus-virus mutan yang belum pernah muncul dulunya, begitu banyak berita tentang peperangan, pertikaian etnis dan warna kulit, pertikaian antar agama, kejahatan yang meningkat, pemberontakan, demonstrasi, gempa bumi, tzunami, banjir, tanah longsor, dan bencana alam lainnya. Setiap tahun orang-orang di segala bangsa mengharapkan perubahan ke arah yang lebih baik pada penutup tahun, mereka berharap semoga di tahun baru situasi dunia akan semakin membaik dan terus membaik, tetapi kenyataannya semakin memburuk dan terus memburuk.

Terkadang saya merenungkan bumi ini ibarat seperti bom waktu dimana titik ledaknya sedang dihitung mundur (count down) Jadi sebenarnya setiap kali anda merayakan tahun baru dengan pesta pora penuh harapan itu artinya anda sedang merayakan hitungan mundur “bom waktu dunia” ini ke arah titik ledaknya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa hampir semua agama besar mengajarkan bahwa akan ada suatu “titik akhir” bagi dunia ini kelak di masa depan, ada yang mengajarkan tentang hari Kiamat, Armagedon dan lain sebagainya di mana Tuhan sang maha besar akan bangkit untuk menghakimi system dunia ini dan menggantikannya dengan system Teokratis di bawah kendali Tuhan sendiri, seperti itulah yang saya baca dari kitab-kitab suci.

Alkitab Kristen disebutkan bahwa Tuhan akan menggantikan system pemerintahan dunia ini menjadi system teokratis:

Daniel 2:44 – “Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.”

Wahyu 16:14-16 - “ay.14. Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.Ay.15. Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya. Ay.16. Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.

Di dalam kitab Islam Al-Quran juga disebutkan tentang hari Kiamat tersebut :

QS.Al Baqara (2):210 – “Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat pada hari Kiamat dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.”

QS. An Nisa (4):87 – “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari Kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan (nya) daripada Allah.”

QS. An Nisa (4):159 – “Dan tidak ada seorang pun dari kalangan ahli Kitab melainkan dia akan beriman kepada Nabi Isa (Yesus) sebelum matinya dan pada hari Kiamat kelak Nabi Isa (Yesus) akan menjadi saksi terhadap mereka.”

Jadi bagaimana? apakah kita akan tetap menggantungkan harapan kita terhadap system dunia ini setiap tahunnya? Apakah system pemerintahan dunia ini telah terbukti sukses mengatasi berbagai problematik yang terjadi sepanjang sejarah tahun-demi tahun, ataukah lebih banyak gagal? Apakah masih masuk akal untuk berharap kepada pemimpin politik, ekonom, bisnis dll yang kesemuanya hanyalah manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan dan pada akhirnya mati? Ataukah kita hanya bisa berharap kepada Tuhan sang pencipta alam semesta dan penguasa tertinggi? Silahkan anda memilih sendiri sesuai hati nurani anda, namun kalau saya pribadi tidak akan pernah percaya lagi dengan para pemimpin manusia dan kepada system dunia ini yang telah terbukti selalu gagal untuk menciptakan perdamaian, keamanan, ketenteraman, kesehatan, kesejahteraan yang permanen. Saya hanya bisa berharap kepada Tuhan saja dan saya percaya bahwa tidak lama lagi penguasa tertinggi di alam semesta ini pasti akan bertindak untuk menyelesaikan segala problem kehidupan umat manusia di bumi ini dengan caraNya. Akhir kata Alkitab mengatakan di Matius 6:9-10 "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga."

Bahaya dari suatu Propaganda

Salah satu cara paling mudah untuk menebar kebencian terhadap orang lain atau terhadap sekelompok orang atau terhadap suatu organisasi tertentu adalah dengan propaganda. Sebuah kamus mendefinisikan propaganda: “information that is spread for the purpose of promoting some cause”. Pada saat suatu propaganda telah tersebar luas dalam masyarakat maka akan segera tercipta suatu “opini public”, ada beberapa definisi lain yang menguraikan arti daripropaganda. Jika dikaji lebih seksama propaganda kebanyakan merupakan issue atau fitnah daripada fakta karena motivasinya adalah kepentingan tertentu bisa kepentingan kelompok, politik, sosial, agama dan kepentingan-kepentingan lain. Namun terlepas dari apakah propaganda tertentu adalah suatu fitnah belaka ataupun didasarkan atas fakta kebenaran, cara ini sangatlah efektif untuk mendiskreditkan dan membungkam kegiatan sekelompok orang atau organisasi tertentu.
Ada berbagai hal yang melatarbelakangi suatu propaganda, bisa latarbelakang politik, etnis, sosial, agama dan lain sebagainya. Di zaman dulu cara menyebarluaskan propaganda biasanya dengan memajang poster-poster, gambar-gambar karikatur, pamflet-pamflet di jalan-jalan layaknya kampanye partai politik, bisa juga menggunakan berbagai media massa seperti majalah, surat kabar atau koran, televisi, dll. Kalau di zaman sekarang ini dimana teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin canggih ada cara yang sedang umum dipakai di dunia IT khususnya di media internet yaitu dengan menyebar issue yang bersifatHoax melalui cara-cara seperti Spam Email dan lewat situs-situs internet. Kebanyakan orang yang menerima informasi dari media internet cenderung langsung percaya tanpa berniat untuk mencari tahu lebih jauh fakta kebenaran yang sesungguhnya dari suatu informasi. Jarang sekali orang yang berniat dengan rajin mencari tahu fakta kebenaran dari suatu informasi. Dulu di Jerman ketika partai Nazi berkuasa dibawah kepemimpinan Adolf Hitler (Tahun 1939-1945) Nazi mempropagandakan kebencian terhadap ethnic Yahudi. Kebencian yang amat sangat terhadap ras Yahudi di wilayah Jerman ini disebarluaskan melalui poster-poster, gambar-gambar karikatur dan informasi berita melalui berbagai media massa, serentak rakyat Jerman menjadi sangat benci terhadap rakyat Yahudi pada waktu itu . Semua kekuatan pemerintahan Jerman dari mulai tentara, polisi, dan kekuatan politik lainnya serentak berupaya untuk memusnahkan etnis Yahudi di setiap wilayah Jerman. Tidak soal anak-anak, orang lanjut usia, wanita hamil asalkan berasal dari ras Yahudi semuanya dibantai dengan sadis hanya karena kebencian ras yang telah dipropagandakan oleh Nazi. Di Negara Afrika juga pernah terjadi pembantaian etnis antara suku Hutu dan Tutsi, di Indonesia juga pernah terjadi pembantaian sengit antara suku Dayak dan Madura, dulu di Indonesia pernah juga dipropagandakan suatu pemusnahan total terhadap anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) sampai-sampai petani dan buruh yang tidak mengerti politik juga disembelih berikut keluarganya, anak-anak dan istri mereka hanya karena mereka terdaftar sebagai anggota PKI, padahal notabene yang melakukan kudeta terhadap pemerintah adalah para petinggi Angkatan Bersenjata, yang menggunakan kekuatan militer seperti Cakrabirawa dan para perwira militer lainnya serta elite politik untuk memberontak. Ada banyak lagi contoh lain sepanjang sejarah kehidupan manusia bagaimana propaganda tertentu dapat mengakibatkan situasi yang sangat berbahaya dalam tatanan kehidupan peradaban manusia.
Bagaimana dengan propaganda terhadap suatu kelompok agama? Hal ini bahkan dapat mengakibatkan suatu situasi yang lebih berbahaya lagi ketimbang hanya atas dasar ras atau ethnic karena para pembunuh mengatasnamakan Tuhan dalam tindakannya. Cara paling mudah mempropagandakan kebencian terhadap kelompok agama adalah dengan memberi julukan agama sesat. Sejarah mencatat bagaimana dulu Paus Katolik mengejar-ngejar kaum Protestanism dengan legitimasi menghakimi atas nama Tuhan. Sejarah mencatat tentang Inkwisisi Katolik, dalam bahasa Inggris Inquisition (penyiksaan dan pembunuhan sadis yang dilakukan oleh pemimpin Katolik terhadap para bidah / kelompok orang yang dianggap sesat seperti kaum protestan dan lain-lain di zaman dulu), Sebuah kamus lain mendefinisikan propaganda sebagai berikut: “Psychological images and rhetoric developed to specifically persuade the masses to a particular point of view. Propaganda is usually seen as a form of political and/or religious advertisement.” Sejarah mencatat bahwa inkwisisi yang dilancarkan oleh gereja katolik terhadap protestanism maupun kalangan tertentu yang menentang adalah untuk meredam hal-hal yang membahayakan kedudukan gereja katolik. Ada banyak tokoh-tokoh reformasi Kristen yang dianiaya dan dikejar-kejar, seperti John Huss, Arius, John Wycliff,Willam Tyndale, Martin Luther, Pengikut protestan banyak yang menghadapi pengadilan yang kejam hanya karena mereka berani menelanjangi kebobrokan pemimpin agama kristen dan karena ketidak-sesuaian ajaran mereka dengan apa yang diajarkan oleh ajaran katolik, Ketika pemimpin katolik menganiaya kelompok Kristen Protestan, orang-orang Katolik tidak merasa tindakannya itu salah, bahkan mereka merasa bahwa tindakannya adalah atas nama Tuhan dan demi menegakkan kebenaran Tuhan. Yang sangat mengenaskan adalah tokoh-tokoh reformis tersebut dibunuh hanya karenamenerjemahkan alkitab dari bahasa Ibrani, Aramaik dan Yunani kedalam bahasa Inggris. Tokoh-tokoh tersebut dibakar hidup-hidup beserta Alkitab terjemahan mereka. Coba bayangkan kalau dulu tidak ada tokoh-tokoh seperti mereka, kita tidak akan dapat membaca Alkitab dalam banyak terjemahan seperti sekarang ini, dengan adanya banyak terjemahan Alkitab kita dapat mengerti apa isi yang tertulis di dalamnya.
Ada banyak contoh yang membuktikan bahwa propaganda memang dapat mendiskreditkan kelompok agama tertentu, di wilayah Timur Tengah bentrokan antara Islam Sunni dan Islam Syiah sangat "berdarah" karena adanya propaganda dari masing-masing pemimpin kelompok tersebut, kedua kelompok tersebut saling membunuh dan membakar mesjid dari masing-masing kelompok. Di Indonesia kita pernah mendengar bagaimana kelompok Islam Ahmadiyah yang ditentang habis-habisan oleh kelompok Islam lainnya, sampai-sampai mesjid mereka dirusak, dilempari batu dan pengikutnya juga dianiaya hanya karena fatwa sesat oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia). Fatwa MUI tersebut telah memancing gelombang Penyerangan terhadap para pengikut Ahmadiyah tersebut. Kelompok agama lainnya misalnya yang menamakan dirinya Islam Liberal, kelompok ini ditentang keras oleh kelompok Islam mayoritas karena tulisan-tulisan mereka yang bersifat reformatif dan kritik terhadap Islam yang sudah mapan, dan kedepannya pun sepertinya mereka akan terusditentang. Belum lama ini juga ada kelompok sekte yang menamakan dirinya Sekte Eden dengan pemimpinnya Lia Aminudin juga serang oleh massa dan ditangkap oleh aparat kepolisisan dan digiring ke penjara, jadi tidak hanya masyarakat umum yang dapat bertindak main hakim sendiri dengan kekerasan, bahkan aparat juga bisa melakukan tindakan keras seperti tadi walaupun kelompok agama yang didiskreditkan itu tidak melakukan tindak kriminal. Walaupun ada beberapa alasan yang mendasari aparat untuk menindak kelompok agama tertentu namun alangkah baiknya mengedepankan dialog dan tukar pikiran daripada mengedepankan propaganda yang akan mendiskreditkan dan memojokkan kelompok tertentu dan bahkan dapat memancing tindakan anarkis dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. UUD pasal 29 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa hak azazi paling dasar seseorang adalah mempercayai agamanya sesuai dengan imannya, (berdasarkan kepada Bab XI tentang Agama pasal 29 UUD'45 yang berisikan, 1. Negara berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.), bahkan di India ada sekelompok orang yang menyembah tikus dan lembu saja tidak dianiaya oleh pemerintahnya selama tidak melakukan tindakan kriminal dan merusak. Saya tidak mengatakan bahwa semua sekte agama itu benar dan baik, ada juga sekte yang aneh, nyentrik bahkan sangat menyesatkan, tetapi yang saya kritik adalah cara para ulama dan penguasa mengatasi hal tersebut, andaikata pemerintah dan kaum ulama atau para cendikiawan agama mau menyadarkan "orang-orang sesat" tersebut tidakkah lebih bijak kalau dilakukan dengan cara persuasif dan dialog terbuka yang bersifat edukatif, informatif serta interaktif, bukankah kaum cendikiawan itu artinya orang-orang yang berilmu lalu mengapa tidak gunakan ilmu pengetahuan untuk diskusi dan tukar pikiran guna memutuskan kebenaran yang sejati, lain halnya kalau sekte tersebut melakukan tindakan anarkis dan kriminal, kalau demikian maka penguasa berhak menindak tegas mereka. Dulu juga pernah terjadi penganiayaan atas sekelompok agama Kristen Saksi-Saksi Yehuwa yang ditekan dan pengikutnya ditangkap atas tuduhan-tuduhan palsu dan tidak berdasar, pemerintah juga melarang organisasi ini di Indonesia karena hasutan dari pemimpin agama Kristen (DGI dan PGI) layaknya MUI melarang Islam Ahmadiyah berada di Indonesia, kelompok Saksi-Saksi Yehuwa ini dituduh oleh para pemimpin agama Kristen sebagai penyebar ajaran sesat, padahal kalau kita membaca dengan seksama di situs resmi lembaga ini, apa yang sebenarnya merekaPercayai dan ajarkan adalah murni berasal dari Alkitab yang juga dipercayai oleh seluruh pengikut agama Kristen. Sesuai dengan nama kelompok mereka Kristen Saksi-Saksi Yehuwa, mereka bersaksi tentang siapa itu Allah Yehuwa dan mengapa kebenaran sejati tentang nama Yehuwa yang tertulis dalam Alkitab sepanjang sejarah telah dihilangkan dan ditutupi oleh para pemimpin agama Kristen, mereka juga menyingkapkan kebenaran bahwa Tuhan itu Esa bukan Tiga atau Tritunggal sesuai fakta tertulis dalam firman Alkitab. namun kelompok mereka malah didiskreditkan karena berusaha menyingkapkan fakta-fakta kebenaran tersebut. Itulah dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh sebuah propaganda. Adalah lebih baik mengedepankan dialog yang bersifat ilmiah secara intelektual dan logis untuk mencari kebenaran sejati ketimbang menyebarkan issue dan propaganda yang dapat menghancurkan intelektualitas manusia dan peradaban masyarakat, mengapa tidak buka forum diskusi terbuka diantara para cendikiawan agama jika terdapat ketidak-sesuaian pendapat diantara masing-masing sekte.
Memang aneh apabila terjadi suatu perbedaan pendapat diantara beberapa kelompok agama, kecenderungan kaum mayoritas adalah menggunakan power massa dengan propagandanya untuk menekan kaum minoritas. Saya sering bertanya dalam hati kalau memang salah satu pihak mayoritas merasa lebih benar dari yang lain mengapa para pemimpin agama dan ulama mayoritas tersebut tidak berani berdialog dan bertukar pikiran dan membuktikan bahwa kelompok mereka benar berdasarkan fakta-fakta dari kitab sucinya dan dari ilmu agamanya. Atau misalnya bikin forum debat terbuka dengan dasar saling menghargai pendapat kelompok lain yang minoritas untuk mencari kebenaran sejati. Para pemimpin agama yang cenderung lebih senang mengerahkan massa dengan propaganda sebenarnya memperlihatkan kedangkalan ilmu dan ketidakberanian mereka untuk dikritik. Sekarang bagi kita masyarakat umum timbul pertanyaan. Apakah kita cenderung terlalu cepat percaya kepada propaganda tertentu ataukah kita lebih bijak dan smart menggunakan akal pikiran serta logika kita untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya ketimbang dengan gampangnya diprovokasi dan dipengaruhi untuk mempercayai propaganda tertentu yang ternyata dibaliknya ada unsur fitnah dan kepentingan tertentu? di sinilah potensi intelektualitas seseorang diuji.

Efek symbols & attribute agama

Beberapa waktu lalu saya makan di salah satu restaurant di daerah kelapa gading, tidak seperti biasanya kali ini saya dan teman-teman memilih restaurant “sundanese food”, kalau sebelum-sebelumnya kami biasa makan di restaurant Chinese yang lokasinya masih berdekatan dengan restoran sunda tersebut. Ada satu hal yang saya amati yaitu ada seorang tukang ngamen yang pernah saya lihat sebelumnya bernyanyi sambil main gitar di restoran chinese waktu itu dia menyanyikan lagu-lagu gereja agama kristen, namun kali ini dia bernyanyi di restoran sunda tetapi saya amati dia tidak lagi menyanyikan lagu-lagu gereja melainkan ada beberapa lagu yang bernuansakan lagu rohani umat Islam, seperti lagunya Aa Gym yg berjudul “jagalah hati”. Dalam hati saya agak tertawa geli juga dan merenung “ini tukang ngamen cerdik juga yah” dia sesuaikan jenis lagu-lagunya dengan pangsa pasar yang ada.

Tapi ada hal lain yang saya amati, yaitu para pengunjung restoran yang antusias memberikan tips kepada sang pengamen jika dia menyanyikan lagu-lagu sesuai dengan agamanya, jika tidak maka jangan harap si pengunjung restoran memberikan uang kpd si pengamen. Maka ini menjadi suatu latihan daya pengamatan bagi sang pengamen agar lebih cermat melihat kira-kira orang yang makan di restauran itu kebanyakan agamanya apa supaya dia bisa menyesuaikan lagu-lagunya dan dapat uang yang banyak, jadi motivasi utama sang pengamen sebenarnya bukanlah meng-agungkan Tuhan dengan lagu-lagu rohaninya melainkan untuk dapat mengeruk uang sebanyak-banyaknya melalui sarana “attribute” agama. Saya jadi teringat dengan peristiwa yang pernah saya baca di internet tentang bagaimana salah satu partai politik Kristen yang menggunakan attribute agama Islam untuk menarik simpatik dari umat beragama Islam agar mau mencoblos caleg dari partainya, demikian juga sebaliknya. Saya kadang merenung sepertinya saat ini attribute-attribute keagamaan benar-benar dapat digunakan sebagai kamuflase oleh orang-orang tertentu guna mencapai kepentingan pribadi, keuntungan materi, kekuasaan politik atau bisa lolos dari suatu pertikaian agama dll. Ada beberapa film di televisi yang saya tonton menggambarkan penjahat menyamar sebagai pastor atau pendeta dengan menggunakan stelan baju rohani pendeta lengkap dengan kalung salib besarnya serta memegang Alkitab di tangannya, tetapi ternyata di dalam alkitabnya itu sang pendeta menyelibkan senjata, itulah efek penggunaan symbols atau attribute. Ada semacam trend yang saat ini sedang mewabah yaitu kerohanian seseorang sering diukur atau dilihat dari simbol atau attribute keagamaan yang dipakainya ketimbang daripada perilaku atau karakter orang tersebut. Ada lagi peristiwa lainnya yang cukup mengejutkan saya pribadi ketika attribute atau simbol agama digunakan dengan cara yang tidak cocok oleh grup musik Dewa berdampak protes keras dari beberapa kelompok agama. Inilah dampak dari attribute atau simbol agama terhadap umat beragama, orang-orang cenderung "meng-Tuhankan" symbol ketimbang ajaran, perilaku, tingkah laku dan teladan dari umat beragama itu sendiri. Orang yang pakai tanda salib besar-besar baik sebagai kalung atau anting-anting belum tentu orang Kristen yang baik dan benar, ada banyak musikus dan penyanyi yang pakai anting salib, bahkan bintang film porno juga mengenakan tanda salib di tubuhnya tidak hanya berupa attribute kalung tetapi kadang berupa tatoo salib, demikian juga orang yang pakai jilbab belum tentu muslimah yang taat, sebab saya pernah nonton di TV seorang berjilbab ditangkap polisi karena membunuh anak majikannya. Tapi itulah yang terjadi attribute keagamaan telah dipakai oleh sebagian orang sebagai alat kamuflase untuk menutupi kemunafikannya. Itulah sebabnya beberapa waktu lalu pemerintah Perancis melarang siswa-siswi sekolah menggunakan symbol / attribute agama selama bersekolah, karena pemerintah Perancis sadar bahwa yang terpenting bukannya simbol tetapi kualitas seseorang dan simbol tertentu justru dapat menimbulkan perpecahan atau problematik tertentu. Coba anda renungkan siapa sebenarnya yang menciptakan simbol-simbol tersebut, apakah Tuhan atau manusia?

Di sisi lain ada situasi yang sangat mengenaskan sehubungan dengan penggunaan attribute kelompok agama, saya teringat dengan peristiwa kerusuhan bulan Mei’1998 di Jakarta, ketika orang-orang no-pribumi tokonya dibakar dan dijarah massa, pada saat itu banyak toko-toko mendadak ditulis “ini toko pribumi milik Haji Anu” dengan harapan tulisan itu akan membuat massa tidak membakar tokonya walaupun belum tentu toko tersebut miliknya seorang Haji yang pribumi. Hal yang sama terjadi ketika peristiwa kerusuhan antar etnis dan agama di ketapang, di sekitar gajah mada plaza. Mendadak pada waktu itu ada beberapa ibu-ibu yang keturunan chinese dan beragama non-Islam melepaskan attribute agamanya seperti kalung salib lalu menggunakan kerudung atau jilbab, dengan harapan mereka bisa lolos dari amukan massa. Timbul pertanyaan di benak saya pada waktu itu, sebrutal ini kah umat beragama sekarang sehingga orang bisa tega saling menyakiti dan bahkan membunuh hanya atas dasar attribute agama belaka?. Belum lagi peristiwa kerusuhan lainnya di Indonesia seperti peristiwa “Ambon berdarah” dulu yang amat sangat mengerikan, baik orang-orang Islam maupun Kristen kedua-duanya seolah-olah lupa dan bahkan tak mau peduli bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan maha pengasih dan penyayang yang secara logika tidak mungkin setuju dengan pembantaian keji demikian. Apakah agama tertentu memang mengajarkan untuk membenci agama lain yang tidak sesuai dengan agamanya?. Apakah Tuhan di atas sana juga setuju dengan kebencian atas dasar agama? Bukankah Tuhan itu maha pengasih dan maha penyayang? Tidakkah selayaknya umat beragama yang menyembah Tuhan maha pengasih dan penyayang juga mengasihi sesama umat manusia ciptaan Tuhan itu sendiri? ada satu kalimat dalam sebuah lagu kasidah “banyak yang cinta damai tapi perang makin ramai”, lalu ada apakah gerangan? Mungkinkah Setan si Iblis sedang berkarya saat ini menggunakan Agama sebagai sarananya untuk menghancurkan peradaban umat manusia di bumi ini? Jika yang terakhir ini ternyata benar bersiaplah kita menghadapi kemungkinan perpecahan dan pertikaian umat manusia atas dalil agama selanjutnya di bumi ini. Silahkan anda merenungkan hal ini dalam-dalam, bagi yang mau merenung tentunya.

Obyektifitas

Obyektifitas saat ini memang merupakan suatu hal yang sangat jarang kita temui dan sangat sulit untuk diterapkan di dalam berbagai corak kehidupan. Contoh kecil saja apa reaksi anda jika anak anda atau ayah anda atau salah satu dari anggota keluarga anda berbuat jahat dan terpaksa berhadapan dengan aparat pengadilan, biasanya kebanyakan orang akan tetap membela sanak saudaranya walaupun telah melakukan tindakan kriminal. Ikatan persaudaraan lebih kuat daripada fakta kebenaran sehingga walaupun faktanya saudara kita bertindak jahat kita cenderung untuk tetap membelanya secara subyektif, inilah yang sering disebut dengan istilah Nepotisme. Contoh lain bagaimana reaksi anda jika negara kita dihina oleh negara lain dengan sebutan sebagai negara paling korup dan paling bobrok di dunia, beberapa orang yang berjiwa nasionalis tidak akan terima dan tersinggung apabila bangsanya dihina atau dikritik walaupun kritikan tersebut beralasan, apalagi kalau yang mengkritik itu adalah negara tertentu yang memang sedang dibenci oleh kebanyakan orang Indonesia. Tidak soal apakah ungkapan tertentu tersebut memang benar dan beralasan karena notabene di Indonesia korupsi, kolusi dan nepotisme memang telah berurat berakar dan cukup beralasan jika negara kita dijuluki demikian. Tetapi seberapa banyak orang Indonesia yang mau berpikir obyektif dan mau introspeksi diri sehingga bersedia menerima dengan rendah hati kritikan dari pihak luar? Inilah yang menjadi persoalan.

Beberapa waktu lalu saya membaca artikel di surat kabar Kompas dan beberapa harian surat kabar lainnya yang mengulas tentang sepak terjang dari seorang milyarder keturunan Yahudi bernama George Sorosh yang menentang invasi Israel ke palestina. Bahkan Sorosh juga mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan, ia akan mengeluarkan uang jutaan dollar untuk menjegal George W. Bush agar tidak menjadi presiden Amerika Serikat lagi. Dia mengatakan bahwa pemerintahan Bush sangat berbahaya bagi terciptanya perdamaian antara Israel & Palestina, khususnya dan di timur tengah pada umumnya. Suatu fakta yang cukup menarik buat saya, sebab Sorosh adalah seorang Yahudi yang seharusnya membela bangsa Israel dan Amerika yang membantu bangsanya, namun sungguh suatu tindakan yang kontroversial dia menentang Amerika serikat yang notabene membantu rakyat Yahudi di Israel dalam misi menguasai Palestina padahal Israel merupakan tanah tumpah darahnya sendiri. Terlepas dari apa motivasi sebenarnya dari Sorosh dalam hal ini yang saya soroti adalah sisi keberaniannya menyatakan pendapat yang berbeda dari opini publik. Di sisi lain saya jadi teringat dengan Film “Schindler List” yang menceritakan sejarah nyata (true story) tentang seorang berkebangsaan Jerman dan juga tokoh partai Nazi bernama Oscar Schindler yang menyelamatkan ribuan orang Yahudi sehingga tidak dibantai oleh kekejaman Nazi Hitler di kamp-kamp konsentrasi pada tahun 1939-1945 dimana pada waktu itu Hitler mempropagandakan suatu genosida (pembantaian etnis) terhadap orang-orang Yahudi di Jerman. Schindler pada waktu itu benar-benar menonjol karena dia adalah tokoh terhormat di partai Nazi dan juga seorang pengusaha kaya namun dia membela rakyat Yahudi yang notabene sangat dibenci oleh orang-orang dari partai Nazi itu sendiri.

Kedua orang ini George Sorosh dan Oscar Schindler merupakan tokoh yang menurut saya dalam kadar tertentu telah sukses menerapkan obyektifitas. Mereka berdua berani melihat suatu kasus dengan fair tanpa melibatkan subyektifitas. Hal yang sama juga saya amati berkenaan dengan agama, Ada beberapa reforman Kristen jaman dahulu yang berani melawan “arus” dengan mengkritisi ajaran para pemimpin Gereja Kristen walaupun mereka adalah orang Kristen misalnya John Wycliff, William Tyndale, John Calvin, dan Martin Luther. Orang-orang tersebut adalah para tokoh cendikiawan Kristen namun berani menentang kebobrokan dan kesalahan para pemimpin agama Kristen. Namun di sisi lain kita dapat melihat fakta bahwa sepanjang sejarah ada banyak juga orang yang telah membabi-buta membela institusi agama tanpa mau sedikitpun dikritik oleh pihak lain walaupun kritikan tertentu beralasan dan bersifat membangun. Ini yang disebut dengan fanatisme buta, orang seperti ini tidak akan mau menerima kritikan apapun dari pihak lain sebab orang fanatik menganggap bahwa hanya kelompok dia sajalah yang benar sedangkan kelompok lainnya sesat dan selain itu pikirannya sudah ditutup rapat-rapat dari konsep luar apapun yang bertentangan dengan konsep kelompoknya. Ini yang disebut oleh pepatah “katak dalam tempurung” sebutan untuk orang yang tidak pernah mau membuka diri secara comprehensive terhadap hal-hal diluar konsep yang telah dia miliki. Sebenarnya konsep membuka diri tidaklah berarti menerima begitu saja konsep diluar kita, mempelajari hal tertentu bukan berarti setuju dengan hal tersebut, sebagai contoh misalnya kita belajar tentang sejarah agama-agama animisme penyembah berhala kan itu tidak berarti bahwa kita menerima dan mengikuti agama animisme tersebut, tetapi tujuannya adalah agar kita tahu fakta sejarah tentang agama-agama animisme. Demikian juga dengan fakta sejarah tentang kelemahan tertentu dari para tokoh agama yang adalah manusia biasa yang tidak sempurna, hal itu tidak akan melemahkan kedudukan Tuhan sang maha kuasa. Alkitab Injil bahkan mencatat sejarah kelemahan dari seorang Rasul yang terkenal dikalangan umat Kristen yaitu Rasul Petrus yang menyangkal Yesus sebanyak tiga kali ketika Yesus ditawan dan hendak dibunuh. - Markus 14:66-72. Selain itu Alkitab juga mencatat sejarah tentang kegagalan raja Daud yang diurapi Tuhan yang belakangan berbuat zinah dengan istri orang dan bertindak kejam - 2 Samuel 11:2-27. Demikian juga ketika nabi Musa berbuat salah tidak memuliakan Allah di hadapan orang Israel melainkan mengatakan bahwa Musa yang mengeluarkan air dari bukit Meriba bukan Tuhan. Bilangan 20:1-12. Dan bagaimana raja Salomo atau Sulaiman memiliki istri banyak ada 700 istri dan 300 gundik dan belakangan meninggalkan Allah dan menyembah berhala - 1Raja-Raja 11:1-10. Jadi sebenarnya kesimpulannya apapun kegagalan yang pernah dilakukan hamba-hamba Tuhan para Nabi dan para Rasul, itu sama sekali tidak akan mempengaruhi atau mengurangi kredibilitas kemahakuasaan dari Tuhan sang pencipta yang maha kuasa, tidakkah demikan menurut anda. Jadi janganlah kita “men-Tuhankan” Nabi atau Rasul yang notabene adalah manusia biasa, melainkan “Tuhankanlah” sang pencipta yang maha kuasa, Allah yang bertahta di Surga. Oleh karena itu berpikiran obyektif lebih bijaksana dan masuk akal ketimbang subyektif, sebab hali ini akan membuat kita lebih bisa mengendalikan diri dengan smart dan lebih dewasa dalam menanggapi segala hal yang tidak ideal di dunia ini. Selamat merenung sambil membaca artikel ini secara obyektif juga.

Fakta Ironi Langkanya Keadilan

Masih ingatkah anda dengan iklan di televisi yang berisi slogan “jalan pintas dianggap pantas”. Iklan ini sangat cocok menggambarkan situasi di dunia saat ini khususnya di Indonesia. Salah satu contohnya saja sampai bbrp bulan lalu berita tentang kasus terbunuhnya Munir, seorang aktivis HAM dan pernah aktif memimpin sebuah LSM yang bernama Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) masih berkumandang di sejumlah media massa, paling tidak masih hangat diberitakan di media internet. Informasi terakhir yang saya baca adalah istri dari Munir sampai-sampai meminta bantuan dari pihak PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam upaya mencari keadilan sejati di Indonesia sehubungan dengan kurang tuntasnya peradilan dari kasus kematian suaminya.

Munir meninggal karena Keracunan arsenic atau zat arsenikum dari makanan/minuman yang dikonsumsinya di pesawat Garuda ketika almarhum dalam perjalanan menuju Amsterdam Belanda. Terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar dalam kasus Munir tersebut, coba bayangkan betapa sulitnya mencari keadilan bagi istri Munir tersebut, dia harus mengupayakannya dari tingkat Polisi, Pengadilan, DPR, sampai ke PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), bahkan informasi terakhir kasus tersebut bisa dibawa ke pengadilan international karena melibatkan BIN (Badan Intelejen Nasional) yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Saya yakin bahwa sebenarnya tidak banyak orang yang mau begitu peduli dengan hal ini termasuk anda mungkin, namun pernahkah anda berpikir dan merenung bagaimana jika orang terdekat yang anda kasihi mengalami nasib serupa dengan Munir? Bagaimana jika suami anda atau istri anda atau anak anda diperlakukan tidak adil oleh institusi negara yang seharusnya bertindak adil?

Saya bukan hendak membahas soal kasus kematian Munir dalam tulisan saya ini, yang ingin saya tekankan adalah suatu esensi bahwa trend ketidakadilan di muka bumi ini sepanjang sejarah memang semakin parah. Kasus-kasus seperti pembunuhan Munir bukanlah sekali saja dialami manusia, ada begitu banyak kasus yang bahkan lebih parah pernah terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia di bumi ini, entah karena latar belakang kepentingan politik, masalah nasional, problem sosial, dll.

Bahkan sejarah juga mencatat berkenaan dengan ketidak-adilan di dalam institusi agama karena kepentingan wewenang dalam institusi agama atau karena perbedaan dogma. Sejarah pernah mencatat bahwa bahkan orang-orang yang berupaya mencari kebenaran malah dikejar-kejar seperti buronan karena dianggap sesat, bahkan ditangkap, dihukum, disiksa dan dibunuh. Apakah anda senang membaca? jika demikian coba anda baca-baca sejarah Kekristenan, sepanjang sejarah agama Kristen pernah melalui masa kegelapan rohani, berabad-abad yang lalu Kekristenan pernah diwarnai oleh banyaknya “peleburan filosofi dan budaya penyembah berhala paganism ke dalam Kekristenan” - ini yang disebut dengan istilah Sinkretisme, hal tersebut mengakibatkan munculnya para reformis Kristen yang dengan tulus ingin kembali mengajak para penganut Kristen untuk kembali ke ajaran yang murni Alkitab, sebut saja nama-nama mereka misalnya
Arius, John Wycliff, William Tyndale,Martin Lutherdan masih banyak lagi.

Namun ironisnya mereka mati dibunuh dan disiksa, atau dikejar-kejar menjadi buron justru atas restu dan perintah dari pemimpin agama Katolik, http://en.wikipedia.org/wiki/Inquisition. Hanya karena mereka dengan tulus ingin kembali ke ajaran murni dari Alkitab. Saya punya Encyclopedia lengkap, jika ingin pinjam dan melihat fakta-fakta sejarahnya. Arius salah seorang tokoh reformis yang berupaya meyakinkan pemimpin Katolik Roma dahulu agar supaya back to the Bible harus mati sebagai martyr (atau mati sahid), sejarah mencatat
dia mati karena diracun, hampir sama dengan kasus Munir seperti yang saya jelaskan di atas. Mengapa kebaikan dan kebenaran seolah-olah selalu tertindas oleh ketidak adilan dan kejahatan, “tanya kenapa”………….?

Maka fakta-fakta sejarah ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa kita hidup di dalam system dunia yang sedang “sakit parah” dan satu-satunya jalan keluar permanen agar tercipta suatu keadilan yang sejati hanyalah apabila sang pencipta yang maha kuasa yaitu Tuhan “turun tangan” dalam menyelesaikan segala perkara di dunia ini. Kapan hal itu terjadi? Mari kita merenungkan hal ini dan mempelajarinya.

Dilematis Antara Relative & Absolute

Pernahkah anda iseng - iseng mencoba mencocokkan waktu yang tertera pada jam tangan anda dengan semua jam tangan orang lain yang ada di kantor anda, atau diantara teman-teman anda yang lain? adakah yang persis sama waktunya? Atau kalau anda mungkin tidak pernah pakai jam tangan coba cocokkan jam di handphone anda dengan handphone teman-teman anda, apakah ada yang yang cocok waktunya secara detail (persis sama jam, menit dan detiknya). Saya berani mengatakan bahwa sangat sulit sekali untuk menemukan waktu yang persis sama antara jam kita dengan jam orang lain. Andaikata timbul pertanyaan “manakah jam yang benar dan akurat?” apakah kita bisa yakin bahwa jam kitalah yang benar sedangkan jam orang lain itu salah? Coba bayangkan ada jutaan bahkan mungkin milyaran jumlah jam tangan, jam dinding, jam handphone, jam komputer dan jam-jam lainnya di dunia ini yang tidak persis sama menitnya atau detiknya satu dengan yang lainnya. Namun demikian tidak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya ada standard waktu yang telah ditetapkan secara international untuk seluruh dunia sehingga setiap alat penunjuk waktu harus mencocokkannya agar mendapatkan waktu yang tepat sesuai standard. Akan tetapi kenyataannya setiap orang pasti akan berpegang terhadap waktu yang tertera di jam yang dipakainya tidak soal sesuai standard waktu atau tidak, bisa karena dia yakin bahwa jamnya benar sedangkan jam orang lain salah, bisa karena tidak begitu peduli, bisa juga karena tidak menemukan standard jam yang benar-benar cocok untuk dijadikan patokan waktu, bukan karena tidak ada standard waktu yang absolute melainkan karena kebanyakan orang yang malas mencocokkan jamnya dengan standard waktu tersebut, karena sebenarnya ada standard waktu yang baku yang telah ditetapkan sebagai sinkronisasi jam di dunia ini, tinggal berpulang ke kita masing-masing apakah kita mau mencocokkan atau tidak.

Seperti itulah kira-kira berkenaan dengan agama, ada begitu banyak agama dan sekte-sekte di dunia ini, dan bisa dikatakan bahwa ajaran atau doktrin dari setiap agama-agama tersebut tidak ada yang sama persis walaupun secara umum semua agama mengajarkan kebaikan namun jika dikaji secara detail pasti ada perbedaan doktrin di dalamnya (sama seperti jam-jam yang dikenakan semua orang di dunia ini yang tidak persis sama menit dan detiknya). Setiap orang yang menganut agama dan sekte tertentu pasti dengan yakin akan mengatakan bahwa agamanya yang benar sedangkan agama yang dianut orang lain salah dan sesat. Namun demikian di sisi lain ada juga orang yang memiliki pandangan liberal dengan bernalar bahwa kebenaran agama adalah bersifat relatif tidak absolute, mereka mengatakan bahwa semua agama sama-sama menuju jalan yang benar. Bagaimana menurut pendapat anda? Jika dibuat semacam survey terhadap orang-orang di dunia ini tentang agama yang dianutnya pasti akan begitu beragam pendapat dan pandangan hidup dari mereka. Mungkin ada yang apatis atau acuh-tak-acuh, skeptis atau ragu-ragu, fanatik, fundamental, pasrah mengikuti agama leluhur atau faktor keturunan, liberal, moderat, dan masih banyak lagi paradigma orang-orang di dunia ini jika terkait dengan agama. Akan tetapi bagaimanapun juga, tidakkah berkenaan agama sepantasnyalah hanya ada satu standard kebenaran yang ditetapkan okeh sang pencipta Tuhan yang maha kuasa, jika Tuhan memang pribadi yang maha tertib dan maha teratur?

Ada satu hal yang menjadi bahan renungan saya pribadi yang ingin saya share kepada anda. Mungkinkah semua agama itu benar? Tidakkah semestinya hanya ada satu saja agama yang benar? jika memang ada Tuhan mungkinkah Dia tidak menetapkan standard yang absolute berkenaan dengan agama mana yang benar sebagai satu-satunya sarana untuk dapat beribadat kepadanya? Sebagai ilustrasi, pemimpin manusia saja memiliki standard protokoler apabila ada tamu yang hendak menghadap kepadanya, katakanlah misalnya seorang raja. Mungkinkah raja tersebut akan menerima tamunya yang tidak hormat masuk ke istana raja dengan memanjat tembok istana menggunakan tali dan memakai topeng agar tidak dikenal? Sudah pasti pengawal raja akan menangkap tamu yang tidak hormat tersebut bukan? Coba kita perhatikan hal lain misalnya di dalam perusahaan ada yang namanya SOP (Standard Operational Procedure), ada juga yang namanya ISO (International Standard Organization). Orang menetapkan suatu standard adalah agar supaya segalanya berjalan dengan tertib, teratur, sistematis dan tidak kacau balau. Manusia saja memiliki standard yang baku, tidakkah selayaknya Tuhan sang pencipta yang maha cerdas memilik standard yang jelas dan baku juga yang ditetapkan kepada umat manusia untuk dapat beribadat kepadanya? kita bisa lihat dari ciptaanNya, ciptaan Tuhan jelas sekali me-representasikan sifat dan karakter dari penciptanya yaitu Tuhan, semua ciptaanNya maha teratur, maha rapih dan maha tertib, saya ambil beberapa contoh saja misalnya tata surya kita, ada sembilan planet yang diketahui oleh para ahli antariksa mengelilingi matahari secara teratur mengikuti garis lingkaran orbit didalam tata surya dan urutan orbit tersebut tertata dengan begitu rapih, salah satu planet di tata surya tersebut adalah bumi tempat kita hidup, bumi mengelilingi matahari pada orbit yang sama dari dulu sampai sekarang dan tidak pernah melenceng sedikitpun dari orbitnya, kita bisa bayangkan jika bumi posisi orbitnya mendekat atau menjauh dari matahari sedikit saja maka akan berdampak sangat serius pada iklim dan cuaca di bumi, atau andaikata bumi mengelilingi matahari dengan kecepatan yang tidak menentu maka jumlah hari-hari, bulan-bulan dan tahun-tahun akan kacau balau.

Saat ini ada begitu banyak kekacauan dan ketidak teraturan dalam hal agama baik dari segi doktrin maupun umat, bahkan agama telah menjadi sarana perpecahan, pertikaian bahkan pembantaian. Banyak orang membunuh atas nama agama, menyakiti orang lain karena doktrin yang diajarkan agamanya. Saya yakin hanya masalah waktu saja Tuhan masih belum bertindak menghakimi kekacauan dalam agama-agama di dunia ini. Tidakkah Tuhan di atas sana menginginkan hanya ada satu saluran unik untuk dapat sampai kepadanya dalam hal ibadat dan doa? Sebagaimana halnya dengan ilustrasi jam tadi bahwa sebenarnya ada standard waktu yang telah ditetapkan yang bisa menjadi patokan dari jam yang dikenakan oleh orang-orang di dunia ini yang memang mau mencocokkan waktu jamnya. Dalam dunia komputer ada yang dinamakan dengan istilah
Atomic Clock, dimana setiap orang yang ingin agar jam di komputer mereka uptodate sinkron dengan standard jam dunia maka mereka bisa otomatis mencocokkannya dengan server di atomic clock, bagi anda yang ingin mencocokkan waktu di jam komputernya bisa clickdi sini.

Kalau boleh saya jabarkan dan simpulkan secara logika akal budi mengenai agama maka kita sebenarnya dihadapkan kepada pilihan-pilihan sebagai berikut, khususnya jika anda sedang mencari kebenaran sejati, pilihan tersebut adalah sbb:

1. Semua agama benar
2. Semua agama salah
3. Ada banyak agama yang benar dan ada banyak agama yang salah (50% : 50%)
4. Semua agama benar dan hanya satu agama saja yang salah
5. Hanya ada satu agama yang benar sedangkan semua agama lainnya salah

Jika anda dihadapkan kepada pilihan di atas, yang mana yang akan saudara pilih? Kalau saya pribadi saya sudah pasti akan memilih pilihan nomor 5. “Hanya ada satu agama yang benar”. Karena saya yakin bahwa Tuhan sang pencipta pastilah maha tertib dan maha teratur, tidak mungkin Dia membiarkan kekacauan di dunia ini karena agama, hanya masalah waktu saja bahwa pada saatnya nanti Tuhan akan bertindak pada hari penghakiman (Armagedon atau Kiamat) dan akan menunjuk satu agama yang benar tersebut sebagai satu-satunya yang terbukti menjadi sarana unik sebagai saluran ibadat kepadaNya. Agama apakah itu??? saya mengundang anda untuk mencari, menggali dan menyelidikinya jika anda memang merasa belum menemukannya dan anda memang berniat mencari kebenaran sejati, namun jika anda sudah yakin betul bahwa agama yang anda anut sekarang ini adalah agama yang benar maka kita hanya tinggal menunggu hari penghakiman saja di mana Tuhan kelak akan menentukan dan memberikan bukti kepada semua umat manusia di bumi ini berkenaan agama mana sebenarnya yang layak dan berkenan kepadaNya.

Fakta Perbedaan Paradigma

Ketika timbul keadaan tertentu yang mengarah kepada suatu diskusi tentang agama atau kepercayaan diantara beberapa orang, maka bisa dipastikan akan muncul banyak sekali situasi, kondisi atau pendapat dan pandangan di antara tiap-tiap individu yang terlibat dalam diskusi tersebut. Saat ini telah begitu banyak mailing list atau group discussion dan situs-situs yang dirancang khusus untuk berkumpulnya para peminat dan pengamat agama-agama di dunia ini. Saya kadang memperhatikan di dalam beberapa forum diskusi (milis) ada yang cukup berbobot serta kritis, ada pula yang berisi obrolan tak bermutu dan cenderung hanya berupa ajang perdebatan sengit tak menentu yang bertujuan untuk menang debat saja.

Kelompok orang berdasarkan reaksi dan pandangan hidup
Dalam pengamatan saya selama ini memang ada begitu beragam reaksi orang-orang jika dihadapkan kepada diskusi tentang kepercayaan atau agama. Ada yang alergi jika berdiskusi tentang agama, ada yang tidak peduli dengan hal-hal apapun yang bersifat rohani, banyak orang yang lebih senang diskusi tentang politik, teknologi, ekonomi, manajemen dll, diskusi soal agama benar-benar dianggap tidak populer dan bahkan cenderung dianggap bodoh oleh beberapa orang, ada yang bersikap skeptis atau bahkan acuh tak-acuh terhadap agama dan lebih fokus pada hal-hal duniawi seperti mengejar karir dan harta kekayaan materi, ada yang atheis atau agnostic, bahkan ada yang sinis terhadap keberadaan agama, ada juga orang yang berprinsip bahwa agama tidak terlalu perlu dianut seseorang karena agama hanyalah label saja yang penting cukup berbuat baik dan bertingkah laku patut terhadap orang lain itu saja tidak harus beragama, ada yg takut terjadi perdebatan atau perbantahan jika berdiskusi dan mengatakan bahwa agama tidak perlu didiskusikan tidak perlu diperbandingkan ataupun diselidiki, ada yang mengatakan bahwa berdiskusi tentang agama sangat sensitif sifatnya, di sisi lain ada yang bersifat dogmatis terhadap ajarannya dan bahkan cenderung fanatik, ada juga yang pasrah menerima agama warisan yang telah dianut sejak lahir dari orang tuanya dan merasa bahwa agamanya tersebut tidak perlu lagi dikaji ulang atau diteliti kembali kebenarannya ataupun diperdebatkan, ada yang menggantungkan sepenuhnya iman dan kepercayaan mereka kepada pendetanya, pastornya atau biksunya, uztadnya sehingga tidak berani untuk didiskusiakan sebab tidak mempunyai modal pengetahuan sama sekali, andaikatapun mereka memiliki kitab suci namun itu hanya merupakan pajangan saja di atas rak buku, ada juga yang bersikap fanatisme buta, fundamentalistis & radikal, ada juga yang berpandangan liberal dan pluralism, beberapa berpandangan bahwa segala sesuatu bersifat relatif, menurut orang yang berpandangan ini tidak ada kebenaran absolute termasuk kebenaran agama, segalanya tergantung perspektif seseorang atau cara kita memandang, dan oleh karena itu tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak, beberapa berpandangan bahwa dogma atau doktrin agama tidak perlu dikritisi atau diteliti kebenarannya, jangan “mengusik” keberadaan ribuan jenis agama di dunia ini biarkan masing-masing kepercayaan berjalan sendiri-sendiri tidak usah diselidiki kebenarannya, biarkan saja berjalan apa adanya.

Itulah situasi dan paradigma berpikir yang mungkin akan kita dapati dari berbagai macam orang apabila anda dihadapkan pada suatu diskusi agama, dan mungkin bisa jadi ada seribu satu macam situasi lain yang berbeda apabila kita terlibat dalam situasi tersebut. Manakah diantara pandangan-pandangan tersebut di atas yang benar-benar cocok? itu semua berpulang kepada anda masing-masing, pendapat adalah hak prerogatif seseorang silahkan anda putuskan sendiri pilihan anda, atau mungkin anda mengatakan bahwa tidak satupun di antara konsep yang disebutkan di atas anda pegang, yah silahkan juga. Sementara itu Jika kita lihat fakta lain yang lebih ekstrim dari sisi yang berbeda ada sekelompok orang yang bahkan rela mati demi agamanya, atau rela “mematikan” orang lain atau membunuh orang lain demi agamanya pula sehingga hal ini telah mengakibatkan banyak orang di dunia ini menjadi “terganggu” atau bahkan “takut” terhadap eksistensi dari banyaknya agama-agama yang saling bertikai satu sama lain.


Apa sebenarnya definisi dari agama?
Terjemahan dari agama dalam bahasa Inggris adalah "religion", sebuah kamus menjelaskan arti dari kata Religion: “religion is a beliefs and worship: people’s beliefs and opinions concerning the existence, nature, and worship of a deity or deities, and divine involvement in the universe and human life”, sedangkan arti kata worship adalah “treat somebody or something as deity: to treat somebody or something as divine and show respect by engaging in acts of prayer and devotion” (Microsoft® Encarta® Reference Library 2003. © 1993-2002 Microsoft Corporation). Jadi di dalam kata religion terkandung makna “pengabdian”, “penyerahan diri”, “pengorbadan diri” terhadap sesuatu, bisa terhadap satu oknum atau pribadi yang berkuasa seperti Tuhan (agama-agama monoteisme), atau bisa juga terhadap kekuatan alam atau dewa-dewa dan dewi-dewi (kepercayaan polyteisme). Memang tak dapat dipungkiri bahwa sepanjang sejarah eksistensi agama di dunia ini, tatacara dari ibadat agama-agama tersebut diatur oleh suatu lembaga atau organisasi, dan organisasi tersebut dijalankan dengan berlandaskan pada hukum-hukum yang digariskan secara fundamental di dalam kitab suci dari masing-masing agama tersebut. Di dalam tiap-tiap organisasi agama hampir selalu ada struktur hirarki kepemimpinan yang akan berperan dalam mengatur tatanan organisasi dalam mengurus tatacara ibadat bagi umatnya. Tidak sedikit organisasi agama yang melibatkan dirinya dengan organisasi politik guna bertujuan untuk mendapat dukungan dari pemerintahan negara. Agama seolah-olah "kawin" dengan politik dengan motivasi utk memperoleh wewenang dan kekuatan, itulah sebabnya dulu pernah muncul pernyataan dari pemerintah negara tentang agama yang "diakui" dan "tidak diakui" negara, setiap agama yang hanya berupaya untuk tunduk secara vertikal terhadap Tuhan sang pencipta tanpa melibatkan diri dengan politik negara akan dianggap tidak menghormati pemerintah dan oposisi sehingga masuk kategori agama tidak diakui negara, ironis memang, tapi itulah faktanya. Di sisi lain ada juga agama yg tidak memiliki organisasi, namun demikian apabila suatu agama tidak memiliki hirarki kepemimpinan dan organisasi tetap saja terdapat tokoh-tokoh cendikiawan atau guru-guru agama yang berkuasa dan bertanggungjawab untuk mengajarkan serta membimbing umatnya agar tetap dalam koridor hukum fundamental dari kitab sucinya, dan biasanya kebanyakan umatnya akan tunduk, respek dan mengikuti arahan sang tokoh atau guru agama tersebut. Itu semua adalah fakta yang kita bisa lihat sendiri dari eksistensi agama-agama di dunia ini.

Akhir kata timbul pertanyaan, apakah agama atau kepercayaan perlu didiskusikan? apakah agama perlu dikaji ulang? perlukah kita mendalami agama kita atau agama orang lain? perlukan kita mengkritisi agama kita maupun agama orang lain? tidakkah sebaiknya kita pasrah saja menerima agama yg sudah kita anut sejak lahir atau agama wariwan? apakah kebenaran absolute itu memang ada? tidakkah segala hal bersifat relatif? atau mungkin pertanyaan paling mendasar, apakah memang perlu beragama atau terikat dengan organisasi agama tertentu? mari kita merenungkan pertanyaan itu semua.

Kelompok pola berpikir individu

Apabila kita mengamati perilaku berpikir setiap orang dengan seksama sehubungan dengan kepercayaan agama yang mereka anut, maka kita memang akan mendapati beragam konsep berpikir. Ada begitu banyak latar belakang yang dapat mempengaruhi paradigma berpikir seseorang terhadap agama atau kepercayaan, bisa latar belakang keluarga, pendidikan, kebudayaan, etnis atau suku, kebudayaan, kebangsaan, tradisi, status sosial, status ekonomi, pengalaman hidup dan lain-lain. Mungkin anda bertanya, bagaimana kita dapat mengetahui pola berpikir umat manusia dari segala bangsa di dunia ini?.

Kita patut bersyukur karena perkembangan teknologi saat ini telah menembus batas dimensi ruang dan waktu, media teknologi informasi dan komunikasi telah “menerobos” penghalang jarak dan waktu sehingga kita bisa mengetahui berbagai macam pola pemikiran dari berbagai negara di seluruh dunia ini, dari mulai pemikiran orang-orang di belahan barat maupun dari orang-orang di belahan timur bumi ini, mulai dari negara-negara maju, negara-negara berkembang dan bahkan negara-negara miskin. Media televisi, film bioskop/DVD, radio, suratkabar, publikasi (seperti buku-buku, tulisan-tulisan, encyclopedia, kamus dll), telekomunikasi (telephone, HP dll), khususnya media internet dlm lingkup teknologi komputer telah memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Dengan demikian selain kita bisa mengetahui berbagai macam pola pikir seseorang di wilayah kita sendiri yang dapat kita jangkau secara langsung atau secara fisik, kita juga dapat menjangkau wilayah-wilayah lainnya di seluruh dunia berkat bantuan media teknologi informasi tadi. Berdasarkan hasil pengamatan saya pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai sumber informasi yang saya sebutkan di atas, kalau boleh saya kelompokkan pandangan orang terhadap agama atau kepercayaan kira-kira dapat dibagi atas beberapa kriteria sebagai berikut :

· Apatis (acuh-tak-acuh)
------------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan apathy =
”Lack of enthusiasm or energy: lack of interest in anything, or the absence of any wish to do anything”
- Tidak terlalu peduli terhadap agama, lebih mengejar kepentingan materi (seperti harta kekayaan, karier, jabatan, kehormatan, ketenaran, hobi, kenikmatan hidup dll) daripada mendalami hal-hal yang bersifat rohani atau spiritual.
- Kadang-kadang orang yang berpandangan apatis ini, sama sekali tidak berminat untuk menyelidiki agama, baik agama yang dianutnya sendiri apalagi agama lain.
- Sekedar mengaku berstatus beragama tetapi tidak peduli apakah agama yang dianutnya benar atau salah, sehingga tidak menjalankan tatacara ibadatnya dengan konsisten dan konsekuen.
- Ada beberapa yang berpendapat “nikmatilah hidup ini sepuas-puasnya sebab besok kita akan mati”. konsep epikuros - asal kata dari “epicurean” - devoted to sensual pleasures and luxury.
- Berpandangan bahwa sekedar tidak berbuat jahat, tidak mengganggu kepentingan orang lain dan bersosialisasi terhadap sesama manusia tidak harus terlebih dahulu menganut agama tertentu.
- Ada beberapa penganut pandangan ini yang mungkin kecewa terhadap agama karena mungkin pernah membaca latar belakang sejarah “gelap” dari agama-agama dunia khususnya agamanya sendiri.
- Atau ada juga yang mungkin mengamati perkembangan agama-agama dunia sepanjang sejarah dan mendapati begitu banyaknya kemunafikan diantara para pengikutnya atau bahkan para pemimpin agama itu sendiri, sehingga hal ini menjadi suatu “batu sandungan” untuk memilih agama tertentu untuk diyakini dan dianut.
- Ada juga beberapa yang memiliki kemampuan intelektual tertentu dan mencoba menyelidik ajaran tertentu dari agama melalui kitab suci agamanya atau kitab suci agama lain, namun tidak bisa “mencerna” secara logika science dan akhirnya mengakibatkan timbulnya keraguan terhadap kebenaran agama.
- Ada yang mungkin pernah memiliki pengalaman pahit berkenaan dengan hubungan horizontal antara sesama umat beragama, mungkin pernah dikecewakan oleh pemimpin agamanya (pendetanya, atau pastornya atau ustadnya atau biksunya dll.). Dan yang membuat kecewa adalah karena institusi atau organisasi agamanya mendiamkan atau tidak peduli walaupun beberapa orang yang mengaku sebagai pemimpin spiritual bertindak munafik dan merugikan umatnya sendiri, sehingga hal ini menjadi kendala untuk dapat tetap yakin terhadap agamanya.


· Skeptis (ragu-ragu)
-------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan skeptical =
“Someone who is doubtful or noncommittal about something” / doubtful is : tending not to believe things but to question them or unsure or undecided about something.
- Sekedar mengaku bahwa dia ber-agama, namun pada hakekatnya ragu-ragu terhadap kebenaran agama yang dianutnya itu. Sehingga kelompok orang seperti ini tidak menjalankan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh, sebagai contoh sederhana kalau mereka beragama Islam tidak menjalankan shalat lima waktu secara konsisten atau corak ibadat lainnya, kalau mereka beragama Kristen tidak pernah ke gereja dan seterusnya.
- Sekedar beragama (tertera di kartu identitas mereka) tetapi tidak terlalu yakin apakah agama yang dianutnya benar atau salah, karena mungkin tidak punya dasar pengetahuan tentang agamanya sendiri.
- Ada juga beberapa yang memilik problem ketidakpuasan terhadap jawaban dari agamanya atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin pernah diajukannya para kritikus tertentu.
- Tidak terlalu menganggap bahwa Agama itu memiliki “kekuatan” rohani / spiritual / moril, hanya menganggap sebagai suatu wadah atau sarana untuk menentukan identitas ibadat seseorang saja.
- Kadang-kadang orang seperti ini mencoba-coba untuk mempelajari agamanya atau menyelidiki agama orang lain, akan tetapi tidak didasari atas motivasi yang benar (bukan untuk mencari kebenaran yang sejati) namun semata-mata untuk mencari-cari kesalahan di dalam agama agar mempunyai alasan untuk tidak beragama.
- Mudah ter-ombang ambing seperti ombak di lautan karena tidak memiliki pendirian yang teguh berkenaan suatu kepercayaan agama, hal ini disebabkan karena kurangnya dasar pengetahuan tentang kitab suci atau pengetahuan lainnya yang dapat mendukung seseorang dalam proses berpikir serta bertindak sesuai imannya.

· Submissive (pasrah/patuh/menyerah/tunduk tanpa syarat)
------------------------------------------------------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan submissive =
“ready to submit to others: giving in or tending to give in to the demands or the authority of others”.
- Berpandangan bahwa kepercayaan atau agama adalah warisan dari bapak/kakek/leluhur yang harus diikuti dengan pasrah dan patuh.
- Tidak perlu terlalu meng-kritisi agama warisan yang sudah dianut sejak lahir, terima saja dengan pasrah dan tunduk tanpa syarat, dan tanpa perlu bertanya denga kritis mengapa begini mengapa begitu.
- Sangat tulus dan patuh menjalankan tatacara agamanya sesuai dengan ajaran-ajaran dari para pemimpin agamanya dan sangat menyandarkan dasar pengetahuan agamanya kepada para guru agama dan para pemimpin agamanya seperti pastor, pendeta, ahli teologi, ustadz, da’i, biksu, biksuni dll) tanpa terlalu kritis meneliti kembali apa yang dikatakan oleh para pemimpin agamanya tersebut.
- Ada beberapa yang bahkan belum pernah membaca kitab suci agamanya sendiri secara keseluruhan, karena mereka merasa puas hanya dengan mendengarkan para pemimpinnya berkhotbah saja. Namun demikian mereka tetap bisa ber-Iman dan beribadat secara tulus, karena konsepnya adalah iman tidak harus didasari atas pengetahuan logika tapi hati nurani.
- Cenderung untuk menutup diri dengan konsep ajaran diluar agama warisan yang sudah dianut, atau mungkin takut untuk mempelajari konsep kepercayaan lain atau takut pindah agama.
- Agama atau kepercayaan terkadang bersifat dogmatis atau indoktrinisasi yang turun-temurun sudah dianut oleh nenek-moyangnya, dan tidak perlu lagi diuji kebenarannya ataupun direformasi walaupun dogma tersebut belum tentu berdasarkan kitab suci agamanya dan belum diuji kebenarannya.
- Menjalankan ibadatnya sebagai rutinitas yang bersifat mekanis, sebagai contoh bagi yang beragama Kristen secara rutin pergi ke gereja setiap minggu, merayakan Natal setiap tahun namun ketika ditanya apakah dirinya pernah membaca Alkitab secara keseluruhan mereka menjawab belum pernah. Bagi yang beragama Islam ada yang shalat secara teratur, mebayar zakat, berpuasa, naik haji dll namun ketika ditanya apakah dirinya mengerti isi dari kitab suci Al-Quran mereka menjawab tidak terlalu ngerti, dan seterusnya, mereka tulus menjalankan rutinitas ibadatnya tanpa didasari atas pengetahuan yang seksama mengenai ibadat rutin yang sedang dijalankannya tersebut, karena menjalaninya sesuai dengan kebiasaan turun-temurun dari orang tuanya atau mungkin dari para alim-ulama yang meng-indoktinisasi mereka.
- Agak alergi atau risi terhadap konsep pemikiran baru atau konsep yang bertentangan dengan dogma yang telah dianutnya sejak kecil, apalagi jika konsep baru tersebut bertentangan dengan dogma atau doktrin yang dianutnya itu.
- Jika ada kritik terhadap dogma atau doktrin agamanya yang berdasar dan tidak bisa dijawab, maka mereka akan lebih mengandalkan imannya semata ketimbang termotifasi untuk mencari tahu kebenaran yang sejati dengan akal pikiran.
- Sangat sensitif dan mungkin akan cenderung emosi serta marah jika ada konsep lain yang mengkritisi ajaran agamanya walaupun kritik yang diberikan itu bisa jadi sangat berdasar dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Iman atau kepercayaan adalah suatu hal yang bersifat batiniah dan terkadang bersifat misteri tanpa harus didasarkan atas akal sehat atau logika bahkan terkadang sifatnya abstrak, dan pengetahuan agama tidak perlu digali, dipelajari atau diteliti dengan menggunakan akal pikiran, cukup dengan hati nurani saja.
- Ber-iman hanya didasari atas dorongan emosional belaka ketimbang akal pikiran, sebagai contoh ada seseorang yang mungkin pernah menderita penyakit panjang, namun ketika “dapat disembuhkan” oleh pendeta / pastor / ustadz secara mukjizad maka orang ini akan segera percaya dengan agamanya hanya atas dasar itu saja. Atau mungkin ada yang melihat “kesaktian” dari guru agamanya atau ulamanya mereka langsung tertarik untuk mempercayainya.
- Biasanya mengindikasikan ajaran yg benar dari skala kuantitatif atau jumlah pengikut (jika jumlah pengikutnya banyak maka otomatis ajaran itu benar, jika jumlah pengikutnya sedikit atau jika masyarakat serta penguasa politik mendiskreditkan agama tersebut maka otomatis mereka dengan “pasrah” akan ikut memfonis bahwa ajaran itu salah atau sesat tanpa mau peduli atau mau menyelidiki kebenaran yang sesungguhnya)


· Atheis (tidak percaya akan keberadaan Tuhan)
---------------------------------------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan atheis =
“unbeliever in God or deities: somebody who does not believe in God or deities” dan beberapa kamus mendefinisikan agnostic = “somebody denying God’s existence is provable: somebody who believes that it is impossible to know whether or not God exists”
- Kebanyakan penganut pandangan ini memiliki paham filsafat materialis, artinya mereka hanya mempercayai sesuatu yang dapat dilihat atau dirasakan dengan panca indra manusia seperti benda-benda berwujud, semua materi-materi yang dapat dilihat holeh mata dan di rasakan oleh panca indra lain dari tubuh manusia sajalah yang exist, kalau tak terlihat dan tidak terasa maka dianggap tidak ada.
- Mereka juga tidak mempercayai adanya proses penciptaan terhadap alam semesta dan manusia, mereka lebih mempercayai teori para ilmuwan yang mengatakan bahwa semua keberadaan di alam semesta dan keberadaan manusia terjadi dengan sendirinya, alam semesta terjadi karena adanya peristiwa “big bang” sementara manusia terjadi karena suatu proses evolusi – teori Charles Darwin.
- Karena kelompok orang yang berpandangan seperti ini sama sekali tidak percaya eksistensi dari Tuhan / Allah, maka secara otomatis sudah pasti tidak akan percaya terhadap agama, agama dianggap mereka hanya seperti “candu” yang hanya merupakan pelarian dari orang-orang yang menderita atau tertindas agar mendapat kenyamanan semu.
- Sangat mengandalkan ilmu pengetahuan/science, dan sangat memiliki kepercayaan diri yang tinggi apabila mereka telah memiliki kemampuan intelektual dan memiliki titel serta gelar-gelar akademis seperti Professor, Doktor, Sarjana. Jika mereka sudah mencapai tingkat pendidikan yang tinggi maka buat mereka ilmu pengetahuan adalah semacam “Tuhan” bagi mereka tempat mereka mencari jawaban atas segala misteri kehidupan, sehingga agama tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang berharga melainkan dianggap hanya sebagai dongeng “isapan jempol” belaka.

· Agnostic (tidak begitu yakin bahwa kebenaran absolute agama dapat ditemukan atau bahwa Tuhan dapat dibuktikan keberadaannya)
------------------------------------------------------------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan agnostic =
“somebody who believes that it is impossible to know whether or not God exists” (The term “agnostic” (from the Greek word agnostos, “unknown”) was coined by the 19th-century British scientist Thomas H. Huxley, who also helped to popularize the Darwinian theory of evolution".
- Orang yang berpandangan Agnostik dapat dikatakan berdiri di persimpangan jalan di antara theis dan atheis (antara percaya dan tidak percaya akan eksistensi Tuhan), jadi tidak mempunyai pendirian yang jelas dan tegas akan kepercayaan terhadap Tuhan, apalagi terhadap agama.
- Berpandangan bahwa amat sangat mustahil untuk dapat membuktikan adanya kebenaran absolute dari Agama atau adanya kebenaran Tuhan.
- Berpandangan bahwa amat sangat mustahil untuk dapat membuktikan eksistensi dari Tuhan, walaupun Dia ada.

· Liberal, Moderat, Pluralism, Flexibel, Universal
----------------------------------------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan Liberal =
“Tolerant of different views and standards of behavior in others” or “somebody who favors tolerance or reform”
- Kebenaran hanyalah bersifat relatif, tidak ada kebenaran yang absolute, atau tidak akan ada the ultimate truth.
- Setiap orang bebas dan berhak berpendapat tentang kebenaran berdasarkan perspektif masing-masing
- Membuka diri terhadap segala jenis ilmu agama dari berbagai sumber kepercayaan.
- Mempunyai konsep bahwa semua agama adalah jalan yang sama menuju Tuhan.
- Mempunyai konsep bahwa ada kebaikan, kebenaran dan kesucian di dalam setiap agama
- Agama seharusnya bersifat universal dan menerima segala jenis perbedaan tidak soal apapun perbedaan itu
- Lebih meng-unggulkan science, pengetahuan sekuler, dan logika semata untuk menentukan benar atau salah.
- Memiliki toleransi yang tinggi terhadap segala penyimpangan agama dari kitab sucinya, karena tidak terlalu menganggap bahwa kitab suci adalah satu-satunya dasar fundamental berpijak.
- Tidak terlalu mendasarkan konsep berpikirnya dengan kitab suci dari agamanya, atau tidak terlalu “alkitabiah” walaupun mereka tetap mengakui adanya kebenaran di dalam kitab suci, tetapi kelompok ini juga menerima konsep dari filsafat-filsafat atau filosophy dari sumber-sumber non-agama.
- Terkadang mencoba untuk menafsirkan sendiri ayat-ayat Alkitab sesuai dengan sudut pandangan masing-masing untuk membenarkan konsep berpikirnya sendiri.
- Ada sebagian penganut paham ini yang bahkan tidak terlalu yakin bahwa kitab suci agamanya autentik dan dapat dipercaya sepenuhnya, atau kurang yakin jika kitab sucinya dapat dijadikan satu-satunya pedoman dasar, karena mereka menerima pedoman-pedoman lainnya selain kitab suci.
- Mereka tidak mempermasalahkan apabila terjadi proses “mengawinkan” atau “meleburkan” konsep agama dengan tradisi budaya (sinkretisme), kitab suci dengan filsafat dan philosophy dan berbagai ilmu pengetahuan dari berbagai sumber menjadi suatu konsep yang seolah-olah “berhikmat” dan bijaksana.

· Fanatic / Extreem (Frantic atau Frenzied)
---------------------------------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan Fanatic = “somebody who has extreme and sometimes irrational enthusiasms or beliefs, especially in religion“
- Agama dapat menjadi tembok yang mengelompokkan pengikutnya dalam satu kesatuan exlcusive, sehingga orang-orang yang berada di luar kelompoknya adalah kelompok sesat dan tidak perlu diperhitungkan, atau bahkan perlu dimusuhi, sedangkan kelompoknya adalah kelompok yang paling benar dan layak masuk ke “surga”.
- Secara umum kebanyakan umatnya percaya secara mutlak terhadap para pemimpin agamanya atau tokoh-tokoh agamanya, tanpa perlu menyelidiki secara pribadi apakah ajaran dari tokoh-tokoh mereka sudah benar-benar teruji kebenaranannya berdasarkan riset pribadi, melainkan hanya sekedar dengan tulus mengikuti perintah dari para pemimpinnya saja, dengan kata lain sangat fanatik terhadap kepercayaannya.
- Kebanyakan anggotanya senang menonjolkan semangat emosional kepada publik guna mendapat simpatik atau kesan bahwa mereka taat beribadah dan bahwa golongan agamanya harus dibenarkan dan dibela.
- Anggotanya mudah sekali terprovokasi oleh issue-issue yang bersifat memecah belah
- Lebih senang menjalankan ibadatnya secara lahiriah dan emosional ketimbang secara rasional.
- Senang menonjolkan tata cara ibadatnya dihadapan umum, untuk memperlihatkan kepada orang lain betapa “ber-agamanya” dan betapa alimnya mereka dibandingkan dengan orang-orang dari agama lainnya.
- Sangat kritis terhadap kelompok agama lain, jarang sekali yang mau kritis terhadap agamanya sendiri, dan terkadang terkesan lebih senang mencari-cari kesalahan orang ketimbang intropeksi terhadap diri sendiri atau terhadap kelompoknya.
- Apabila kelompoknya diperlakukan dengan cara tertentu yang mengakibatkan mereka tersinggung atau dirugikan, maka mereka tidak akan diam atau cepat memaafkan, namun cenderung responsif membalasnya dengan cara yang lebih ekstrim dan keras terhadap siapapun yang mengakibatkan kelompok mereka dirugikan.
- Para pemimpin dan anggotanya senang mengangkat dirinya sendiri menjadi hakim atas orang lain dengan dalil agama yang diyakininya.
- Terkadang sangat membela sesama anggotanya, meskipun anggotanya mungkin merugikan pihak lain, tetapi selama anggotanya bertindak sesuai dengan tata cara agamanya, mereka tidak perduli dengan penderitaan yang dialami oleh orang lain akibat dari tindakan anarkis salah satu kelompoknya yang didasarkan atas tata cara agamanya.
- Kadang-kadang dalam suatu situasi tertentu bisa meng-halalkan segala cara (walaupun cara tersebut dapat merugikan pihak lain) dengan dasar dalil yang berusaha dicari-cari ayat dari kitab sucinya untuk pembenaran tindakannya.
- Menjalankan ibadatnya dengan cara yang terkadang diluar akal manusia atau tidak rasional melainkan bersifat emosional tanpa akal sehat
- Kadang-kadang beberapa anggotanya rela mati demi agamanya, dan ironisnya rela membunuh orang juga demi agamanya (atau lebih tepat demi kepentingan pribadinya karena dengan menjalankan tindakan tersebut mereka yakin bahwa mereka akan masuk ke surga).

· Fundamental / Radikal (Dasar atau akar dari suatu prinsip)
-------------------------------------------------------------------------
Beberapa kamus mendefinisikan Fundamental atau Radical =
“relating to or affecting the underlying principles or structure of something” or “basic principle or element: a basic and necessary component of something, especially an underlying rule or principle” or “relating to or affecting the basic nature or most important features of something”
- Sangat percaya bahwa agama yang benar hanya ada satu, dan bahwa agama yang dianutnya itulah yang benar.
- Tidak setuju dengan konsep liberalism bahwa semua agama adalah jalan yang benar
- Berupaya untuk kembali mendasarkan praktek agamanya dengan kitab sucinya sebagai prinsip fundamental
- Berupaya untuk mencari kebenaran berdasarkan kitab sucinya
- Sangat giat melaksanakan ajaran agamanya dengan iman yang kokoh
- Sangat ber-iman dan yakin bahwa agamanya adalah benar dan agama yang lain adalah salah atau sesat.

Semua point yang saya jabarkan di atas hanyalah merupakan hasil analisa dan pandangan saya pribadi, belum tentu benar, terserah anda mau terima atau tidak, jika anda menyangkal dan menyanggah pendapat saya tersebut silahkan memberikan komentar yang dapat dibuktikan melalui fakta dan memiliki dasar kebenaran bahwa hasil analisa saya tersebut salah. Namun demikian point - point yang saya jabarkan tersebut merupakan fakta yang dapat anda temui di sekitar anda, silahkan buktikan sendiri, bahkan anda sendiri bisa merenungkan kira-kira anda memiliki pola berpikir/paradigma seperti apa. Atau mungkin anda merasa tidak satupun dari point tersebut di atas yang cocok dengan kondisi anda pribadi, namun bagaimanapun juga point-point tersebut secara garis besar memang terbukti mewakili kelompok tertentu dari masyarakat manusia dalam memandang agama atau kepercayaan. Timbul pertanyaan bagaimana semua pandangan tersebut di atas dapat “mengilhami” paradigma atau pola berpikir umat manusia terhadap agama sepanjang sejarah existensi manusia itu sendiri di atas bumi ini? jawabannya sangat kompleks, selain daripada berbagai latar belakang seseorang yang saya sebutkan sebelumnya, beberapa kondisi juga dapat menyebabkan hal tersebut terjadi, bisa karena Agama itu sendiri seolah-olah sudah tidak memiliki kekuatan atau telah kehilangan “power” atau “wewenang” terhadap pengikutnya. Bisa juga karena sepanjang sejarah para pemimpin agamanya telah bertindak munafik dalam arti tidak menjalankan ajaran agamanya sesuai dengan apa yang mereka perintahkan terhadap para umatnya. Bisa juga karena penderitaan yang dialami umat manusia sepanjang zaman sehingga mereka bingung dan tidak bisa menerima fakta bahwa jika memang ada oknum yang bernama Tuhan yang maha kuasa di atas sana mengapa Dia membiarkan penderitaan umat manusia di atas muka bumi ini seolah-olah Tuhan tidak pernah mau peduli atas segala penderitaan, kejahatan, bencana alam dan semua hal negatif yang menimpa umat manusia sepanjang sejarah keberadaan manusia di atas bumi ini. Namun demikian seharusnya jika memang kebenaran sejati itu ada, maka semua jawaban atas fakta dan pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benak setiap insan manusia dapat terjawab. Mari kita merenungkan hal ini bersama-sama.

My Vehicle
KENDARAAN KUNO YANG IDEAL UNTUK MASA DEPAN, BEBAS POLUSI, BEBAS MACET, IRIT BIAYA TRANSPORTASI KARENA BEBAS BBM DAN JANTUNG SEHAT KARENA BERKENDARAAN SAMBIL BEROLAHRAGA
di susun oleh : M.Andri Julianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar